surat al an am ayat 103 latin dan artinya

103 لَا تُدۡرِكُهُ الۡاَبۡصَارُ وَهُوَ يُدۡرِكُ الۡاَبۡصَارَ‌ۚ وَهُوَ اللَّطِيۡفُ الۡخَبِيۡرُ. Laa tudrikuhul absaaru wa Huwa yudrikul absaara wa huwal Lateeful Khabeer. Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu, dan Dialah Yang Mahahalus, Mahateliti.
PembahasanTafsir Surat Al An'am Ayat 100-103 ini diakhiri dengan penyataan Allah swt bahwasannya Ia Maha Suci dari segala yang mereka tuduhkan. Allah yang menguasai Alam beserta isinya. Ia juga yang mengatur Alam dengan begitu runtutnya. Tidak ada sekutu bagiNya. Allah menjelaskan bahwa orang-orang musyrik menjadikan jin sekutu bagi Allah.
Pengetahuan tentang gaib secara khusus hanya Allah yang tahu. Sebagaimana dijabarkan dalam Al-Qur'an, salah satunya melalui surat Al An'am ayat Al An'am merupakan surat ke 6 dalam Alquran. Surat ini terdiri dari 165 ayat dan termasuk pada golongan surat hampir seluruh surat ini diturunkan sebelum Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam sebelum berhijrah ke ayat 59 dari surat Al An'am, membahas mengenai perkara-perkara gaib yang hanya diketahui oleh lebih memahami, yuk, simak bacaan dan arti dari ayat tersebut!Baca Juga Bacaan Surat Ali Imran 103, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin, dan TafsirannyaBacaan Surat Al-An'am Ayat 59 Lengkap dengan ArtinyaFoto Bacaa Surat Al-An&x27;am ayat 59 Lengkap dengan Artinya Orami Photo StocksFoto ayat-ayat dalam Al-Qur'an Orami Photo StockBerikut bacaan surat Al An'am ayat 59 lengkap dengan tulisan arab, latin, dan artinya agar mudah memahami makna yang terkandung di dalam ayat مَفَاتِحُ ٱلْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَآ إِلَّا هُوَ ۚ وَيَعْلَمُ مَا فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ ۚ وَمَا تَسْقُطُ مِن وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِى ظُلُمَٰتِ ٱلْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِى كِتَٰبٍ مُّبِينٍWa 'indahụ mafātiḥul-gaibi lā ya'lamuhā illā huw, wa ya'lamu mā fil-barri wal-baḥr, wa mā tasquṭu miw waraqatin illā ya'lamuhā wa lā ḥabbatin fī ẓulumātil-arḍi wa lā raṭbiw wa lā yābisin illā fī kitābim mubīnArtinyaDan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya pula, dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata Lauh Mahfudz" QS Al An'am 59Baca Juga Bacaan Surat An Nisa Ayat 1 Beserta Arti dan TafsirTafsir Surat Al An'am Ayat 59Foto Tafsir Surat Al An&x27;am Ayat 59 Foto membaca Al-Qur'an Sumber Orami Photo StockMelansir dari tafsirweb, berdasarkan tafsir dari Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah berikut tafsir Surat Al An'am ayat pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib وَعِندَهُۥ مَفَاتِحُ الْغَيْبِMaksudnya adalah tempat-tempat disimpannya hal-hal lain mengatakan maknanya adalah kunci-kunci perbendaharaan hal-hal ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri لَا يَعْلَمُهَآ إِلَّا هُوَTidak ada satupun makhluk Allah, baik penghuni langit maupun bumi yang mengetahui hal-hal yang gaib yang Allah jadikan hanya untuk ini merupakan bantahan atas kebohongan-kebohongan para dukun, peramal bintang, dan lainnya yang mengaku hal-hal yang tidak mereka Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan وَيَعْلَمُ مَا فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِBaik itu hewan-hewan maupun benda mati dengan ilmu yang tiada sehelai daun pun yang gugur dari pohonnya وَمَا تَسْقُطُ مِن وَرَقَةٍmelainkan Dia mengetahuinya إِلَّا يَعْلَمُهَاYakni mengetahui waktu dan tempat tidak sebutir biji-pun yang ada dalam kegelapan bumi وَلَا حَبَّةٍفِى ظُلُمٰتِ الْأَرْضِDi tempat gelap di dalam perut bumi hanya Allah yang tidak sesuatu yang basah atau yang kering melainkan tertulis dalam kitab yang nyata وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِى كِتٰبٍ مُّبِينٍHal tersebut meliputi segala hal yang ada yakni dalam lauhul Juga Tafsir Surat Ali Imran 134, Ini 4 Sifat Orang Bertaqwa Menurut AlquranKandungan Surat Al An'am Ayat 59Foto Kandungan Surat Al An&x27;am Ayat 59 Foto mentadaburi Al-Qur'an Orami Photo StockSurat Al An'am ayat 59 ini menjelaskan mengenai kunci-kunci gaib yang tidak diketahui kecuali oleh Allah Ta' terjadinya hari kiamat, turunnya hujan, janin yang di dalam rahim, rezeki di masa depan dan mengenai kematian adalah perkara gaib yang pengetahuan tersebut hanya milik malaikat dan nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak mengetahui tentang perkara gaib seperti kapan terjadinya hari ini juga merupakan bantahan terhadap ramalan para dukun dan orang-orang yang mengaku mengetahui perkara itu Islam melarang mendatangi dan membenarkan tukang kebenaran tukang ramal atau pun dukun seperti ini dihukumi kafir atau keluar dari agama tersebut merupakan syirik dan membatalkan tauhid kepada Allah yang disebabkan perbuatan mempercayai selain Allah Ta' mengetahui hal gaib secara khusus hanya Allah yang Juga Perbedaan Musyrik dan Syirik dalam Agama Islam, Disertai Ciri-ciri dan Contoh PerbuatannyaPengetahuan Allah itu luas yang tidak dapat kita yang terjadi Allah pasti mengetahui bahkan sebelum peristiwa tersebut belum terjadi dan akan itu, siapa yang bisa menghitung jenis makhluk yang ada di daratan banyak hewan, serangga, gunung, pohon, sungai dan makhluk yang ada di lautan. Hanya Allah yang mengetahui hal sesuatu yang terjadi di dalam kehidupan ini sudah dicatat oleh Allah di dalam lauhul ada kejadian yan terjadi begitu saja tanpa seizin Allah Ta' tak lepas dari kehendak Allah yang telah menciptakan alam yang gugur dari pohonnya juga tak lepas dari kehendak pun dengan biji yang sangat kecil yang tidak diketahui oleh mata dan kegelapan bumi, Allah juga apapun mengenai kehidupan ini terjadi semua atas kehendak Zat yang telah menciptakan alam semesta, Allah Ta' penjelasan mengenai surat Al An'am ayat menambah pengetahuan ilmu agama Moms dan Dads, ya!
Hatinyasurat al an am latin. Dan dialah yang maha halus . Download Al Quran Lengkap Latin Dan Terjemahan Indonesia Apk Inter Reviewed from tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang dia dapat melihat segala yang kelihatan; Kumpulan gambar tentang surat al an am ayat 103 latin dan artinya, klik untuk melihat koleksi gambar lain di kibrispdr.org. Mostly by managing
Tulisan atau Teks Latin Surat Al An’am. Ini merupakan surat yang ke-6 di dalam Al Qur’an dan terdiri dari 165 ayat. Baca juga surat Al An’am teks Arab, terjemah bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Al An’am – الأنعام 1. alhamdu lillaahi alladzii khalaqa alssamaawaati waal-ardha waja’ala alzhzhulumaati waalnnuura tsumma alladziina kafaruu birabbihim ya’diluuna 2. huwa alladzii khalaqakum min thiinin tsumma qadaa ajalan wa-ajalun musamman indahu tsumma antum tamtaruuna 3. wahuwa allaahu fii alssamaawaati wafii al-ardhi ya’lamu sirrakum wajahrakum waya’lamu maa taksibuuna 4. wamaa ta/tiihim min aayatin min aayaati rabbihim illaa kaanuu anhaa mu’ridhiina 5. faqad kadzdzabuu bialhaqqi lammaa jaa-ahum fasawfa ya/tiihim anbaau maa kaanuu bihi yastahzi-uuna 6. alam yaraw kam ahlaknaa min qablihim min qarnin makkannaahum fii al-ardhi maa lam numakkin lakum wa-arsalnaa alssamaa-a alayhim midraaran waja’alnaa al-anhaara tajrii min tahtihim fa-ahlaknaahum bidzunuubihim wa-ansya/naa min ba’dihim qarnan aakhariina 7. walaw nazzalnaa alayka kitaaban fii qirthaasin falamasuuhu bi-aydiihim laqaala alladziina kafaruu in haadzaa illaa sihrun mubiinun 8. waqaaluu lawlaa unzila alayhi malakun walaw anzalnaa malakan laqudhiya al-amru tsumma laa yunzharuuna 9. walaw ja’alnaahu malakan laja’alnaahu rajulan walalabasnaa alayhim maa yalbisuuna 10. walaqadi istuhzi-a birusulin min qablika fahaaqa bialladziina sakhiruu minhum maa kaanuu bihi yastahzi-uuna 11. qul siiruu fii al-ardhi tsumma unzhuruu kayfa kaana aaqibatu almukadzdzibiina 12. qul liman maa fii alssamaawaati waal-ardhi qul lillaahi kataba alaa nafsihi alrrahmata layajma’annakum ilaa yawmi alqiyaamati laa rayba fiihi alladziina khasiruu anfusahum fahum laa yu/minuuna 13. walahu maa sakana fii allayli waalnnahaari wahuwa alssamii’u al’aliimu 14. qul aghayra allaahi attakhidzu waliyyan faathiri alssamaawaati waal-ardhi wahuwa yuth’imu walaa yuth’amu qul innii umirtu an akuuna awwala man aslama walaa takuunanna mina almusyrikiina 15. qul innii akhaafu in ashaytu rabbii adzaaba yawmin azhiimin 16. man yushraf anhu yawma-idzin faqad rahimahu wadzaalika alfawzu almubiinu 17. wa-in yamsaska allaahu bidhurrin falaa kaasyifa lahu illaa huwa wa-in yamsaska bikhayrin fahuwa alaa kulli syay-in qadiirun 18. wahuwa alqaahiru fawqa ibaadihi wahuwa alhakiimu alkhabiiru 19. qul ayyu syay-in akbaru syahaadatan quli allaahu syahiidun baynii wabaynakum wauuhiya ilayya haadzaa alqur-aanu li-undzirakum bihi waman balagha a-innakum latasyhaduuna anna ma’a allaahi aalihatan ukhraa qul laa asyhadu qul innamaa huwa ilaahun waahidun wa-innanii barii-un mimmaa tusyrikuuna 20. alladziina aataynaahumu alkitaaba ya’rifuunahu kamaa ya’rifuuna abnaa-ahum alladziina khasiruu anfusahum fahum laa yu/minuuna 21. waman azhlamu mimmani iftaraa alaa allaahi kadziban aw kadzdzaba bi-aayaatihi innahu laa yuflihu alzhzhaalimuuna 22. wayawma nahsyuruhum jamii’an tsumma naquulu lilladziina asyrakuu ayna syurakaaukumu alladziina kuntum taz’umuuna 23. tsumma lam takun fitnatuhum illaa an qaaluu waallaahi rabbinaa maa kunnaa musyrikiina 24. tsumma lam takun fitnatuhum illaa an qaaluu waallaahi rabbinaa maa kunnaa musyrikiina 25. waminhum man yastami’u ilayka waja’alnaa alaa quluubihim akinnatan an yafqahuuhu wafii aatsaanihim waqran wa-in yaraw kulla aayatin laa yu/minuu bihaa hattaa idzaa jaauuka yujaadiluunaka yaquulu alladziina kafaruu in haadzaa illaa asaathiiru al-awwaliina 26. wahum yanhawna anhu wayan-awna anhu wa-in yuhlikuuna illaa anfusahum wamaa yasy’uruuna 27. walaw taraa idz wuqifuu alaa alnnaari faqaaluu yaa laytanaa nuraddu walaa nukadzdziba bi-aayaati rabbinaa wanakuuna mina almu/miniina 28. bal badaa lahum maa kaanuu yukhfuuna min qablu walaw rudduu la’aaduu limaa nuhuu anhu wa-innahum lakaadzibuuna 29. waqaaluu in hiya illaa hayaatunaa alddunyaa wamaa nahnu bimab’uutsiina 30. walaw taraa idz wuqifuu alaa rabbihim qaala alaysa haadzaa bialhaqqi qaaluu balaa warabbinaa qaala fadzuuquu al’adzaaba bimaa kuntum takfuruuna 31. qad khasira alladziina kadzdzabuu biliqaa-i allaahi hattaa idzaa jaa-at-humu alssaa’atu baghtatan qaaluu yaa hasratanaa alaa maa farrathnaa fiihaa wahum yahmiluuna awzaarahum alaa zhuhuurihim alaa saa-a maa yaziruuna 32. wamaa alhayaatu alddunyaa illaa la’ibun walahwun walalddaaru al-aakhirati khayrun lilladziina yattaquuna afalaa ta’qiluuna 33. qad na’lamu innahu layahzunuka alladzii yaquuluuna fa-innahum laa yukadzdzibuunaka walaakinna alzhzhaalimiina bi-aayaati allaahi yajhaduuna 34. walaqad kudzdzibat rusulun min qablika fashabaruu alaa maa kudzdzibuu wauudzuu hattaa ataahum nashrunaa walaa mubaddila likalimaati allaahi walaqad jaa-aka min naba-i almursaliina 35. wa-in kaana kabura alayka i’raaduhum fa-ini istatha’ta an tabtaghiya nafaqan fii al-ardhi aw sullaman fii alssamaa-i fata/tiyahum bi-aayatin walaw syaa-a allaahu lajama’ahum alaa alhudaa falaa takuunanna mina aljaahiliina 36. innamaa yastajiibu alladziina yasma’uuna waalmawtaa yab’atsuhumu allaahu tsumma ilayhi yurja’uuna 37. waqaaluu lawlaa nuzzila alayhi aayatun min rabbihi qul inna allaaha qaadirun alaa an yunazzila aayatan walaakinna aktsarahum laa ya’lamuuna 38. wamaa min daabbatin fii al-ardhi walaa thaa-irin yathiiru bijanaahayhi illaa umamun amtsaalukum maa farrathnaa fii alkitaabi min syay-in tsumma ilaa rabbihim yuhsyaruuna 39. waalladziina kadzdzabuu bi-aayaatinaa shummun wabukmun fii alzhzhulumaati man yasya-i allaahu yudhlilhu waman yasya/ yaj’alhu alaa shiraathin mustaqiimin 40. qul ara-aytakum in ataakum adzaabu allaahi aw atatkumu alssaa’atu aghayra allaahi tad’uuna in kuntum shaadiqiina 41. bal iyyaahu tad’uuna fayaksyifu maa tad’uuna ilayhi in syaa-a watansawna maa tusyrikuuna 42. walaqad arsalnaa ilaa umamin min qablika fa-akhadznaahum bialba/saa-i waaldhdharraa-i la’allahum yatadharra’uuna 43. falawlaa idz jaa-ahum ba/sunaa tadharra’uu walaakin qasat quluubuhum wazayyana lahumu alsysyaythaanu maa kaanuu ya’maluuna 44. falammaa nasuu maa dzukkiruu bihi fatahnaa alayhim abwaaba kulli syay-in hattaa idzaa farihuu bimaa uutuu akhadznaahum baghtatan fa-idzaa hum mublisuuna 45. faquthi’a daabiru alqawmi alladziina zhalamuu waalhamdu lillaahi rabbi al’aalamiina 46. qul ara-aytum in akhadza allaahu sam’akum wa-abshaarakum wakhatama alaa quluubikum man ilaahun ghayru allaahi ya/tiikum bihi unzhur kayfa nusharrifu al-aayaati tsumma hum yashdifuuna 47. qul ara-aytakum in ataakum adzaabu allaahi baghtatan aw jahratan hal yuhlaku illaa alqawmu alzhzhaalimuuna 48. wamaa nursilu almursaliina illaa mubasysyiriina wamundziriina faman aamana wa-ashlaha falaa khawfun alayhim walaa hum yahzanuuna 49. waalladziina kadzdzabuu bi-aayaatinaa yamassuhumu al’adzaabu bimaa kaanuu yafsuquuna 50. qul laa aquulu lakum indii khazaa-inu allaahi walaa a’lamu alghayba walaa aquulu lakum innii malakun in attabi’u illaa maa yuuhaa ilayya qul hal yastawii al-a’maa waalbashiiru afalaa tatafakkaruuna 51. wa-andzir bihi alladziina yakhaafuuna an yuhsyaruu ilaa rabbihim laysa lahum min duunihi waliyyun walaa syafii’un la’allahum yattaquuna 52. walaa tathrudi alladziina yad’uuna rabbahum bialghadaati waal’asyiyyi yuriiduuna wajhahu maa alayka min hisaabihim min syay-in wamaa min hisaabika alayhim min syay-in fatathrudahum fatakuuna mina alzhzhaalimiina 53. wakadzaalika fatannaa ba’dhahum biba’dhin liyaquuluu ahaaulaa-i manna allaahu alayhim min bayninaa alaysa allaahu bi-a’lama bialsysyaakiriina 54. wa-idzaa jaa-aka alladziina yu/minuuna bi-aayaatinaa faqul salaamun alaykum kataba rabbukum alaa nafsihi alrrahmata annahu man amila minkum suu-an bijahaalatin tsumma taaba min ba’dihi wa-ashlaha fa-annahu ghafuurun rahiimun 55. wakadzaalika nufashshilu al-aayaati walitastabiina sabiilu almujrimiina 56. qul innii nuhiitu an a’buda alladziina tad’uuna min duuni allaahi qul laa attabi’u ahwaa-akum qad dhalaltu idzan wamaa anaa mina almuhtadiina 57. qul innii alaa bayyinatin min rabbii wakadzdzabtum bihi maa indii maa tasta’jiluuna bihi ini alhukmu illaa lillaahi yaqushshu alhaqqa wahuwa khayru alfaasiliina 58. qul law anna indii maa tasta’jiluuna bihi laqudhiya al-amru baynii wabaynakum waallaahu a’lamu bialzhzhaalimiina 59. wa’indahu mafaatihu alghaybi laa ya’lamuhaa illaa huwa waya’lamu maa fii albarri waalbahri wamaa tasquthu min waraqatin illaa ya’lamuhaa walaa habbatin fii zhulumaati al-ardhi walaa rathbin walaa yaabisin illaa fii kitaabin mubiinin 60. wahuwa alladzii yatawaffaakum biallayli waya’lamu maa jarahtum bialnnahaari tsumma yab’atsukum fiihi liyuqdaa ajalun musamman tsumma ilayhi marji’ukum tsumma yunabbi-ukum bimaa kuntum ta’maluuna 61. wahuwa alqaahiru fawqa ibaadihi wayursilu alaykum hafazhatan hattaa idzaa jaa-a ahadakumu almawtu tawaffat-hu rusulunaa wahum laa yufarrithuuna 62. tsumma rudduu ilaa allaahi mawlaahumu alhaqqi alaa lahu alhukmu wahuwa asra’u alhaasibiina 63. qul man yunajjiikum min zhulumaati albarri waalbahri tad’uunahu tadharru’an wakhufyatan la-in anjaanaa min haadzihi lanakuunanna mina alsysyaakiriina 64. quli allaahu yunajjiikum minhaa wamin kulli karbin tsumma antum tusyrikuuna 65. qul huwa alqaadiru alaa an yab’atsa alaykum adzaaban min fawqikum aw min tahti arjulikum aw yalbisakum syiya’an wayudziiqa ba’dhakum ba/sa ba’dhin unzhur kayfa nusharrifu al-aayaati la’allahum yafqahuuna 66. wakadzdzaba bihi qawmuka wahuwa alhaqqu qul lastu alaykum biwakiilin 67. likulli naba-in mustaqarrun wasawfa ta’lamuuna 68. wa-idzaa ra-ayta alladziina yakhuudhuuna fii aayaatinaa fa-a’ridh anhum hattaa yakhuudhuu fii hadiitsin ghayrihi wa-immaa yunsiyannaka alsysyaythaanu falaa taq’ud ba’da aldzdzikraa ma’a alqawmi alzhzhaalimiina 69. wamaa alaa alladziina yattaquuna min hisaabihim min syay-in walaakin dzikraa la’allahum yattaquuna 70. wadzari alladziina ittakhadzuu diinahum la’iban walahwan wagharrat-humu alhayaatu alddunyaa wadzakkir bihi an tubsala nafsun bimaa kasabat laysa lahaa min duuni allaahi waliyyun walaa syafii’un wa-in ta’dil kulla adlin laa yu/khadz minhaa ulaa-ika alladziina ubsiluu bimaa kasabuu lahum syaraabun min hamiimin wa’adzaabun aliimun bimaa kaanuu yakfuruuna 71. qul anad’uu min duuni allaahi maa laa yanfa’unaa walaa yadhurrunaa wanuraddu alaa a’qaabinaa ba’da idz hadaanaa allaahu kaalladzii istahwat-hu alsysyayaathiinu fii al-ardhi hayraana lahu ash-haabun yad’uunahu ilaa alhudaa i/tinaa qul inna hudaa allaahi huwa alhudaa waumirnaa linuslima lirabbi al’aalamiina 72. wa an aqiimus-shalaata wattaquuh, wa huwalladzii ilaihi tuḥsyaruuna 73. wahuwa alladzii khalaqa alssamaawaati waal-ardha bialhaqqi wayawma yaquulu kun fayakuunu qawluhu alhaqqu walahu almulku yawma yunfakhu fii alshshuuri aalimu alghaybi waalsysyahaadati wahuwa alhakiimu alkhabiiru 74. wa-idz qaala ibraahiimu li-abiihi aazara atattakhidzu ashnaaman aalihatan innii araaka waqawmaka fii dhalaalin mubiinin 75. wakadzaalika nurii ibraahiima malakuuta alssamaawaati waal-ardhi waliyakuuna mina almuuqiniina 76. falammaa janna alayhi allaylu raaa kawkaban qaala haadzaa rabbii falammaa afala qaala laa uhibbu al-aafiliina 77. falammaa raaa alqamara baazighan qaala haadzaa rabbii falammaa afala qaala la-in lam yahdinii rabbii la-akuunanna mina alqawmi aldhdhaalliina 78. falammaa raaa alsysyamsa baazighatan qaala haadzaa rabbii haadzaa akbaru falammaa afalat qaala yaa qawmi innii barii-un mimmaa tusyrikuuna 79. innii wajjahtu wajhiya lilladzii fathara alssamaawaati waal-ardha haniifan wamaa anaa mina almusyrikiina 80. wahaajjahu qawmuhu qaala atuhaajjuunnii fii allaahi waqad hadaani walaa akhaafu maa tusyrikuuna bihi illaa an yasyaa-a rabbii syay-an wasi’a rabbii kulla syay-in ilman afalaa tatadzakkaruuna 81. wakayfa akhaafu maa asyraktum walaa takhaafuuna annakum asyraktum biallaahi maa lam yunazzil bihi alaykum sulthaanan fa-ayyu alfariiqayni ahaqqu bial-amni in kuntum ta’lamuuna 82. alladziina aamanuu walam yalbisuu iimaanahum bizhulmin ulaa-ika lahumu al-amnu wahum muhtaduuna 83. watilka hujjatunaa aataynaahaa ibraahiima alaa qawmihi narfa’u darajaatin man nasyaau inna rabbaka hakiimun aliimun 84. wawahabnaa lahu ishaaqa waya’quuba kullan hadaynaa wanuuhan hadaynaa min qablu wamin dzurriyyatihi daawuuda wasulaymaana wa-ayyuuba wayuusufa wamuusaa wahaaruuna wakadzaalika najzii almuhsiniina 85. wazakariyyaa wayahyaa wa’iisaa wailyaasa kullun mina alshshaalihiina 86. wa-ismaa’iila wailyasa’a wayuunusa waluuthan wakullan fadhdhalnaa alaa al’aalamiina 87. wamin aabaa-ihim wadzurriyyaatihim wa-ikhwaanihim waijtabaynaahum wahadaynaahum ilaa shiraathin mustaqiimin 88. dzaalika hudaa allaahi yahdii bihi man yasyaau min ibaadihi walaw asyrakuu lahabitha anhum maa kaanuu ya’maluuna 89. ulaa-ika alladziina aataynaahumu alkitaaba waalhukma waalnnubuwwata fa-in yakfur bihaa haaulaa-i faqad wakkalnaa bihaa qawman laysuu bihaa bikaafiriina 90. ulaa-ika alladziina hadaa allaahu fabihudaahumu iqtadih qul laa as-alukum alayhi ajran in huwa illaa dzikraa lil’aalamiina 91. wamaa qadaruu allaaha haqqa qadrihi idz qaaluu maa anzala allaahu alaa basyarin min syay-in qul man anzala alkitaaba alladzii jaa-a bihi muusaa nuuran wahudan lilnnaasi taj’aluunahu qaraathiisa tubduunahaa watukhfuuna katsiiran wa’ullimtum maa lam ta’lamuu antum walaa aabaaukum quli allaahu tsumma dzarhum fii khawdhihim yal’abuuna 92. wahaadzaa kitaabun anzalnaahu mubaarakun mushaddiqu alladzii bayna yadayhi walitundzira umma alquraa waman hawlahaa waalladziina yu/minuuna bial-aakhirati yu/minuuna bihi wahum alaa shalaatihim yuhaafizhuuna 93. waman azhlamu mimmani iftaraa alaa allaahi kadziban aw qaala uuhiya ilayya walam yuuha ilayhi syay-un waman qaala saunzilu mitsla maa anzala allaahu walaw taraa idzi alzhzhaalimuuna fii ghamaraati almawti waalmalaa-ikatu baasithuu aydiihim akhrijuu anfusakumu alyawma tujzawna adzaaba alhuuni bimaa kuntum taquuluuna alaa allaahi ghayra alhaqqi wakuntum an aayaatihi tastakbiruuna 94. walaqad ji/tumuunaa furaadaa kamaa khalaqnaakum awwala marratin wataraktum maa khawwalnaakum waraa-a zhuhuurikum wamaa naraa ma’akum syufa’aa-akumu alladziina za’amtum annahum fiikum syurakaau laqad taqaththha’a baynakum wadhalla ankum maa kuntum taz’umuuna 95. inna allaaha faaliqu alhabbi waalnnawaa yukhriju alhayya mina almayyiti wamukhriju almayyiti mina alhayyi dzaalikumu allaahu fa-annaa tu/fakuuna 96. faaliqu al-ishbaahi waja’ala allayla sakanan waalsysyamsa waalqamara husbaanan dzaalika taqdiiru al’aziizi al’aliimi 97. wahuwa alladzii ja’ala lakumu alnnujuuma litahtaduu bihaa fii zhulumaati albarri waalbahri qad fashshalnaa al-aayaati liqawmin ya’lamuuna 98. wahuwa alladzii ansya-akum min nafsin waahidatin famustaqarrun wamustawda’un qad fashshalnaa al-aayaati liqawmin yafqahuuna 99. wahuwa alladzii anzala mina alssamaa-i maa-an fa-akhrajnaa bihi nabaata kulli syay-in fa-akhrajnaa minhu khadhiran nukhriju minhu habban mutaraakiban wamina alnnakhli min thal’ihaa qinwaanun daaniyatun wajannaatin min a’naabin waalzzaytuuna waalrrummaana musytabihan waghayra mutasyaabihin unzhuruu ilaa tsamarihi idzaa atsmara wayan’ihi inna fii dzaalikum laaayaatin liqawmin yu/minuuna 100. waja’aluu lillaahi syurakaa-a aljinna wakhalaqahum wakharaquu lahu baniina wabanaatin bighayri ilmin subhaanahu wata’aalaa ammaa yashifuuna 101. badii’u alssamaawaati waal-ardhi annaa yakuunu lahu waladun walam takun lahu shaahibatun wakhalaqa kulla syay-in wahuwa bikulli syay-in aliimun 102. dzaalikumu allaahu rabbukum laa ilaaha illaa huwa khaaliqu kulli syay-in fau’buduuhu wahuwa alaa kulli syay-in wakiilun 103. laa tudrikuhu al-abshaaru wahuwa yudriku al-abshaara wahuwa allathiifu alkhabiiru 104. qad jaa-akum bashaa-iru min rabbikum faman abshara falinafsihi waman amiya fa’alayhaa wamaa anaa alaykum bihafiizhin 105. wakadzaalika nusharrifu al-aayaati waliyaquuluu darasta walinubayyinahu liqawmin ya’lamuuna 106. ittabi’ maa uuhiya ilayka min rabbika laa ilaaha illaa huwa wa-a’ridh ani almusyrikiina 107. walaw syaa-a allaahu maa asyrakuu wamaa ja’alnaaka alayhim hafiizhan wamaa anta alayhim biwakiilin 108. walaa tasubbuu alladziina yad’uuna min duuni allaahi fayasubbuu allaaha adwan bighayri ilmin kadzaalika zayyannaa likulli ummatin amalahum tsumma ilaa rabbihim marji’uhum fayunabbi-uhum bimaa kaanuu ya’maluuna 109. wa-aqsamuu biallaahi jahda aymaanihim la-in jaa-at-hum aayatun layu/minunna bihaa qul innamaa al-aayaatu inda allaahi wamaa yusy’irukum annahaa idzaa jaa-at laa yu/minuuna 110. wanuqallibu af-idatahum wa-abshaarahum kamaa lam yu/minuu bihi awwala marratin wanadzaruhum fii thughyaanihim ya’mahuuna 111. walaw annanaa nazzalnaa ilayhimu almalaa-ikata wakallamahumu almawtaa wahasyarnaa alayhim kulla syay-in qubulan maa kaanuu liyu/minuu illaa an yasyaa-a allaahu walaakinna aktsarahum yajhaluuna 112. wakadzaalika ja’alnaa likulli nabiyyin aduwwan syayaathiina al-insi waaljinni yuuhii ba’dhuhum ilaa ba’dhin zukhrufa alqawli ghuruuran walaw syaa-a rabbuka maa fa’aluuhu fadzarhum wamaa yaftaruuna 113. walitashghaa ilayhi af-idatu alladziina laa yu/minuuna bial-aakhirati waliyardhawhu waliyaqtarifuu maa hum muqtarifuuna 114. afaghayra allaahi abtaghii hakaman wahuwa alladzii anzala ilaykumu alkitaaba mufashshalan waalladziina aataynaahumu alkitaaba ya’lamuuna annahu munazzalun min rabbika bialhaqqi falaa takuunanna mina almumtariina 115. watammat kalimatu rabbika shidqan wa’adlan laa mubaddila likalimaatihi wahuwa alssamii’u al’aliimu 116. wa-in tuthi’ aktsara man fii al-ardhi yudhilluuka an sabiili allaahi in yattabi’uuna illaa alzhzhanna wa-in hum illaa yakhrushuuna 117. inna rabbaka huwa a’lamu man yadhillu an sabiilihi wahuwa a’lamu bialmuhtadiina 118. fakuluu mimmaa dzukira ismu allaahi alayhi in kuntum bi-aayaatihi mu/miniina 119. wamaa lakum allaa ta/kuluu mimmaa dzukira ismu allaahi alayhi waqad fashshala lakum maa harrama alaykum illaa maa idthurirtum ilayhi wa-inna katsiiran layudhilluuna bi-ahwaa-ihim bighayri ilmin inna rabbaka huwa a’lamu bialmu’tadiina 120. wadzaruu zhaahira al-itsmi wabaathinahu inna alladziina yaksibuuna al-itsma sayujzawna bimaa kaanuu yaqtarifuuna 121. walaa ta/kuluu mimmaa lam yudzkari ismu allaahi alayhi wa-innahu lafisqun wa-inna alsysyayaathiina layuuhuuna ilaa awliyaa-ihim liyujaadiluukum wa-in atha’tumuuhum innakum lamusyrikuuna 122. awa man kaana maytan fa-ahyaynaahu waja’alnaa lahu nuuran yamsyii bihi fii alnnaasi kaman matsaluhu fii alzhzhulumaati laysa bikhaarijin minhaa kadzaalika zuyyina lilkaafiriina maa kaanuu ya’maluuna 123. wakadzaalika ja’alnaa fii kulli qaryatin akaabira mujrimiihaa liyamkuruu fiihaa wamaa yamkuruuna illaa bi-anfusihim wamaa yasy’uruuna 124. wa-idzaa jaa-at-hum aayatun qaaluu lan nu/mina hattaa nu/taa mitsla maa uutiya rusulu allaahi allaahu a’lamu haytsu yaj’alu risaalatahu sayushiibu alladziina ajramuu shaghaarun inda allaahi wa’adzaabun syadiidun bimaa kaanuu yamkuruuna 125. faman yuridi allaahu an yahdiyahu yasyrah shadrahu lil-islaami waman yurid an yudhillahu yaj’al shadrahu dhayyiqan harajan ka-annamaa yashsha”adu fii alssamaa-i kadzaalika yaj’alu allaahu alrrijsa alaa alladziina laa yu/minuuna 126. wahaadzaa shiraathu rabbika mustaqiiman qad fashshalnaa al-aayaati liqawmin yadzdzakkaruuna 127. lahum daaru alssalaami inda rabbihim wahuwa waliyyuhum bimaa kaanuu ya’maluuna 128. wayawma yahsyuruhum jamii’an yaa ma’syara aljinni qadi istaktsartum mina al-insi waqaala awliyaauhum mina al-insi rabbanaa istamta’a ba’dhunaa biba’dhin wabalaghnaa ajalanaa alladzii ajjalta lanaa qaala alnnaaru matswaakum khaalidiina fiihaa illaa maa syaa-a allaahu inna rabbaka hakiimun aliimun 129. wakadzaalika nuwallii ba’dha alzhzhaalimiina ba’dhan bimaa kaanuu yaksibuuna 130. yaa ma’syara aljinni waal-insi alam ya/tikum rusulun minkum yaqushshuuna alaykum aayaatii wayundziruunakum liqaa-a yawmikum haadzaa qaaluu syahidnaa alaa anfusinaa wagharrat-humu alhayaatu alddunyaa wasyahiduu alaa anfusihim annahum kaanuu kaafiriina 131. dzaalika an lam yakun rabbuka muhlika alquraa bizhulmin wa-ahluhaa ghaafiluuna 132. walikullin darajaatun mimmaa amiluu wamaa rabbuka bighaafilin ammaa ya’maluuna 133. warabbuka alghaniyyu dzuu alrrahmati in yasya/ yudzhibkum wayastakhlif min ba’dikum maa yasyaau kamaa ansya-akum min dzurriyyati qawmin aakhariina 134. inna maa tuu’aduuna laaatin wamaa antum bimu’jiziina 135. qul yaa qawmi i’maluu alaa makaanatikum innii aamilun fasawfa ta’lamuuna man takuunu lahu aaqibatu alddaari innahu laa yuflihu alzhzhaalimuuna 136. waja’aluu lillaahi mimmaa dzara-a mina alhartsi waal-an’aami nashiiban faqaaluu haadzaa lillaahi biza’mihim wahaadzaa lisyurakaa-inaa famaa kaana lisyurakaa-ihim falaa yashilu ilaa allaahi wamaa kaana lillaahi fahuwa yashilu ilaa syurakaa-ihim saa-a maa yahkumuuna 137. wakadzaalika zayyana likatsiirin mina almusyrikiina qatla awlaadihim syurakaauhum liyurduuhum waliyalbisuu alayhim diinahum walaw syaa-a allaahu maa fa’aluuhu fadzarhum wamaa yaftaruuna 138. waqaaluu haadzihi an’aamun wahartsun hijrun laa yath’amuhaa illaa man nasyaau biza’mihim wa-an’aamun hurrimat zhuhuuruhaa wa-an’aamun laa yadzkuruuna isma allaahi alayhaa iftiraa-an 139. waqaaluu maa fii buthuuni haadzihi al-an’aami khaalishatun lidzukuurinaa wamuharramun alaa azwaajinaa wa-in yakun maytatan fahum fiihi syurakaau sayajziihim washfahum innahu hakiimun aliimun 140. qad khasira alladziina qataluu awlaadahum safahan bighayri ilmin waharramuu maa razaqahumu allaahu iftiraa-an alaa allaahi qad dhalluu wamaa kaanuu muhtadiina 141. wahuwa alladzii ansya-a jannaatin ma’ruusyaatin waghayra ma’ruusyaatin waalnnakhla waalzzar’a mukhtalifan ukuluhu waalzzaytuuna waalrrummaana mutasyaabihan waghayra mutasyaabihin kuluu min tsamarihi idzaa atsmara waaatuu haqqahu yawma hashaadihi walaa tusrifuu innahu laa yuhibbu almusrifiina 142. wamina al-an’aami hamuulatan wafarsyan kuluu mimmaa razaqakumu allaahu walaa tattabi’uu khuthuwaati alsysyaythaani innahu lakum aduwwun mubiinun 143. tsamaaniyata azwaajin mina aldhdha/ni itsnayni wamina alma’zi itsnayni qul aaldzdzakarayni harrama ami aluntsayayni ammaa isytamalat alayhi arhaamu aluntsayayni nabbi-uunii bi’ilmin in kuntum shaadiqiina 144. wamina al-ibili itsnayni wamina albaqari itsnayni qul aaldzdzakarayni harrama ami aluntsayayni ammaa isytamalat alayhi arhaamu aluntsayayni am kuntum syuhadaa-a idz washshaakumu allaahu bihaadzaa faman azhlamu mimmani iftaraa alaa allaahi kadziban liyudhilla alnnaasa bighayri ilmin inna allaaha laa yahdii alqawma alzhzhaalimiina 145. qul laa ajidu fiimaa uuhiya ilayya muharraman alaa thaa’imin yath’amuhu illaa an yakuuna maytatan aw daman masfuuhan aw lahma khinziirin fa-innahu rijsun aw fisqan uhilla lighayri allaahi bihi famani idthurra ghayra baaghin walaa aadin fa-inna rabbaka ghafuurun rahiimun 146. wa’alaa alladziina haaduu harramnaa kulla dzii zhufurin wamina albaqari waalghanami harramnaa alayhim syuhuumahumaa illaa maa hamalat zhuhuuruhumaa awi alhawaayaa aw maa ikhtalatha bi’azhmin dzaalika jazaynaahum bibaghyihim wa-innaa lashaadiquuna 147. fa-in kadzdzabuuka faqul rabbukum dzuu rahmatin waasi’atin walaa yuraddu ba/suhu ani alqawmi almujrimiina 148. sayaquulu alladziina asyrakuu law syaa-a allaahu maa asyraknaa walaa aabaaunaa walaa harramnaa min syay-in kadzaalika kadzdzaba alladziina min qablihim hattaa dzaaquu ba/sanaa qul hal indakum min ilmin fatukhrijuuhu lanaa in tattabi’uuna illaa alzhzhanna wa-in antum illaa takhrushuuna 149. qul falillaahi alhujjatu albaalighatu falaw syaa-a lahadaakum ajma’iina 150. qul halumma syuhadaa-akumu alladziina yasyhaduuna anna allaaha harrama haadzaa fa-in syahiduu falaa tasyhad ma’ahum walaa tattabi’ ahwaa-a alladziina kadzdzabuu bi-aayaatinaa waalladziina laa yu/minuuna bial-aakhirati wahum birabbihim ya’diluuna 151. qul ta’aalaw atlu maa harrama rabbukum alaykum allaa tusyrikuu bihi syay-an wabialwaalidayni ihsaanan walaa taqtuluu awlaadakum min imlaaqin nahnu narzuqukum wa-iyyaahum walaa taqrabuu alfawaahisya maa zhahara minhaa wamaa bathana walaa taqtuluu alnnafsa allatii harrama allaahu illaa bialhaqqi dzaalikum washshaakum bihi la’allakum ta’qiluuna 152. walaa taqrabuu maala alyatiimi illaa biallatii hiya ahsanu hattaa yablugha asyuddahu wa-awfuu alkayla waalmiizaana bialqisthi laa nukallifu nafsan illaa wus’ahaa wa-idzaa qultum fai’diluu walaw kaana dzaa qurbaa wabi’ahdi allaahi awfuu dzaalikum washshaakum bihi la’allakum tadzakkaruuna 153. wa-anna haadzaa shiraathii mustaqiiman faittabi’uuhu walaa tattabi’uu alssubula fatafarraqa bikum an sabiilihi dzaalikum washshaakum bihi la’allakum tattaquuna 154. tsumma aataynaa muusaa alkitaaba tamaaman alaa alladzii ahsana watafshiilan likulli syay-in wahudan warahmatan la’allahum biliqaa-i rabbihim yu/minuuna 155. wahaadzaa kitaabun anzalnaahu mubaarakun faittabi’uuhu waittaquu la’allakum turhamuuna 156. an taquuluu innamaa unzila alkitaabu alaa thaa-ifatayni min qablinaa wa-in kunnaa an diraasatihim laghaafiliina 157. aw taquuluu law annaa unzila alaynaa alkitaabu lakunnaa ahdaa minhum faqad jaa-akum bayyinatun min rabbikum wahudan warahmatun faman azhlamu mimman kadzdzaba bi-aayaati allaahi washadafa anhaa sanajzii alladziina yashdifuuna an aayaatinaa suu-a al’adzaabi bimaa kaanuu yashdifuuna 158. hal yanzhuruuna illaa an ta/tiyahumu almalaa-ikatu aw ya/tiya rabbuka aw ya/tiya ba’dhu aayaati rabbika yawma ya/tii ba’dhu aayaati rabbika laa yanfa’u nafsan iimaanuhaa lam takun aamanat min qablu aw kasabat fii iimaanihaa khayran quli intazhiruu innaa muntazhiruuna 159. inna alladziina farraquu diinahum wakaanuu syiya’an lasta minhum fii syay-in innamaa amruhum ilaa allaahi tsumma yunabbi-uhum bimaa kaanuu yaf’aluuna 160. man jaa-a bialhasanati falahu asyru amtsaalihaa waman jaa-a bialssayyi-aati falaa yujzaa illaa mitslahaa wahum laa yuzhlamuuna 161. qul innanii hadaanii rabbii ilaa shiraathin mustaqiimin diinan qiyaman millata ibraahiima haniifan wamaa kaana mina almusyrikiina 162. qul inna shalaatii wanusukii wamahyaaya wamamaatii lillaahi rabbi al’aalamiina 163. laa syariika lahu wabidzaalika umirtu wa-anaa awwalu almuslimiina 164. qul aghayra allaahi abghii rabban wahuwa rabbu kulli syay-in walaa taksibu kullu nafsin illaa alayhaa walaa taziru waaziratun wizra ukhraa tsumma ilaa rabbikum marji’ukum fayunabbi-ukum bimaa kuntum fiihi takhtalifuuna 165. wahuwa alladzii ja’alakum khalaa-ifa al-ardhi warafa’a ba’dhakum fawqa ba’dhin darajaatin liyabluwakum fii maa aataakum inna rabbaka sarii’u al’iqaabi wa-innahu laghafuurun rahiimun
SedangAl Qur'an mengandung inti sari dari kitab-kitab yang telah diturunkan kepada nabi-nabi zaman dahulu ditambah dengan ajaran-ajaran yang diperlukan oleh semua bangsa sepanjang masa untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. (Lihat surat (10) Yunus ayat 57 dan surat (17) Al Isra' ayat 82). surat ini dinamakan pula 'An Ni'am' artinya ni'mat-ni'mat, karena di dalamnya Allah menyebutkan pelbagai macam ni'mat untuk hamba-hamba-Nya.
Surat Al-An'am - Surah Al-An'am adalah surat Al-Quran yang ke 6 berjumlah 165 ayat, termasuk kedalam surat dan diturunkan di kota Mekkah, Al-An'am artinya adalah "Binatang Ternak".Berikut adalah Surat Arab,Latin, Terjemahan,Tafsir, Mp3 beserta Tajwid Warna-Warninya ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلْأَرْضَ وَجَعَلَ ٱلظُّلُمَـٰتِ وَٱلنُّورَ‌ۖ ثُمَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُونَ Al-ḥamdu lillāhillażī khalaqas-samāwāti wal-arḍa wa ja'alaẓ-ẓulumāti wan-nụr, ṡummallażīna kafarụ birabbihim ya'dilụn Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi, dan menjadikan gelap dan terang, namun demikian orang-orang kafir masih mempersekutukan Tuhan mereka dengan sesuatu. هُوَ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن طِينٍ ثُمَّ قَضَىٰٓ أَجَلاً‌ۖ وَأَجَلٌ مُّسَمًّى عِندَهُۥ‌ۖ ثُمَّ أَنتُمْ تَمْتَرُونَ Huwallażī khalaqakum min ṭīnin ṡumma qaḍā ajalā, wa ajalum musamman 'indahụ ṡumma antum tamtarụn Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian Dia menetapkan ajal kematianmu, dan batas waktu tertentu yang hanya diketahui oleh-Nya. Namun demikian kamu masih meragukannya. وَهُوَ ٱللَّهُ فِى ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَفِى ٱلْأَرْضِ‌ۖ يَعْلَمُ سِرَّكُمْ وَجَهْرَكُمْ وَيَعْلَمُ مَا تَكْسِبُونَ Wa huwallāhu fis-samāwāti wa fil-arḍ, ya'lamu sirrakum wa jahrakum wa ya'lamu mā taksibụn Dan Dialah Allah yang disembah, di langit maupun di bumi; Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu nyatakan dan mengetahui pula apa yang kamu kerjakan. وَمَا تَأْتِيهِم مِّنْ ءَايَةٍ مِّنْ ءَايَـٰتِ رَبِّهِمْ إِلَّا كَانُواْ عَنْهَا مُعْرِضِينَ Wa mā ta`tīhim min āyatim min āyāti rabbihim illā kānụ 'an-hā mu'riḍīn Dan setiap ayat dari ayat-ayat Tuhan yang sampai kepada mereka orang kafir, semuanya selalu diingkarinya. فَقَدْ كَذَّبُواْ بِٱلْحَقِّ لَمَّا جَآءَهُمْ‌ۖ فَسَوْفَ يَأْتِيهِمْ أَنۢبَـٰٓؤُاْ مَا كَانُواْ بِهِۦ يَسْتَهْزِءُونَ Fa qad każżabụ bil-ḥaqqi lammā jā`ahum, fa saufa ya`tīhim ambā`u mā kānụ bihī yastahzi`ụn Sungguh, mereka telah mendustakan kebenaran Al-Qur'an ketika sampai kepada mereka, maka kelak akan sampai kepada mereka kenyataan dari berita-berita yang selalu mereka perolok-olokkan. أَلَمْ يَرَوْاْ كَمْ أَهْلَكْنَا مِن قَبْلِهِم مِّن قَرْنٍ مَّكَّنَّـٰهُمْ فِى ٱلْأَرْضِ مَا لَمْ نُمَكِّن لَّكُمْ وَأَرْسَلْنَا ٱلسَّمَآءَ عَلَيْهِم مِّدْرَارًا وَجَعَلْنَا ٱلْأَنْهَـٰرَ تَجْرِى مِن تَحْتِهِمْ فَأَهْلَكْنَـٰهُم بِذُنُوبِهِمْ وَأَنشَأْنَا مِنۢ بَعْدِهِمْ قَرْنًا ءَاخَرِينَ A lam yarau kam ahlaknā ming qablihim ming qarnim makkannāhum fil-arḍi mā lam numakkil lakum wa arsalnas-samā`a 'alaihim midrāraw wa ja'alnal-an-hāra tajrī min taḥtihim fa ahlaknāhum biżunụbihim wa ansya`nā mim ba'dihim qarnan ākharīn Tidakkah mereka memperhatikan berapa banyak generasi sebelum mereka yang telah Kami binasakan, padahal generasi itu telah Kami teguhkan kedudukannya di bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu. Kami curahkan hujan yang lebat untuk mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa-dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan generasi yang lain setelah generasi mereka. وَلَوْ نَزَّلْنَا عَلَيْكَ كِتَـٰبًا فِى قِرْطَاسٍ فَلَمَسُوهُ بِأَيْدِيهِمْ لَقَالَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ إِنْ هَـٰذَآ إِلَّا سِحْرٌ مُّبِينٌ Walau nazzalnā 'alaika kitāban fī qirṭāsin fa lamasụhu bi`aidīhim laqālallażīna kafarū in hāżā illā siḥrum mubīn Dan sekiranya Kami turunkan kepadamu Muhammad tulisan di atas kertas, sehingga mereka dapat memegangnya dengan tangan mereka sendiri, niscaya orang-orang kafir itu akan berkata, “Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata.” وَقَالُواْ لَوْلَآ أُنزِلَ عَلَيْهِ مَلَكٌ‌ۖ وَلَوْ أَنزَلْنَا مَلَكًا لَّقُضِىَ ٱلْأَمْرُ ثُمَّ لَا يُنظَرُونَ Wa qālụ lau lā unzila 'alaihi malak, walau anzalnā malakal laquḍiyal-amru ṡumma lā yunẓarụn Dan mereka berkata, “Mengapa tidak diturunkan malaikat kepadanya Muhammad?” Jika Kami turunkan malaikat kepadanya, tentu selesailah urusan itu, tetapi mereka tidak diberi penangguhan sedikit pun. وَلَوْ جَعَلْنَـٰهُ مَلَكًا لَّجَعَلْنَـٰهُ رَجُلاً وَلَلَبَسْنَا عَلَيْهِم مَّا يَلْبِسُونَ Walau ja'alnāhu malakal laja'alnāhu rajulaw wa lalabasnā 'alaihim mā yalbisụn Dan sekiranya rasul itu Kami jadikan dari malaikat, pastilah Kami jadikan dia berwujud laki-laki, dan dengan demikian pasti Kami akan menjadikan mereka tetap ragu sebagaimana kini mereka ragu. وَلَقَدِ ٱسْتُهْزِئَ بِرُسُلٍ مِّن قَبْلِكَ فَحَاقَ بِٱلَّذِينَ سَخِرُواْ مِنْهُم مَّا كَانُواْ بِهِۦ يَسْتَهْزِءُونَ Wa laqadistuhzi`a birusulim ming qablika fa ḥāqa billażīna sakhirụ min-hum mā kānụ bihī yastahzi`ụn Dan sungguh, beberapa rasul sebelum engkau Muhammad telah diperolok-olokkan, sehingga turunlah azab kepada orang-orang yang mencemoohkan itu sebagai balasan olok-olokan mereka. قُلْ سِيرُواْ فِى ٱلْأَرْضِ ثُمَّ ٱنظُرُواْ كَيْفَ كَانَ عَـٰقِبَةُ ٱلْمُكَذِّبِينَ Qul sīrụ fil-arḍi ṡummanẓurụ kaifa kāna 'āqibatul-mukażżibīn Katakanlah Muhammad, “Jelajahilah bumi, kemudian perhatikanlah bagai-mana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu.” قُل لِّمَن مَّا فِى ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلْأَرْضِ‌ۖ قُل لِّلَّهِ‌ۚ كَتَبَ عَلَىٰ نَفْسِهِ ٱلرَّحْمَةَ‌ۚ لَيَجْمَعَنَّكُمْ إِلَىٰ يَوْمِ ٱلْقِيَـٰمَةِ لَا رَيْبَ فِيهِ‌ۚ ٱلَّذِينَ خَسِرُوٓاْ أَنفُسَهُمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ Qul limam mā fis-samāwāti wal-arḍ, qul lillāh, kataba 'alā nafsihir-raḥmah, layajma'annakum ilā yaumil-qiyāmati lā raiba fīh, allażīna khasirū anfusahum fa hum lā yu`minụn Katakanlah Muhammad, “Milik siapakah apa yang di langit dan di bumi?” Katakanlah, “Milik Allah.” Dia telah menetapkan sifat kasih sayang pada diri-Nya. Dia sungguh akan mengumpulkan kamu pada hari Kiamat yang tidak diragukan lagi. Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu tidak beriman. ۞ وَلَهُۥ مَا سَكَنَ فِى ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ‌ۚ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ Wa lahụ mā sakana fil-laili wan-nahār, wa huwas-samī'ul-'alīm Dan milik-Nyalah segala apa yang ada pada malam dan siang hari. Dan Dialah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui. قُلْ أَغَيْرَ ٱللَّهِ أَتَّخِذُ وَلِيًّا فَاطِرِ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلْأَرْضِ وَهُوَ يُطْعِمُ وَلَا يُطْعَمُ‌ۗ قُلْ إِنِّىٓ أُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ أَوَّلَ مَنْ أَسْلَمَ‌ۖ وَلَا تَكُونَنَّ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَ Qul agairallāhi attakhiżu waliyyan fāṭiris-samāwāti wal-arḍi wa huwa yuṭ'imu wa lā yuṭ'am, qul innī umirtu an akụna awwala man aslama wa lā takụnanna minal-musyrikīn Katakanlah Muhammad, “Apakah aku akan menjadikan pelindung selain Allah yang menjadikan langit dan bumi, padahal Dia memberi makan dan tidak diberi makan?” Katakanlah, “Sesungguhnya aku diperintahkan agar aku menjadi orang yang pertama berserah diri kepada Allah, dan jangan sekali-kali kamu masuk golongan orang-orang musyrik.” قُلْ إِنِّىٓ أَخَافُ إِنْ عَصَيْتُ رَبِّى عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ Qul innī akhāfu in 'aṣaitu rabbī 'ażāba yaumin 'aẓīm Katakanlah Muhammad, “Aku benar-benar takut akan azab hari yang besar hari Kiamat, jika aku mendurhakai Tuhanku.” مَّن يُصْرَفْ عَنْهُ يَوْمَئِذٍ فَقَدْ رَحِمَهُۥ‌ۚ وَذَٲلِكَ ٱلْفَوْزُ ٱلْمُبِينُ May yuṣraf 'an-hu yauma`iżin fa qad raḥimah, wa żālikal-fauzul-mubīn Barangsiapa dijauhkan dari azab atas dirinya pada hari itu, maka sungguh, Allah telah memberikan rahmat kepadanya. Dan itulah kemenangan yang nyata. وَإِن يَمْسَسْكَ ٱللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُۥٓ إِلَّا هُوَ‌ۖ وَإِن يَمْسَسْكَ بِخَيْرٍ فَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ Wa iy yamsaskallāhu biḍurrin fa lā kāsyifa lahū illā huw, wa iy yamsaska bikhairin fa huwa 'alā kulli syai`ing qadīr Dan jika Allah menimpakan suatu bencana kepadamu, tidak ada yang dapat menghilangkannya selain Dia. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. وَهُوَ ٱلْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِۦ‌ۚ وَهُوَ ٱلْحَكِيمُ ٱلْخَبِيرُ Wa huwal-qāhiru fauqa 'ibādih, wa huwal-ḥakīmul-khabīr Dan Dialah yang berkuasa atas hamba-hamba-Nya. Dan Dia Mahabijaksana, Maha Mengetahui. قُلْ أَىُّ شَىْءٍ أَكْبَرُ شَهَـٰدَةً‌ۖ قُلِ ٱللَّهُ‌ۖ شَهِيدُۢ بَيْنِى وَبَيْنَكُمْ‌ۚ وَأُوحِىَ إِلَىَّ هَـٰذَا ٱلْقُرْءَانُ لِأُنذِرَكُم بِهِۦ وَمَنۢ بَلَغَ‌ۚ أَئِنَّكُمْ لَتَشْهَدُونَ أَنَّ مَعَ ٱللَّهِ ءَالِهَةً أُخْرَىٰ‌ۚ قُل لَّآ أَشْهَدُ‌ۚ قُلْ إِنَّمَا هُوَ إِلَـٰهٌ وَٲحِدٌ وَإِنَّنِى بَرِىٓءٌ مِّمَّا تُشْرِكُونَ Qul ayyu syai`in akbaru syahādah, qulillāh, syahīdum bainī wa bainakum, wa ụḥiya ilayya hāżal-qur`ānu li`unżirakum bihī wa mam balag, a innakum latasy-hadụna anna ma'allāhi ālihatan ukhrā, qul lā asy-had, qul innamā huwa ilāhuw wāḥiduw wa innanī barī`um mimmā tusyrikụn Katakanlah Muhammad, “Siapakah yang lebih kuat kesaksiannya?” Katakanlah, “Allah, Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Al-Qur'an ini diwahyukan kepadaku agar dengan itu aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang yang sampai Al-Qur'an kepadanya. Dapatkah kamu benar-benar bersaksi bahwa ada tuhan-tuhan lain bersama Allah?” Katakanlah, “Aku tidak dapat bersaksi.” Katakanlah, “Sesungguhnya hanya Dialah Tuhan Yang Maha Esa dan aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan dengan Allah.” ٱلَّذِينَ ءَاتَيْنَـٰهُمُ ٱلْكِتَـٰبَ يَعْرِفُونَهُۥ كَمَا يَعْرِفُونَ أَبْنَآءَهُمُ‌ۘ ٱلَّذِينَ خَسِرُوٓاْ أَنفُسَهُمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ Allażīna ātaināhumul-kitāba ya'rifụnahụ kamā ya'rifụna abnā`ahum, allażīna khasirū anfusahum fa hum lā yu`minụn Orang-orang yang telah Kami berikan Kitab kepadanya, mereka mengenalnya Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu tidak beriman kepada Allah. وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ ٱفْتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ كَذِبًا أَوْ كَذَّبَ بِـَٔـايَـٰتِهِۦٓ‌ۗ إِنَّهُۥ لَا يُفْلِحُ ٱلظَّـٰلِمُونَ Wa man aẓlamu mim maniftarā 'alallāhi każiban au każżaba bi`āyātih, innahụ lā yufliḥuẓ-ẓālimụn Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan suatu kebohongan terhadap Allah, atau yang mendustakan ayat-ayat-Nya? Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak beruntung. وَيَوْمَ نَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا ثُمَّ نَقُولُ لِلَّذِينَ أَشْرَكُوٓاْ أَيْنَ شُرَكَآؤُكُمُ ٱلَّذِينَ كُنتُمْ تَزْعُمُونَ Wa yauma naḥsyuruhum jamī'an ṡumma naqụlu lillażīna asyrakū aina syurakā`ukumullażīna kuntum taz'umụn Dan ingatlah, pada hari ketika Kami mengumpulkan mereka semua kemudian Kami berfirman kepada orang-orang yang menyekutukan Allah, “Di manakah sembahan-sembahanmu yang dahulu kamu sangka sekutu-sekutu Kami?” ثُمَّ لَمْ تَكُن فِتْنَتُهُمْ إِلَّآ أَن قَالُواْ وَٱللَّهِ رَبِّنَا مَا كُنَّا مُشْرِكِينَ ṡumma lam takun fitnatuhum illā ang qālụ wallāhi rabbinā mā kunnā musyrikīn Kemudian tidaklah ada jawaban bohong mereka, kecuali mengatakan, “Demi Allah, ya Tuhan kami, tidaklah kami mempersekutukan Allah.” ٱنظُرْ كَيْفَ كَذَبُواْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ‌ۚ وَضَلَّ عَنْهُم مَّا كَانُواْ يَفْتَرُونَ Unẓur kaifa każabụ 'alā anfusihim wa ḍalla 'an-hum mā kānụ yaftarụn Lihatlah, bagaimana mereka berbohong terhadap diri mereka sendiri. Dan sesembahan yang mereka ada-adakan dahulu akan hilang dari mereka. وَمِنْهُم مَّن يَسْتَمِعُ إِلَيْكَ‌ۖ وَجَعَلْنَا عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ أَكِنَّةً أَن يَفْقَهُوهُ وَفِىٓ ءَاذَانِهِمْ وَقْرًا‌ۚ وَإِن يَرَوْاْ كُلَّ ءَايَةٍ لَّا يُؤْمِنُواْ بِهَا‌ۚ حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءُوكَ يُجَـٰدِلُونَكَ يَقُولُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ إِنْ هَـٰذَآ إِلَّآ أَسَـٰطِيرُ ٱلْأَوَّلِينَ Wa min-hum may yastami'u ilaīk, wa ja'alnā 'alā qulụbihim akinnatan ay yafqahụhu wa fī āżānihim waqrā, wa iy yarau kulla āyatil lā yu`minụ bihā, ḥattā iżā jā`ụka yujādilụnaka yaqụlullażīna kafarū in hāżā illā asāṭīrul-awwalīn Dan di antara mereka ada yang mendengarkan bacaanmu Muhammad, dan Kami telah menjadikan hati mereka tertutup sehingga mereka tidak memahaminya, dan telinganya tersumbat. Dan kalaupun mereka melihat segala tanda kebenaran, mereka tetap tidak mau beriman kepadanya. Sehingga apabila mereka datang kepadamu untuk membantahmu, orang-orang kafir itu berkata, “Ini Al-Qur'an tidak lain hanyalah dongengan orang-orang terdahulu.” وَهُمْ يَنْهَوْنَ عَنْهُ وَيَنْــَٔوْنَ عَنْهُ‌ۖ وَإِن يُهْلِكُونَ إِلَّآ أَنفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ Wa hum yan-hauna 'an-hu wa yan`auna 'an-h, wa iy yuhlikụna illā anfusahum wa mā yasy'urụn Dan mereka melarang orang lain mendengarkan Al-Qur'an dan mereka sendiri menjauhkan diri daripadanya, dan mereka hanyalah membinasakan diri mereka sendiri, sedang mereka tidak menyadari. وَلَوْ تَرَىٰٓ إِذْ وُقِفُواْ عَلَى ٱلنَّارِ فَقَالُواْ يَـٰلَيْتَنَا نُرَدُّ وَلَا نُكَذِّبَ بِـَٔـايَـٰتِ رَبِّنَا وَنَكُونَ مِنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ Walau tarā iż wuqifụ 'alan-nāri fa qālụ yā laitanā nuraddu wa lā nukażżiba bi`āyāti rabbinā wa nakụna minal-mu`minīn Dan seandainya engkau Muhammad melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, mereka berkata, “Seandainya kami dikembalikan ke dunia, tentu kami tidak akan mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman.” بَلْ بَدَا لَهُم مَّا كَانُواْ يُخْفُونَ مِن قَبْلُ‌ۖ وَلَوْ رُدُّواْ لَعَادُواْ لِمَا نُهُواْ عَنْهُ وَإِنَّهُمْ لَكَـٰذِبُونَ Bal badā lahum mā kānụ yukhfụna ming qabl, walau ruddụ la'ādụ limā nuhụ 'an-hu wa innahum lakāżibụn Tetapi sebenarnya bagi mereka telah nyata kejahatan yang mereka sembunyikan dahulu. Seandainya mereka dikembalikan ke dunia, tentu mereka akan mengulang kembali apa yang telah dilarang mengerjakannya. Mereka itu sungguh pendusta. وَقَالُوٓاْ إِنْ هِىَ إِلَّا حَيَاتُنَا ٱلدُّنْيَا وَمَا نَحْنُ بِمَبْعُوثِينَ Wa qālū in hiya illā ḥayātunad-dun-yā wa mā naḥnu bimab'ụṡīn Dan tentu mereka akan mengatakan pula, “Hidup hanyalah di dunia ini, dan kita tidak akan dibangkitkan.” وَلَوْ تَرَىٰٓ إِذْ وُقِفُواْ عَلَىٰ رَبِّهِمْ‌ۚ قَالَ أَلَيْسَ هَـٰذَا بِٱلْحَقِّ‌ۚ قَالُواْ بَلَىٰ وَرَبِّنَا‌ۚ قَالَ فَذُوقُواْ ٱلْعَذَابَ بِمَا كُنتُمْ تَكْفُرُونَ Walau tarā iż wuqifụ 'alā rabbihim, qāla a laisa hāżā bil-ḥaqq, qālụ balā wa rabbinā, qāla fa żụqul-'ażāba bimā kuntum takfurụn Dan seandainya engkau Muhammad melihat ketika mereka dihadapkan kepada Tuhannya tentulah engkau melihat peristiwa yang mengharukan. Dia berfirman, “Bukankah kebangkitan ini benar?” Mereka menjawab, “Sungguh benar, demi Tuhan kami.” Dia berfirman, “Rasakanlah azab ini, karena dahulu kamu mengingkarinya.” قَدْ خَسِرَ ٱلَّذِينَ كَذَّبُواْ بِلِقَآءِ ٱللَّهِ‌ۖ حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءَتْهُمُ ٱلسَّاعَةُ بَغْتَةً قَالُواْ يَـٰحَسْرَتَنَا عَلَىٰ مَا فَرَّطْنَا فِيهَا وَهُمْ يَحْمِلُونَ أَوْزَارَهُمْ عَلَىٰ ظُهُورِهِمْ‌ۚ أَلَا سَآءَ مَا يَزِرُونَ Qad khasirallażīna każżabụ biliqā`illāh, ḥattā iżā jā`at-humus-sā'atu bagtatang qālụ yā ḥasratanā 'alā mā farraṭnā fīhā wa hum yaḥmilụna auzārahum 'alā ẓuhụrihim, alā sā`a mā yazirụn Sungguh rugi orang-orang yang mendustakan pertemuan dengan Allah; sehingga apabila Kiamat datang kepada mereka secara tiba-tiba, mereka berkata, “Alangkah besarnya penyesalan kami terhadap kelalaian kami tentang Kiamat itu,” sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Alangkah buruknya apa yang mereka pikul itu. وَمَا ٱلْحَيَوٲةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ‌ۖ وَلَلدَّارُ ٱلْأَخِرَةُ خَيْرٌ لِّلَّذِينَ يَتَّقُونَ‌ۗ أَفَلَا تَعْقِلُونَ Wa mal-ḥayātud-dun-yā illā la'ibuw wa lahw, wa lad-dārul-ākhiratu khairul lillażīna yattaqụn, a fa lā ta'qilụn Dan kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan senda gurau. Sedangkan negeri akhirat itu, sungguh lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Tidakkah kamu mengerti? قَدْ نَعْلَمُ إِنَّهُۥ لَيَحْزُنُكَ ٱلَّذِى يَقُولُونَ‌ۖ فَإِنَّهُمْ لَا يُكَذِّبُونَكَ وَلَـٰكِنَّ ٱلظَّـٰلِمِينَ بِـَٔـايَـٰتِ ٱللَّهِ يَجْحَدُونَ Qad na'lamu innahụ layaḥzunukallażī yaqụlụna fa innahum lā yukażżibụnaka wa lākinnaẓ-ẓālimīna bi`āyātillāhi yaj-ḥadụn Sungguh, Kami mengetahui bahwa apa yang mereka katakan itu menyedihkan hatimu Muhammad, janganlah bersedih hati karena sebenarnya mereka bukan mendustakan engkau, tetapi orang yang zalim itu mengingkari ayat-ayat Allah. وَلَقَدْ كُذِّبَتْ رُسُلٌ مِّن قَبْلِكَ فَصَبَرُواْ عَلَىٰ مَا كُذِّبُواْ وَأُوذُواْ حَتَّىٰٓ أَتَـٰهُمْ نَصْرُنَا‌ۚ وَلَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَـٰتِ ٱللَّهِ‌ۚ وَلَقَدْ جَآءَكَ مِن نَّبَإِىْ ٱلْمُرْسَلِينَ Wa laqad kużżibat rusulum ming qablika fa ṣabarụ 'alā mā kużżibụ wa ụżụ ḥattā atāhum naṣrunā, wa lā mubaddila likalimātillāh, wa laqad jā`aka min naba`il-mursalīn Dan sesungguhnya rasul-rasul sebelum engkau pun telah didustakan, tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan yang dilakukan terhadap mereka, sampai datang pertolongan Kami kepada mereka. Dan tidak ada yang dapat mengubah kalimat-kalimat ketetapan Allah. Dan sungguh, telah datang kepadamu sebagian dari berita rasul-rasul itu. وَإِن كَانَ كَبُرَ عَلَيْكَ إِعْرَاضُهُمْ فَإِنِ ٱسْتَطَعْتَ أَن تَبْتَغِىَ نَفَقًا فِى ٱلْأَرْضِ أَوْ سُلَّمًا فِى ٱلسَّمَآءِ فَتَأْتِيَهُم بِـَٔـايَةٍ‌ۚ وَلَوْ شَآءَ ٱللَّهُ لَجَمَعَهُمْ عَلَى ٱلْهُدَىٰ‌ۚ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ ٱلْجَـٰهِلِينَ Wa ing kāna kabura 'alaika i'rāḍuhum fa inistaṭa'ta an tabtagiya nafaqan fil-arḍi au sullaman fis-samā`i fa ta`tiyahum bi`āyah, walau syā`allāhu lajama'ahum 'alal-hudā fa lā takụnanna minal-jāhilīn Dan jika keberpalingan mereka terasa berat bagimu Muhammad, maka sekiranya engkau dapat membuat lubang di bumi atau tangga ke langit lalu engkau dapat mendatangkan mukjizat kepada mereka, maka buatlah. Dan sekiranya Allah menghendaki, tentu Dia jadikan mereka semua mengikuti petunjuk, sebab itu janganlah sekali-kali engkau termasuk orang-orang yang bodoh. ۞ إِنَّمَا يَسْتَجِيبُ ٱلَّذِينَ يَسْمَعُونَ‌ۘ وَٱلْمَوْتَىٰ يَبْعَثُهُمُ ٱللَّهُ ثُمَّ إِلَيْهِ يُرْجَعُونَ Innamā yastajībullażīna yasma'ụn, wal-mautā yab'aṡuhumullāhu ṡumma ilaihi yurja'ụn Hanya orang-orang yang mendengar sajalah yang mematuhi seruan Allah, dan orang-orang yang mati, kelak akan dibangkitkan oleh Allah, kemudian kepada-Nya mereka dikembalikan. وَقَالُواْ لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ ءَايَةٌ مِّن رَّبِّهِۦ‌ۚ قُلْ إِنَّ ٱللَّهَ قَادِرٌ عَلَىٰٓ أَن يُنَزِّلَ ءَايَةً وَلَـٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ Wa qālụ lau lā nuzzila 'alaihi āyatum mir rabbih, qul innallāha qādirun 'alā ay yunazzila āyataw wa lākinna akṡarahum lā ya'lamụn Dan mereka orang-orang musyrik berkata, “Mengapa tidak diturunkan kepadanya Muhammad suatu mukjizat dari Tuhannya?” Katakanlah, “Sesungguhnya Allah berkuasa menurunkan suatu mukjizat, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِى ٱلْأَرْضِ وَلَا طَـٰٓئِرٍ يَطِيرُ بِجَنَاحَيْهِ إِلَّآ أُمَمٌ أَمْثَالُكُم‌ۚ مَّا فَرَّطْنَا فِى ٱلْكِتَـٰبِ مِن شَىْءٍ‌ۚ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّهِمْ يُحْشَرُونَ Wa mā min dābbatin fil-arḍi wa lā ṭā`iriy yaṭīru bijanāḥaihi illā umamun amṡālukum, mā farraṭnā fil-kitābi min syai`in ṡumma ilā rabbihim yuḥsyarụn Dan tidak ada seekor binatang pun yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan semuanya merupakan umat-umat juga seperti kamu. Tidak ada sesuatu pun yang Kami luputkan di dalam Kitab, kemudian kepada Tuhan mereka dikumpulkan. وَٱلَّذِينَ كَذَّبُواْ بِـَٔـايَـٰتِنَا صُمٌّ وَبُكْمٌ فِى ٱلظُّلُمَـٰتِ‌ۗ مَن يَشَإِ ٱللَّهُ يُضْلِلْهُ وَمَن يَشَأْ يَجْعَلْهُ عَلَىٰ صِرَٲطٍ مُّسْتَقِيمٍ Wallażīna każżabụ bi`āyātinā ṣummuw wa bukmun fiẓ-ẓulumāt, may yasya`illāhu yuḍlil-hu wa may yasya` yaj'al-hu 'alā ṣirāṭim mustaqīm Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami adalah tuli, bisu dan berada dalam gelap gulita. Barangsiapa dikehendaki Allah dalam kesesatan, niscaya disesatkan-Nya. Dan barangsiapa dikehendaki Allah untuk diberi petunjuk, niscaya Dia menjadikannya berada di atas jalan yang lurus. قُلْ أَرَءَيْتَكُمْ إِنْ أَتَـٰكُمْ عَذَابُ ٱللَّهِ أَوْ أَتَتْكُمُ ٱلسَّاعَةُ أَغَيْرَ ٱللَّهِ تَدْعُونَ إِن كُنتُمْ صَـٰدِقِينَ Qul a ra`aitakum in atākum 'ażābullāhi au atatkumus-sā'atu a gairallāhi tad'ụn, ing kuntum ṣādiqīn Katakanlah Muhammad, “Terangkanlah kepadaku jika siksaan Allah sampai kepadamu, atau hari Kiamat sampai kepadamu, apakah kamu akan menyeru tuhan selain Allah, jika kamu orang yang benar!” بَلْ إِيَّاهُ تَدْعُونَ فَيَكْشِفُ مَا تَدْعُونَ إِلَيْهِ إِن شَآءَ وَتَنسَوْنَ مَا تُشْرِكُونَ Bal iyyāhu tad'ụna fa yaksyifu mā tad'ụna ilaihi in syā`a wa tansauna mā tusyrikụn Tidak, hanya kepada-Nya kamu minta tolong. Jika Dia menghendaki, Dia hilangkan apa bahaya yang kamu mohonkan kepada-Nya, dan kamu tinggalkan apa yang kamu persekutukan dengan Allah. وَلَقَدْ أَرْسَلْنَآ إِلَىٰٓ أُمَمٍ مِّن قَبْلِكَ فَأَخَذْنَـٰهُم بِٱلْبَأْسَآءِ وَٱلضَّرَّآءِ لَعَلَّهُمْ يَتَضَرَّعُونَ Wa laqad arsalnā ilā umamim ming qablika fa akhażnāhum bil-ba`sā`i waḍ-ḍarrā`i la'allahum yataḍarra'ụn Dan sungguh, Kami telah mengutus para rasul kepada umat-umat sebelum engkau, kemudian Kami siksa mereka dengan menimpakan kemelaratan dan kesengsaraan, agar mereka memohon kepada Allah dengan kerendahan hati. فَلَوْلَآ إِذْ جَآءَهُم بَأْسُنَا تَضَرَّعُواْ وَلَـٰكِن قَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَزَيَّنَ لَهُمُ ٱلشَّيْطَـٰنُ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ Falau lā iż jā`ahum ba`sunā taḍarra'ụ wa lāking qasat qulụbuhum wa zayyana lahumusy-syaiṭānu mā kānụ ya'malụn Tetapi mengapa mereka tidak memohon kepada Allah dengan kerendahan hati ketika siksaan Kami datang menimpa mereka? Bahkan hati mereka telah menjadi keras dan setan pun menjadikan terasa indah bagi mereka apa yang selalu mereka kerjakan. فَلَمَّا نَسُواْ مَا ذُكِّرُواْ بِهِۦ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَٲبَ كُلِّ شَىْءٍ حَتَّىٰٓ إِذَا فَرِحُواْ بِمَآ أُوتُوٓاْ أَخَذْنَـٰهُم بَغْتَةً فَإِذَا هُم مُّبْلِسُونَ Fa lammā nasụ mā żukkirụ bihī fataḥnā 'alaihim abwāba kulli syaī`, ḥattā iżā fariḥụ bimā ụtū akhażnāhum bagtatan fa iżā hum mublisụn Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu kesenangan untuk mereka. Sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa. فَقُطِعَ دَابِرُ ٱلْقَوْمِ ٱلَّذِينَ ظَلَمُواْ‌ۚ وَٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَـٰلَمِينَ Fa quṭi'a dābirul-qaumillażīna ẓalamụ, wal-ḥamdu lillāhi rabbil-'ālamīn Maka orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam. قُلْ أَرَءَيْتُمْ إِنْ أَخَذَ ٱللَّهُ سَمْعَكُمْ وَأَبْصَـٰرَكُمْ وَخَتَمَ عَلَىٰ قُلُوبِكُم مَّنْ إِلَـٰهٌ غَيْرُ ٱللَّهِ يَأْتِيكُم بِهِ‌ۗ ٱنظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ ٱلْأَيَـٰتِ ثُمَّ هُمْ يَصْدِفُونَ Qul a ra`aitum in akhażallāhu sam'akum wa abṣārakum wa khatama 'alā qulụbikum man ilāhun gairullāhi ya`tīkum bih, unẓur kaifa nuṣarriful-āyāti ṡumma hum yaṣdifụn Katakanlah Muhammad, “Terangkanlah kepadaku jika Allah mencabut pendengaran dan penglihatan serta menutup hatimu, siapakah tuhan selain Allah yang kuasa mengembalikannya kepadamu?” Perhatikanlah, bagaimana Kami menjelaskan berulang-ulang kepada mereka tanda-tanda kekuasaan Kami, tetapi mereka tetap berpaling. قُلْ أَرَءَيْتَكُمْ إِنْ أَتَـٰكُمْ عَذَابُ ٱللَّهِ بَغْتَةً أَوْ جَهْرَةً هَلْ يُهْلَكُ إِلَّا ٱلْقَوْمُ ٱلظَّـٰلِمُونَ Qul a ra`aitakum in atākum 'ażābullāhi bagtatan au jahratan hal yuhlaku illal-qaumuẓ-ẓālimụn Katakanlah Muhammad, “Terangkanlah kepadaku jika siksaan Allah sampai kepadamu secara tiba-tiba atau terang-terangan, maka adakah yang dibinasakan Allah selain orang-orang yang zalim?” وَمَا نُرْسِلُ ٱلْمُرْسَلِينَ إِلَّا مُبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ‌ۖ فَمَنْ ءَامَنَ وَأَصْلَحَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ Wa mā nursilul-mursalīna illā mubasysyirīna wa munżirīn, fa man āmana wa aṣlaḥa fa lā khaufun 'alaihim wa lā hum yaḥzanụn Para rasul yang Kami utus itu adalah untuk memberi kabar gembira dan memberi peringatan. Barangsiapa beriman dan mengadakan perbaikan, maka tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati. وَٱلَّذِينَ كَذَّبُواْ بِـَٔـايَـٰتِنَا يَمَسُّهُمُ ٱلْعَذَابُ بِمَا كَانُواْ يَفْسُقُونَ Wallażīna każżabụ bi`āyātinā yamassuhumul-'ażābu bimā kānụ yafsuqụn Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami akan ditimpa azab karena mereka selalu berbuat fasik berbuat dosa. قُل لَّآ أَقُولُ لَكُمْ عِندِى خَزَآئِنُ ٱللَّهِ وَلَآ أَعْلَمُ ٱلْغَيْبَ وَلَآ أَقُولُ لَكُمْ إِنِّى مَلَكٌ‌ۖ إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَىٰٓ إِلَىَّ‌ۚ قُلْ هَلْ يَسْتَوِى ٱلْأَعْمَىٰ وَٱلْبَصِيرُ‌ۚ أَفَلَا تَتَفَكَّرُونَ Qul lā aqụlu lakum 'indī khazā`inullāhi wa lā a'lamul-gaiba wa lā aqụlu lakum innī malak, in attabi'u illā mā yụḥā ilayy, qul hal yastawil-a'mā wal-baṣīr, a fa lā tatafakkarụn Katakanlah Muhammad, “Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan aku tidak mengetahui yang gaib dan aku tidak pula mengatakan kepadamu bahwa aku malaikat. Aku hanya mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku.” Katakanlah, “Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat? Apakah kamu tidak memikirkannya?” وَأَنذِرْ بِهِ ٱلَّذِينَ يَخَافُونَ أَن يُحْشَرُوٓاْ إِلَىٰ رَبِّهِمْ‌ۙ لَيْسَ لَهُم مِّن دُونِهِۦ وَلِىٌّ وَلَا شَفِيعٌ لَّعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ Wa anżir bihillażīna yakhāfụna ay yuḥsyarū ilā rabbihim laisa lahum min dụnihī waliyyuw wa lā syafī'ul la'allahum yattaqụn Peringatkanlah dengannya Al-Qur'an itu kepada orang yang takut akan dikumpulkan menghadap Tuhannya pada hari Kiamat, tidak ada bagi mereka pelindung dan pemberi syafaat pertolongan selain Allah, agar mereka bertakwa. وَلَا تَطْرُدِ ٱلَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِٱلْغَدَوٲةِ وَٱلْعَشِىِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُۥ‌ۖ مَا عَلَيْكَ مِنْ حِسَابِهِم مِّن شَىْءٍ وَمَا مِنْ حِسَابِكَ عَلَيْهِم مِّن شَىْءٍ فَتَطْرُدَهُمْ فَتَكُونَ مِنَ ٱلظَّـٰلِمِينَ Wa lā taṭrudillażīna yad'ụna rabbahum bil-gadāti wal-'asyiyyi yurīdụna waj-hah, mā 'alaika min ḥisābihim min syai`iw wa mā min ḥisābika 'alaihim min syai`in fa taṭrudahum fa takụna minaẓ-ẓālimīn Janganlah engkau mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya pada pagi dan petang hari, mereka mengharapkan keridaan-Nya. Engkau tidak memikul tanggung jawab sedikit pun terhadap perbuatan mereka dan mereka tidak memikul tanggung jawab sedikit pun terhadap perbuatanmu, yang menyebabkan engkau berhak mengusir mereka, sehingga engkau termasuk orang-orang yang zalim. وَكَذَٲلِكَ فَتَنَّا بَعْضَهُم بِبَعْضٍ لِّيَقُولُوٓاْ أَهَـٰٓؤُلَآءِ مَنَّ ٱللَّهُ عَلَيْهِم مِّنۢ بَيْنِنَآ‌ۗ أَلَيْسَ ٱللَّهُ بِأَعْلَمَ بِٱلشَّـٰكِرِينَ Wa każālika fatannā ba'ḍahum biba'ḍil liyaqụlū a hā`ulā`i mannallāhu 'alaihim mim baininā, a laisallāhu bi`a'lama bisy-syākirīn Demikianlah Kami telah menguji sebagian mereka orang yang kaya dengan sebagian yang lain orang yang miskin, agar mereka orang yang kaya itu berkata, “Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah oleh Allah?” Allah berfirman, “Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang mereka yang bersyukur kepada-Nya?” وَإِذَا جَآءَكَ ٱلَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِـَٔـايَـٰتِنَا فَقُلْ سَلَـٰمٌ عَلَيْكُمْ‌ۖ كَتَبَ رَبُّكُمْ عَلَىٰ نَفْسِهِ ٱلرَّحْمَةَ‌ۖ أَنَّهُۥ مَنْ عَمِلَ مِنكُمْ سُوٓءَۢا بِجَهَـٰلَةٍ ثُمَّ تَابَ مِنۢ بَعْدِهِۦ وَأَصْلَحَ فَأَنَّهُۥ غَفُورٌ رَّحِيمٌ Wa iżā jā`akallażīna yu`minụna bi`āyātinā fa qul salāmun 'alaikum kataba rabbukum 'alā nafsihir-raḥmata annahụ man 'amila mingkum sū`am bijahālatin ṡumma tāba mim ba'dihī wa aṣlaḥa fa annahụ gafụrur raḥīm Dan apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami datang kepadamu, maka katakanlah, “Salamun alaikum selamat sejahtera untuk kamu.” Tuhanmu telah menetapkan sifat kasih sayang pada diri-Nya, yaitu barang-siapa berbuat kejahatan di antara kamu karena kebodohan, kemudian dia bertobat setelah itu dan memperbaiki diri, maka Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang. وَكَذَٲلِكَ نُفَصِّلُ ٱلْأَيَـٰتِ وَلِتَسْتَبِينَ سَبِيلُ ٱلْمُجْرِمِينَ Wa każālika nufaṣṣilul-āyāti wa litastabīna sabīlul-mujrimīn Dan demikianlah Kami terangkan ayat-ayat Al-Qur'an, agar terlihat jelas jalan orang-orang yang saleh dan agar terlihat jelas pula jalan orang-orang yang berdosa. قُلْ إِنِّى نُهِيتُ أَنْ أَعْبُدَ ٱلَّذِينَ تَدْعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ‌ۚ قُل لَّآ أَتَّبِعُ أَهْوَآءَكُمْ‌ۙ قَدْ ضَلَلْتُ إِذًا وَمَآ أَنَا۟ مِنَ ٱلْمُهْتَدِينَ Qul innī nuhītu an a'budallażīna tad'ụna min dụnillāh, qul lā attabi'u ahwā`akum qad ḍalaltu iżaw wa mā ana minal-muhtadīn Katakanlah Muhammad, “Aku dilarang menyembah tuhan-tuhan yang kamu sembah selain Allah.” Katakanlah, “Aku tidak akan mengikuti keinginanmu. Jika berbuat demikian, sungguh tersesatlah aku, dan aku tidak termasuk orang yang mendapat petunjuk.” قُلْ إِنِّى عَلَىٰ بَيِّنَةٍ مِّن رَّبِّى وَكَذَّبْتُم بِهِۦ‌ۚ مَا عِندِى مَا تَسْتَعْجِلُونَ بِهِۦٓ‌ۚ إِنِ ٱلْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ‌ۖ يَقُصُّ ٱلْحَقَّ‌ۖ وَهُوَ خَيْرُ ٱلْفَـٰصِلِينَ Qul innī 'alā bayyinatim mir rabbī wa każżabtum bih, mā 'indī mā tasta'jilụna bih, inil-ḥukmu illā lillāh, yaquṣṣul-ḥaqqa wa huwa khairul-fāṣilīn Katakanlah Muhammad, “Aku berada di atas keterangan yang nyata Al-Qur'an dari Tuhanku sedang kamu mendustakannya. Bukanlah kewenanganku untuk menurunkan azab yang kamu tuntut untuk disegerakan kedatangannya. Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan kebenaran dan Dia pemberi keputusan yang terbaik.” قُل لَّوْ أَنَّ عِندِى مَا تَسْتَعْجِلُونَ بِهِۦ لَقُضِىَ ٱلْأَمْرُ بَيْنِى وَبَيْنَكُمْ‌ۗ وَٱللَّهُ أَعْلَمُ بِٱلظَّـٰلِمِينَ Qul lau anna 'indī mā tasta'jilụna bihī laquḍiyal-amru bainī wa bainakum, wallāhu a'lamu biẓ-ẓālimīn Katakanlah Muhammad, “Seandainya ada padaku apa azab yang kamu minta agar disegerakan kedatangannya, tentu selesailah segala perkara antara aku dan kamu.” Dan Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang zalim. ۞ وَعِندَهُۥ مَفَاتِحُ ٱلْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَآ إِلَّا هُوَ‌ۚ وَيَعْلَمُ مَا فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ‌ۚ وَمَا تَسْقُطُ مِن وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِى ظُلُمَـٰتِ ٱلْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِى كِتَـٰبٍ مُّبِينٍ Wa 'indahụ mafātiḥul-gaibi lā ya'lamuhā illā huw, wa ya'lamu mā fil-barri wal-baḥr, wa mā tasquṭu miw waraqatin illā ya'lamuhā wa lā ḥabbatin fī ẓulumātil-arḍi wa lā raṭbiw wa lā yābisin illā fī kitābim mubīn Dan kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahui selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, yang tidak tertulis dalam Kitab yang nyata Lauh Mahfuzh. وَهُوَ ٱلَّذِى يَتَوَفَّـٰكُم بِٱلَّيْلِ وَيَعْلَمُ مَا جَرَحْتُم بِٱلنَّهَارِ ثُمَّ يَبْعَثُكُمْ فِيهِ لِيُقْضَىٰٓ أَجَلٌ مُّسَمًّى‌ۖ ثُمَّ إِلَيْهِ مَرْجِعُكُمْ ثُمَّ يُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ Wa huwallażī yatawaffākum bil-laili wa ya'lamu mā jaraḥtum bin-nahāri ṡumma yab'aṡukum fīhi liyuqḍā ajalum musammā, ṡumma ilaihi marji'ukum ṡumma yunabbi`ukum bimā kuntum ta'malụn Dan Dialah yang menidurkan kamu pada malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan pada siang hari. Kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umurmu yang telah ditetapkan. Kemudian kepada-Nya tempat kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. وَهُوَ ٱلْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِۦ‌ۖ وَيُرْسِلُ عَلَيْكُمْ حَفَظَةً حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءَ أَحَدَكُمُ ٱلْمَوْتُ تَوَفَّتْهُ رُسُلُنَا وَهُمْ لَا يُفَرِّطُونَ Wa huwal-qāhiru fauqa 'ibādihī wa yursilu 'alaikum ḥafaẓah, ḥattā iżā jā`a aḥadakumul-mautu tawaffat-hu rusulunā wa hum lā yufarriṭụn Dan Dialah Penguasa mutlak atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila kematian datang kepada salah seorang di antara kamu, malaikat-malaikat Kami mencabut nyawanya, dan mereka tidak melalaikan tugasnya. ثُمَّ رُدُّوٓاْ إِلَى ٱللَّهِ مَوْلَـٰهُمُ ٱلْحَقِّ‌ۚ أَلَا لَهُ ٱلْحُكْمُ وَهُوَ أَسْرَعُ ٱلْحَـٰسِبِينَ ṡumma ruddū ilallāhi maulāhumul-ḥaqq, alā lahul-ḥukmu wa huwa asra'ul-ḥāsibīn Kemudian mereka hamba-hamba Allah dikembalikan kepada Allah, penguasa mereka yang sebenarnya. Ketahuilah bahwa segala hukum pada hari itu ada pada-Nya. Dan Dialah pembuat perhitungan yang paling cepat. قُلْ مَن يُنَجِّيكُم مِّن ظُلُمَـٰتِ ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ تَدْعُونَهُۥ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً لَّئِنْ أَنجَـٰنَا مِنْ هَـٰذِهِۦ لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلشَّـٰكِرِينَ Qul may yunajjīkum min ẓulumātil-barri wal-baḥri tad'ụnahụ taḍarru'aw wa khufyah, la`in anjānā min hāżihī lanakụnanna minasy-syākirīn Katakanlah Muhammad, “Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut, ketika kamu berdoa kepada-Nya dengan rendah hati dan dengan suara yang lembut?” Dengan mengatakan, “Sekiranya Dia menyelamatkan kami dari bencana ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur.” قُلِ ٱللَّهُ يُنَجِّيكُم مِّنْهَا وَمِن كُلِّ كَرْبٍ ثُمَّ أَنتُمْ تُشْرِكُونَ Qulillāhu yunajjīkum min-hā wa ming kulli karbin ṡumma antum tusyrikụn Katakanlah Muhammad, “Allah yang menyelamatkan kamu dari bencana itu dan dari segala macam kesusahan, namun kemudian kamu kembali mempersekutukan-Nya.” قُلْ هُوَ ٱلْقَادِرُ عَلَىٰٓ أَن يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِّن فَوْقِكُمْ أَوْ مِن تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ أَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعًا وَيُذِيقَ بَعْضَكُم بَأْسَ بَعْضٍ‌ۗ ٱنظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ ٱلْأَيَـٰتِ لَعَلَّهُمْ يَفْقَهُونَ Qul huwal-qādiru 'alā ay yab'aṡa 'alaikum 'ażābam min fauqikum au min taḥti arjulikum au yalbisakum syiya'aw wa yużīqa ba'ḍakum ba`sa ba'ḍ, unẓur kaifa nuṣarriful-āyāti la'allahum yafqahụn Katakanlah Muhammad, “Dialah yang berkuasa mengirimkan azab kepadamu, dari atas atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan yang saling bertentangan dan merasakan kepada sebagian kamu keganasan sebagian yang lain.” Perhatikanlah, bagaimana Kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda kekuasaan Kami agar mereka memahaminya. وَكَذَّبَ بِهِۦ قَوْمُكَ وَهُوَ ٱلْحَقُّ‌ۚ قُل لَّسْتُ عَلَيْكُم بِوَكِيلٍ Wa każżaba bihī qaumuka wa huwal-ḥaqq, qul lastu 'alaikum biwakīl Dan kaummu mendustakannya azab padahal azab itu benar adanya. Katakanlah Muhammad, “Aku ini bukanlah penanggung jawab kamu.” لِّكُلِّ نَبَإٍ مُّسْتَقَرٌّ‌ۚ وَسَوْفَ تَعْلَمُونَ Likulli naba`im mustaqarruw wa saufa ta'lamụn Setiap berita yang dibawa oleh rasul ada waktu terjadinya dan kelak kamu akan mengetahui. وَإِذَا رَأَيْتَ ٱلَّذِينَ يَخُوضُونَ فِىٓ ءَايَـٰتِنَا فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ حَتَّىٰ يَخُوضُواْ فِى حَدِيثٍ غَيْرِهِۦ‌ۚ وَإِمَّا يُنسِيَنَّكَ ٱلشَّيْطَـٰنُ فَلَا تَقْعُدْ بَعْدَ ٱلذِّكْرَىٰ مَعَ ٱلْقَوْمِ ٱلظَّـٰلِمِينَ Wa iżā ra`aitallażīna yakhụḍụna fī āyātinā fa a'riḍ 'an-hum ḥattā yakhụḍụ fī ḥadīṡin gairih, wa immā yunsiyannakasy-syaiṭānu fa lā taq'ud ba'daż-żikrā ma'al-qaumiẓ-ẓālimīn Apabila engkau Muhammad melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka hingga mereka beralih ke pembicaraan lain. Dan jika setan benar-benar menjadikan engkau lupa akan larangan ini, setelah ingat kembali janganlah engkau duduk bersama orang-orang yang zalim. وَمَا عَلَى ٱلَّذِينَ يَتَّقُونَ مِنْ حِسَابِهِم مِّن شَىْءٍ وَلَـٰكِن ذِكْرَىٰ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ Wa mā 'alallażīna yattaqụna min ḥisābihim min syai`iw wa lākin żikrā la'allahum yattaqụn Orang-orang yang bertakwa tidak ada tanggung jawab sedikit pun atas dosa-dosa mereka; tetapi berkewajiban mengingatkan agar mereka juga bertakwa. وَذَرِ ٱلَّذِينَ ٱتَّخَذُواْ دِينَهُمْ لَعِبًا وَلَهْوًا وَغَرَّتْهُمُ ٱلْحَيَوٲةُ ٱلدُّنْيَا‌ۚ وَذَكِّرْ بِهِۦٓ أَن تُبْسَلَ نَفْسُۢ بِمَا كَسَبَتْ لَيْسَ لَهَا مِن دُونِ ٱللَّهِ وَلِىٌّ وَلَا شَفِيعٌ وَإِن تَعْدِلْ كُلَّ عَدْلٍ لَّا يُؤْخَذْ مِنْهَآ‌ۗ أُوْلَـٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ أُبْسِلُواْ بِمَا كَسَبُواْ‌ۖ لَهُمْ شَرَابٌ مِّنْ حَمِيمٍ وَعَذَابٌ أَلِيمُۢ بِمَا كَانُواْ يَكْفُرُونَ Wa żarillażīnattakhażụ dīnahum la'ibaw wa lahwaw wa garrat-humul-ḥayātud-dun-yā wa żakkir bihī an tubsala nafsum bimā kasabat laisa lahā min dụnillāhi waliyyuw wa lā syafī', wa in ta'dil kulla 'adlil lā yu`khaż min-hā, ulā`ikallażīna ubsilụ bimā kasabụ lahum syarābum min ḥamīmiw wa 'ażābun alīmum bimā kānụ yakfurụn Tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agamanya sebagai permainan dan senda gurau, dan mereka telah tertipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah mereka dengan Al-Qur'an agar setiap orang tidak terjerumus ke dalam neraka, karena perbuatannya sendiri. Tidak ada baginya pelindung dan pemberi syafaat pertolongan selain Allah. Dan jika dia hendak menebus dengan segala macam tebusan apa pun, niscaya tidak akan diterima. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatan mereka sendiri. Mereka mendapat minuman dari air yang mendidih dan azab yang pedih karena kekafiran mereka dahulu. قُلْ أَنَدْعُواْ مِن دُونِ ٱللَّهِ مَا لَا يَنفَعُنَا وَلَا يَضُرُّنَا وَنُرَدُّ عَلَىٰٓ أَعْقَابِنَا بَعْدَ إِذْ هَدَٮٰنَا ٱللَّهُ كَٱلَّذِى ٱسْتَهْوَتْهُ ٱلشَّيَـٰطِينُ فِى ٱلْأَرْضِ حَيْرَانَ لَهُۥٓ أَصْحَـٰبٌ يَدْعُونَهُۥٓ إِلَى ٱلْهُدَى ٱئْتِنَا‌ۗ قُلْ إِنَّ هُدَى ٱللَّهِ هُوَ ٱلْهُدَىٰ‌ۖ وَأُمِرْنَا لِنُسْلِمَ لِرَبِّ ٱلْعَـٰلَمِينَ Qul a nad'ụ min dụnillāhi mā lā yanfa'unā wa lā yaḍurrunā wa nuraddu 'alā a'qābinā ba'da iż hadānallāhu kallażistahwat-husy-syayāṭīnu fil-arḍi ḥairāna lahū aṣ-ḥābuy yad'ụnahū ilal-huda`tinā, qul inna hudallāhi huwal-hudā, wa umirnā linuslima lirabbil-'ālamīn Katakanlah Muhammad, “Apakah kita akan memohon kepada sesuatu selain Allah, yang tidak dapat memberi manfaat dan tidak pula mendatangkan mudarat kepada kita, dan apakah kita akan dikembalikan ke belakang, setelah Allah memberi petunjuk kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh setan di bumi, dalam keadaan kebingungan.” Kawan-kawannya mengajaknya ke jalan yang lurus dengan mengatakan, “Ikutilah kami.” Katakanlah, “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk yang sebenarnya; dan kita diperintahkan agar berserah diri kepada Tuhan seluruh alam, وَأَنْ أَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٲةَ وَٱتَّقُوهُ‌ۚ وَهُوَ ٱلَّذِىٓ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ Wa an aqīmuṣ-ṣalāta wattaqụh, wa huwallażī ilaihi tuḥsyarụn dan agar melaksanakan salat serta bertakwa kepada-Nya.” Dan Dialah Tuhan yang kepada-Nya kamu semua akan dihimpun. وَهُوَ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلْأَرْضَ بِٱلْحَقِّ‌ۖ وَيَوْمَ يَقُولُ كُن فَيَكُونُ‌ۚ قَوْلُهُ ٱلْحَقُّ‌ۚ وَلَهُ ٱلْمُلْكُ يَوْمَ يُنفَخُ فِى ٱلصُّورِ‌ۚ عَـٰلِمُ ٱلْغَيْبِ وَٱلشَّهَـٰدَةِ‌ۚ وَهُوَ ٱلْحَكِيمُ ٱلْخَبِيرُ Wa huwallażī khalaqas-samāwāti wal-arḍa bil-ḥaqq, wa yauma yaqụlu kun fa yakụn, qauluhul-ḥaqq, wa lahul-mulku yauma yunfakhu fiṣ-ṣụr, 'ālimul-gaibi wasy-syahādati wa huwal-ḥakīmul-khabīr Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan hak benar, ketika Dia berkata, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu. Firman-Nya adalah benar, dan milik-Nyalah segala kekuasaan pada waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang gaib dan yang nyata. Dialah Yang Mahabijaksana, Mahateliti. ۞ وَإِذْ قَالَ إِبْرَٲهِيمُ لِأَبِيهِ ءَازَرَ أَتَتَّخِذُ أَصْنَامًا ءَالِهَةً‌ۖ إِنِّىٓ أَرَٮٰكَ وَقَوْمَكَ فِى ضَلَـٰلٍ مُّبِينٍ Wa iż qāla ibrāhīmu li`abīhi āzara a tattakhiżu aṣnāman ālihah, innī arāka wa qaumaka fī ḍalālim mubīn Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada ayahnya Azar, ”Pantaskah engkau menjadikan berhala-berhala itu sebagai tuhan? Sesungguhnya aku melihat engkau dan kaummu dalam kesesatan yang nyata.” وَكَذَٲلِكَ نُرِىٓ إِبْرَٲهِيمَ مَلَكُوتَ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلْأَرْضِ وَلِيَكُونَ مِنَ ٱلْمُوقِنِينَ Wa każālika nurī ibrāhīma malakụtas-samāwāti wal-arḍi wa liyakụna minal-mụqinīn Dan demikianlah Kami memperlihatkan kepada Ibrahim kekuasaan Kami yang terdapat di langit dan di bumi, dan agar dia termasuk orang-orang yang yakin. فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ ٱلَّيْلُ رَءَا كَوْكَبًا‌ۖ قَالَ هَـٰذَا رَبِّى‌ۖ فَلَمَّآ أَفَلَ قَالَ لَآ أُحِبُّ ٱلْأَفِلِينَ Fa lammā janna 'alaihil-lailu ra`ā kaukabā, qāla hāżā rabbī, fa lammā afala qāla lā uḥibbul-āfilīn Ketika malam telah menjadi gelap, dia Ibrahim melihat sebuah bintang lalu dia berkata, “Inilah Tuhanku.” Maka ketika bintang itu terbenam dia berkata, “Aku tidak suka kepada yang terbenam.” فَلَمَّا رَءَا ٱلْقَمَرَ بَازِغًا قَالَ هَـٰذَا رَبِّى‌ۖ فَلَمَّآ أَفَلَ قَالَ لَئِن لَّمْ يَهْدِنِى رَبِّى لَأَكُونَنَّ مِنَ ٱلْقَوْمِ ٱلضَّآلِّينَ Fa lammā ra`al-qamara bāzigang qāla hāżā rabbī, fa lammā afala qāla la`il lam yahdinī rabbī la`akụnanna minal-qaumiḍ-ḍāllīn Lalu ketika dia melihat bulan terbit dia berkata, “Inilah Tuhanku.” Tetapi ketika bulan itu terbenam dia berkata, “Sungguh, jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat.” فَلَمَّا رَءَا ٱلشَّمْسَ بَازِغَةً قَالَ هَـٰذَا رَبِّى هَـٰذَآ أَكْبَرُ‌ۖ فَلَمَّآ أَفَلَتْ قَالَ يَـٰقَوْمِ إِنِّى بَرِىٓءٌ مِّمَّا تُشْرِكُونَ Fa lammā ra`asy-syamsa bāzigatang qāla hāżā rabbī hāżā akbar, fa lammā afalat qāla yā qaumi innī barī`um mimmā tusyrikụn Kemudian ketika dia melihat matahari terbit, dia berkata, “Inilah Tuhanku, ini lebih besar.” Tetapi ketika matahari terbenam, dia berkata, “Wahai kaumku! Sungguh, aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.” إِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِىَ لِلَّذِى فَطَرَ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلْأَرْضَ حَنِيفًا‌ۖ وَمَآ أَنَا۟ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَ Innī wajjahtu waj-hiya lillażī faṭaras-samāwāti wal-arḍa ḥanīfaw wa mā ana minal-musyrikīn Aku hadapkan wajahku kepada Allah yang menciptakan langit dan bumi dengan penuh kepasrahan mengikuti agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik. وَحَآجَّهُۥ قَوْمُهُۥ‌ۚ قَالَ أَتُحَـٰٓجُّوٓنِّى فِى ٱللَّهِ وَقَدْ هَدَٮٰنِ‌ۚ وَلَآ أَخَافُ مَا تُشْرِكُونَ بِهِۦٓ إِلَّآ أَن يَشَآءَ رَبِّى شَيْــًٔا‌ۗ وَسِعَ رَبِّى كُلَّ شَىْءٍ عِلْمًا‌ۗ أَفَلَا تَتَذَكَّرُونَ Wa ḥājjahụ qaumuh, qāla a tuḥājjūnnī fillāhi wa qad hadān, wa lā akhāfu mā tusyrikụna bihī illā ay yasyā`a rabbī syai`ā, wasi'a rabbī kulla syai`in 'ilmā, a fa lā tatażakkarụn Dan kaumnya membantahnya. Dia Ibrahim berkata, “Apakah kamu hendak membantahku tentang Allah, padahal Dia benar-benar telah memberi petunjuk kepadaku? Aku tidak takut kepada malapetaka dari apa yang kamu persekutukan dengan Allah, kecuali Tuhanku menghendaki sesuatu. Ilmu Tuhanku meliputi segala sesuatu. Tidakkah kamu dapat mengambil pelajaran? وَكَيْفَ أَخَافُ مَآ أَشْرَكْتُمْ وَلَا تَخَافُونَ أَنَّكُمْ أَشْرَكْتُم بِٱللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِۦ عَلَيْكُمْ سُلْطَـٰنًا‌ۚ فَأَىُّ ٱلْفَرِيقَيْنِ أَحَقُّ بِٱلْأَمْنِ‌ۖ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ Wa kaifa akhāfu mā asyraktum wa lā takhāfụna annakum asyraktum billāhi mā lam yunazzil bihī 'alaikum sulṭānā, fa ayyul-farīqaini aḥaqqu bil-amn, ing kuntum ta'lamụn Bagaimana aku takut kepada apa yang kamu persekutukan dengan Allah, padahal kamu tidak takut dengan apa yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan kepadamu untuk mempersekutukan-Nya. Manakah dari kedua golongan itu yang lebih berhak mendapat keamanan dari malapetaka, jika kamu mengetahui?” ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَلَمْ يَلْبِسُوٓاْ إِيمَـٰنَهُم بِظُلْمٍ أُوْلَـٰٓئِكَ لَهُمُ ٱلْأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ Allażīna āmanụ wa lam yalbisū īmānahum biẓulmin ulā`ika lahumul-amnu wa hum muhtadụn Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan syirik, mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk. وَتِلْكَ حُجَّتُنَآ ءَاتَيْنَـٰهَآ إِبْرَٲهِيمَ عَلَىٰ قَوْمِهِۦ‌ۚ نَرْفَعُ دَرَجَـٰتٍ مَّن نَّشَآءُ‌ۗ إِنَّ رَبَّكَ حَكِيمٌ عَلِيمٌ Wa tilka ḥujjatunā ātaināhā ibrāhīma 'alā qaumih, narfa'u darajātim man nasyā`, inna rabbaka ḥakīmun 'alīm Dan itulah keterangan Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan derajat siapa yang Kami kehendaki. Sesungguhnya Tuhanmu Mahabijaksana, Maha Mengetahui. وَوَهَبْنَا لَهُۥٓ إِسْحَـٰقَ وَيَعْقُوبَ‌ۚ كُلاًّ هَدَيْنَا‌ۚ وَنُوحًا هَدَيْنَا مِن قَبْلُ‌ۖ وَمِن ذُرِّيَّتِهِۦ دَاوُۥدَ وَسُلَيْمَـٰنَ وَأَيُّوبَ وَيُوسُفَ وَمُوسَىٰ وَهَـٰرُونَ‌ۚ وَكَذَٲلِكَ نَجْزِى ٱلْمُحْسِنِينَ Wa wahabnā lahū is-ḥāqa wa ya'qụb, kullan hadainā wa nụḥan hadainā ming qablu wa min żurriyyatihī dāwụda wa sulaimāna wa ayyụba wa yụsufa wa mụsā wa hārụn, wa każālika najzil-muḥsinīn Dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan Yakub kepadanya. Kepada masing-masing telah Kami beri petunjuk; dan sebelum itu Kami telah memberi petunjuk kepada Nuh, dan kepada sebagian dari keturunannya Ibrahim yaitu Dawud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa, dan Harun. Dan demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik, وَزَكَرِيَّا وَيَحْيَىٰ وَعِيسَىٰ وَإِلْيَاسَ‌ۖ كُلٌّ مِّنَ ٱلصَّـٰلِحِينَ Wa zakariyyā wa yaḥyā wa 'īsā wa ilyās, kullum minaṣ-ṣāliḥīn dan Zakaria, Yahya, Isa, dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang saleh, وَإِسْمَـٰعِيلَ وَٱلْيَسَعَ وَيُونُسَ وَلُوطًا‌ۚ وَكُلاًّ فَضَّلْنَا عَلَى ٱلْعَـٰلَمِينَ Wa ismā'īla walyasa'a wa yụnusa wa lụṭā, wa kullan faḍḍalnā 'alal-'ālamīn dan Ismail, Alyasa, Yunus, dan Lut. Masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat lain pada masanya, وَمِنْ ءَابَآئِهِمْ وَذُرِّيَّـٰتِهِمْ وَإِخْوَٲنِهِمْ‌ۖ وَٱجْتَبَيْنَـٰهُمْ وَهَدَيْنَـٰهُمْ إِلَىٰ صِرَٲطٍ مُّسْتَقِيمٍ Wa min ābā`ihim wa żurriyyātihim wa ikhwānihim, wajtabaināhum wa hadaināhum ilā ṣirāṭim mustaqīm dan Kami lebihkan pula derajat sebagian dari nenek moyang mereka, keturunan mereka dan saudara-saudara mereka. Kami telah memilih mereka menjadi nabi dan rasul dan mereka Kami beri petunjuk ke jalan yang lurus. ذَٲلِكَ هُدَى ٱللَّهِ يَهْدِى بِهِۦ مَن يَشَآءُ مِنْ عِبَادِهِۦ‌ۚ وَلَوْ أَشْرَكُواْ لَحَبِطَ عَنْهُم مَّا كَانُواْ يَعْمَلُونَ żālika hudallāhi yahdī bihī may yasyā`u min 'ibādih, walau asyrakụ laḥabiṭa 'an-hum mā kānụ ya'malụn Itulah petunjuk Allah, dengan itu Dia memberi petunjuk kepada siapa saja di antara hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki. Sekiranya mereka mempersekutukan Allah, pasti lenyaplah amalan yang telah mereka kerjakan. أُوْلَـٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ ءَاتَيْنَـٰهُمُ ٱلْكِتَـٰبَ وَٱلْحُكْمَ وَٱلنُّبُوَّةَ‌ۚ فَإِن يَكْفُرْ بِهَا هَـٰٓؤُلَآءِ فَقَدْ وَكَّلْنَا بِهَا قَوْمًا لَّيْسُواْ بِهَا بِكَـٰفِرِينَ Ulā`ikallażīna ātaināhumul-kitāba wal-ḥukma wan-nubuwwah, fa iy yakfur bihā hā`ulā`i fa qad wakkalnā bihā qaumal laisụ bihā bikāfirīn Mereka itulah orang-orang yang telah Kami berikan kitab, hikmah dan kenabian. Jika orang-orang Quraisy itu mengingkarinya, maka Kami akan menyerahkannya kepada kaum yang tidak mengingkarinya. أُوْلَـٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ هَدَى ٱللَّهُ‌ۖ فَبِهُدَٮٰهُمُ ٱقْتَدِهْ‌ۗ قُل لَّآ أَسْــَٔلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا‌ۖ إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرَىٰ لِلْعَـٰلَمِينَ Ulā`ikallażīna hadallāhu fa bihudāhumuqtadih, qul lā as`alukum 'alaihi ajrā, in huwa illā żikrā lil-'ālamīn Mereka itulah para nabi yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah Muhammad, “Aku tidak meminta imbalan kepadamu dalam menyampaikan Al-Qur'an.” Al-Qur'an itu tidak lain hanyalah peringatan untuk segala umat seluruh alam. وَمَا قَدَرُواْ ٱللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِۦٓ إِذْ قَالُواْ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ عَلَىٰ بَشَرٍ مِّن شَىْءٍ‌ۗ قُلْ مَنْ أَنزَلَ ٱلْكِتَـٰبَ ٱلَّذِى جَآءَ بِهِۦ مُوسَىٰ نُورًا وَهُدًى لِّلنَّاسِ‌ۖ تَجْعَلُونَهُۥ قَرَاطِيسَ تُبْدُونَهَا وَتُخْفُونَ كَثِيرًا‌ۖ وَعُلِّمْتُم مَّا لَمْ تَعْلَمُوٓاْ أَنتُمْ وَلَآ ءَابَآؤُكُمْ‌ۖ قُلِ ٱللَّهُ‌ۖ ثُمَّ ذَرْهُمْ فِى خَوْضِهِمْ يَلْعَبُونَ Wa mā qadarullāha ḥaqqa qadrihī iż qālụ mā anzalallāhu 'alā basyarim min syaī`, qul man anzalal-kitāballażī jā`a bihī mụsā nụraw wa hudal lin-nāsi taj'alụnahụ qarāṭīsa tubdụnahā wa tukhfụna kaṡīrā, wa 'ullimtum mā lam ta'lamū antum wa lā ābā`ukum, qulillāhu ṡumma żar-hum fī khauḍihim yal'abụn Mereka tidak mengagungkan Allah sebagaimana mestinya ketika mereka berkata, “Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada manusia.” Katakanlah Muhammad, “Siapakah yang menurunkan Kitab Taurat yang dibawa Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia, kamu jadikan Kitab itu lembaran-lembaran kertas yang bercerai-berai, kamu memperlihatkan sebagiannya dan banyak yang kamu sembunyikan, padahal telah diajarkan kepadamu apa yang tidak diketahui, baik olehmu maupun oleh nenek moyangmu.” Katakanlah, “Allah-lah yang menurunkannya,” kemudian setelah itu, biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya. وَهَـٰذَا كِتَـٰبٌ أَنزَلْنَـٰهُ مُبَارَكٌ مُّصَدِّقُ ٱلَّذِى بَيْنَ يَدَيْهِ وَلِتُنذِرَ أُمَّ ٱلْقُرَىٰ وَمَنْ حَوْلَهَا‌ۚ وَٱلَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِٱلْأَخِرَةِ يُؤْمِنُونَ بِهِۦ‌ۖ وَهُمْ عَلَىٰ صَلَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ Wa hāżā kitābun anzalnāhu mubārakum muṣaddiqullażī baina yadaihi wa litunżira ummal-qurā wa man ḥaulahā, wallażīna yu`minụna bil-ākhirati yu`minụna bihī wa hum 'alā ṣalātihim yuḥāfiẓụn Dan ini Al-Qur'an, Kitab yang telah Kami turunkan dengan penuh berkah; membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan agar engkau memberi peringatan kepada penduduk Ummul Qura Mekah dan orang-orang yang ada di sekitarnya. Orang-orang yang beriman kepada kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya Al-Qur'an, dan mereka selalu memelihara salatnya. وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ ٱفْتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ كَذِبًا أَوْ قَالَ أُوحِىَ إِلَىَّ وَلَمْ يُوحَ إِلَيْهِ شَىْءٌ وَمَن قَالَ سَأُنزِلُ مِثْلَ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ‌ۗ وَلَوْ تَرَىٰٓ إِذِ ٱلظَّـٰلِمُونَ فِى غَمَرَٲتِ ٱلْمَوْتِ وَٱلْمَلَـٰٓئِكَةُ بَاسِطُوٓاْ أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُوٓاْ أَنفُسَكُمُ‌ۖ ٱلْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ ٱلْهُونِ بِمَا كُنتُمْ تَقُولُونَ عَلَى ٱللَّهِ غَيْرَ ٱلْحَقِّ وَكُنتُمْ عَنْ ءَايَـٰتِهِۦ تَسْتَكْبِرُونَ Wa man aẓlamu mim maniftarā 'alallāhi każiban au qāla ụḥiya ilayya wa lam yụḥa ilaihi syai`uw wa mang qāla sa`unzilu miṡla mā anzalallāh, walau tarā iżiẓ-ẓālimụna fī gamarātil-mauti wal-malā`ikatu bāsiṭū aidīhim, akhrijū anfusakum, al-yauma tujzauna 'ażābal-hụni bimā kuntum taqụlụna 'alallāhi gairal-ḥaqqi wa kuntum 'an āyātihī tastakbirụn Siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah atau yang berkata, “Telah diwahyukan kepadaku,” padahal tidak diwahyukan sesuatu pun kepadanya, dan orang yang berkata, “Aku akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah.” Alangkah ngerinya sekiranya engkau melihat pada waktu orang-orang zalim berada dalam kesakitan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, sambil berkata, “Keluarkanlah nyawamu.” Pada hari ini kamu akan dibalas dengan azab yang sangat menghinakan, karena kamu mengatakan terhadap Allah perkataan yang tidak benar dan karena kamu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya. وَلَقَدْ جِئْتُمُونَا فُرَٲدَىٰ كَمَا خَلَقْنَـٰكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَتَرَكْتُم مَّا خَوَّلْنَـٰكُمْ وَرَآءَ ظُهُورِكُمْ‌ۖ وَمَا نَرَىٰ مَعَكُمْ شُفَعَآءَكُمُ ٱلَّذِينَ زَعَمْتُمْ أَنَّهُمْ فِيكُمْ شُرَكَـٰٓؤُاْ‌ۚ لَقَد تَّقَطَّعَ بَيْنَكُمْ وَضَلَّ عَنكُم مَّا كُنتُمْ تَزْعُمُونَ Wa laqad ji`tumụnā furādā kamā khalaqnākum awwala marratiw wa taraktum mā khawwalnākum warā`a ẓuhụrikum, wa mā narā ma'akum syufa'ā`akumullażīna za'amtum annahum fīkum syurakā`, laqat taqaṭṭa'a bainakum wa ḍalla 'angkum mā kuntum taz'umụn Dan kamu benar-benar datang sendiri-sendiri kepada Kami sebagaimana Kami ciptakan kamu pada mulanya, dan apa yang telah Kami karuniakan kepadamu, kamu tinggalkan di belakangmu di dunia. Kami tidak melihat pemberi syafaat pertolongan besertamu yang kamu anggap bahwa mereka itu sekutu-sekutu bagi Allah. Sungguh, telah terputuslah semua pertalian antara kamu dan telah lenyap dari kamu apa yang dahulu kamu sangka sebagai sekutu Allah. ۞ إِنَّ ٱللَّهَ فَالِقُ ٱلْحَبِّ وَٱلنَّوَىٰ‌ۖ يُخْرِجُ ٱلْحَىَّ مِنَ ٱلْمَيِّتِ وَمُخْرِجُ ٱلْمَيِّتِ مِنَ ٱلْحَىِّ‌ۚ ذَٲلِكُمُ ٱللَّهُ‌ۖ فَأَنَّىٰ تُؤْفَكُونَ Innallāha fāliqul-ḥabbi wan-nawā, yukhrijul-ḥayya minal-mayyiti wa mukhrijul-mayyiti minal-ḥayy, żālikumullāhu fa annā tu`fakụn Sungguh, Allah yang menumbuhkan butir padi-padian dan biji kurma. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. Itulah kekuasaan Allah, maka mengapa kamu masih berpaling? فَالِقُ ٱلْإِصْبَاحِ وَجَعَلَ ٱلَّيْلَ سَكَنًا وَٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ حُسْبَانًا‌ۚ ذَٲلِكَ تَقْدِيرُ ٱلْعَزِيزِ ٱلْعَلِيمِ Fāliqul-iṣbāḥ, wa ja'alal-laila sakanaw wasy-syamsa wal-qamara ḥusbānā, żālika taqdīrul-'azīzil-'alīm Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan menjadikan matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketetapan Allah Yang Mahaperkasa, Maha Mengetahui. وَهُوَ ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُمُ ٱلنُّجُومَ لِتَهْتَدُواْ بِهَا فِى ظُلُمَـٰتِ ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ‌ۗ قَدْ فَصَّلْنَا ٱلْأَيَـٰتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ Wa huwallażī ja'ala lakumun-nujụma litahtadụ bihā fī ẓulumātil-barri wal-baḥr, qad faṣṣalnal-āyāti liqaumiy ya'lamụn Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. Kami telah menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada orang-orang yang mengetahui. وَهُوَ ٱلَّذِىٓ أَنشَأَكُم مِّن نَّفْسٍ وَٲحِدَةٍ فَمُسْتَقَرٌّ وَمُسْتَوْدَعٌ‌ۗ قَدْ فَصَّلْنَا ٱلْأَيَـٰتِ لِقَوْمٍ يَفْقَهُونَ Wa huwallażī ansya`akum min nafsiw wāḥidatin fa mustaqarruw wa mustauda', qad faṣṣalnal-āyāti liqaumiy yafqahụn Dan Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu Adam, maka bagimu ada tempat menetap dan tempat simpanan. Sesungguhnya telah Kami jelaskan tanda-tanda kebesaran Kami kepada orang-orang yang mengetahui. وَهُوَ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً فَأَخْرَجْنَا بِهِۦ نَبَاتَ كُلِّ شَىْءٍ فَأَخْرَجْنَا مِنْهُ خَضِرًا نُّخْرِجُ مِنْهُ حَبًّا مُّتَرَاكِبًا وَمِنَ ٱلنَّخْلِ مِن طَلْعِهَا قِنْوَانٌ دَانِيَةٌ وَجَنَّـٰتٍ مِّنْ أَعْنَابٍ وَٱلزَّيْتُونَ وَٱلرُّمَّانَ مُشْتَبِهًا وَغَيْرَ مُتَشَـٰبِهٍ‌ۗ ٱنظُرُوٓاْ إِلَىٰ ثَمَرِهِۦٓ إِذَآ أَثْمَرَ وَيَنْعِهِۦٓ‌ۚ إِنَّ فِى ذَٲلِكُمْ لَأَيَـٰتٍ لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ Wa huwallażī anzala minas-samā`i mā`ā, fa akhrajnā bihī nabāta kulli syai`in fa akhrajnā min-hu khaḍiran nukhriju min-hu ḥabbam mutarākibā, wa minan-nakhli min ṭal'ihā qinwānun dāniyatuw wa jannātim min a'nābiw waz-zaitụna war-rummāna musytabihaw wa gaira mutasyābih, unẓurū ilā ṡamarihī iżā aṡmara wa yan'ih, inna fī żālikum la`āyātil liqaumiy yu`minụn Dan Dialah yang menurunkan air dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang kurma, mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan Kami keluarkan pula zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya pada waktu berbuah, dan menjadi masak. Sungguh, pada yang demikian itu ada tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang beriman. وَجَعَلُواْ لِلَّهِ شُرَكَآءَ ٱلْجِنَّ وَخَلَقَهُمْ‌ۖ وَخَرَقُواْ لَهُۥ بَنِينَ وَبَنَـٰتِۭ بِغَيْرِ عِلْمٍ‌ۚ سُبْحَـٰنَهُۥ وَتَعَـٰلَىٰ عَمَّا يَصِفُونَ Wa ja'alụ lillāhi syurakā`al-jinna wa khalaqahum wa kharaqụ lahụ banīna wa banātim bigairi 'ilm, sub-ḥānahụ wa ta'ālā 'ammā yaṣifụn Dan mereka orang-orang musyrik menjadikan jin sekutu-sekutu Allah, padahal Dia yang menciptakannya jin-jin itu, dan mereka berbohong dengan mengatakan, “Allah mempunyai anak laki-laki dan anak perempuan,” tanpa dasar pengetahuan. Mahasuci Allah dan Mahatinggi dari sifat-sifat yang mereka gambarkan. بَدِيعُ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلْأَرْضِ‌ۖ أَنَّىٰ يَكُونُ لَهُۥ وَلَدٌ وَلَمْ تَكُن لَّهُۥ صَـٰحِبَةٌ‌ۖ وَخَلَقَ كُلَّ شَىْءٍ‌ۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ Badī'us-samāwāti wal-arḍ, annā yakụnu lahụ waladuw wa lam takul lahụ ṣāḥibah, wa khalaqa kulla syaī`, wa huwa bikulli syai`in 'alīm Dia Allah pencipta langit dan bumi. Bagaimana mungkin Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai istri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu. ذَٲلِكُمُ ٱللَّهُ رَبُّكُمْ‌ۖ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ‌ۖ خَـٰلِقُ كُلِّ شَىْءٍ فَٱعْبُدُوهُ‌ۚ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ وَكِيلٌ żālikumullāhu rabbukum, lā ilāha illā huw, khāliqu kulli syai`in fa'budụh, wa huwa 'alā kulli syai`iw wakīl Itulah Allah, Tuhan kamu; tidak ada tuhan selain Dia; pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; Dialah pemelihara segala sesuatu. لَّا تُدْرِكُهُ ٱلْأَبْصَـٰرُ وَهُوَ يُدْرِكُ ٱلْأَبْصَـٰرَ‌ۖ وَهُوَ ٱللَّطِيفُ ٱلْخَبِيرُ Lā tudrikuhul-abṣāru wa huwa yudrikul-abṣār, wa huwal-laṭīful-khabīr Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu, dan Dialah Yang Mahahalus, Mahateliti. قَدْ جَآءَكُم بَصَآئِرُ مِن رَّبِّكُمْ‌ۖ فَمَنْ أَبْصَرَ فَلِنَفْسِهِۦ‌ۖ وَمَنْ عَمِىَ فَعَلَيْهَا‌ۚ وَمَآ أَنَا۟ عَلَيْكُم بِحَفِيظٍ Qad jā`akum baṣā`iru mir rabbikum, fa man abṣara fa linafsih, wa man 'amiya fa 'alaihā, wa mā ana 'alaikum biḥafīẓ Sungguh, bukti-bukti yang nyata telah datang dari Tuhanmu. Barangsiapa melihat kebenaran itu, maka manfaatnya bagi dirinya sendiri; dan barangsiapa buta tidak melihat kebenaran itu, maka dialah yang rugi. Dan aku Muhammad bukanlah penjaga-mu. وَكَذَٲلِكَ نُصَرِّفُ ٱلْأَيَـٰتِ وَلِيَقُولُواْ دَرَسْتَ وَلِنُبَيِّنَهُۥ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ Wa każālika nuṣarriful-āyāti wa liyaqụlụ darasta wa linubayyinahụ liqaumiy ya'lamụn Dan demikianlah Kami menjelaskan berulang-ulang ayat-ayat Kami agar orang-orang musyrik mengatakan, “Engkau telah mempelajari ayat-ayat itu dari Ahli Kitab,” dan agar Kami menjelaskan Al-Qur'an itu kepada orang-orang yang mengetahui. ٱتَّبِعْ مَآ أُوحِىَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ‌ۖ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ‌ۖ وَأَعْرِضْ عَنِ ٱلْمُشْرِكِينَ Ittabi' mā ụḥiya ilaika mir rabbik, lā ilāha illā huw, wa a'riḍ 'anil-musyrikīn Ikutilah apa yang telah diwahyukan Tuhanmu kepadamu Muhammad; tidak ada tuhan selain Dia; dan berpalinglah dari orang-orang musyrik. وَلَوْ شَآءَ ٱللَّهُ مَآ أَشْرَكُواْ‌ۗ وَمَا جَعَلْنَـٰكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا‌ۖ وَمَآ أَنتَ عَلَيْهِم بِوَكِيلٍ Walau syā`allāhu mā asyrakụ, wa mā ja'alnāka 'alaihim ḥafīẓā, wa mā anta 'alaihim biwakīl Dan sekiranya Allah menghendaki, niscaya mereka tidak mempersekutukan-Nya. Dan Kami tidak menjadikan engkau penjaga mereka; dan engkau bukan pula pemelihara mereka. وَلَا تَسُبُّواْ ٱلَّذِينَ يَدْعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ فَيَسُبُّواْ ٱللَّهَ عَدْوَۢا بِغَيْرِ عِلْمٍ‌ۗ كَذَٲلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ أُمَّةٍ عَمَلَهُمْ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّهِم مَّرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُم بِمَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ Wa lā tasubbullażīna yad'ụna min dụnillāhi fa yasubbullāha 'adwam bigairi 'ilm, każālika zayyannā likulli ummatin 'amalahum ṡumma ilā rabbihim marji'uhum fa yunabbi`uhum bimā kānụ ya'malụn Dan janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan. Demikianlah, Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan tempat kembali mereka, lalu Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. وَأَقْسَمُواْ بِٱللَّهِ جَهْدَ أَيْمَـٰنِهِمْ لَئِن جَآءَتْهُمْ ءَايَةٌ لَّيُؤْمِنُنَّ بِهَا‌ۚ قُلْ إِنَّمَا ٱلْأَيَـٰتُ عِندَ ٱللَّهِ‌ۖ وَمَا يُشْعِرُكُمْ أَنَّهَآ إِذَا جَآءَتْ لَا يُؤْمِنُونَ Wa aqsamụ billāhi jahda aimānihim la`in jā`at-hum āyatul layu`minunna bihā, qul innamal-āyātu 'indallāhi wa mā yusy'irukum annahā iżā jā`at lā yu`minụn Dan mereka bersumpah dengan nama Allah dengan segala kesungguhan, bahwa jika datang suatu mukjizat kepada mereka, pastilah mereka akan beriman kepadanya. Katakanlah, “Mukjizat-mukjizat itu hanya ada pada sisi Allah.” Dan tahukah kamu, bahwa apabila mukjizat ayat-ayat datang, mereka tidak juga akan beriman. وَنُقَلِّبُ أَفْــِٔدَتَهُمْ وَأَبْصَـٰرَهُمْ كَمَا لَمْ يُؤْمِنُواْ بِهِۦٓ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَنَذَرُهُمْ فِى طُغْيَـٰنِهِمْ يَعْمَهُونَ Wa nuqallibu af`idatahum wa abṣārahum kamā lam yu`minụ bihī awwala marratiw wa nażaruhum fī ṭugyānihim ya'mahụn Dan begitu pula Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti pertama kali mereka tidak beriman kepadanya Al-Qur'an, dan Kami biarkan mereka bingung dalam kesesatan. ۞ وَلَوْ أَنَّنَا نَزَّلْنَآ إِلَيْهِمُ ٱلْمَلَـٰٓئِكَةَ وَكَلَّمَهُمُ ٱلْمَوْتَىٰ وَحَشَرْنَا عَلَيْهِمْ كُلَّ شَىْءٍ قُبُلاً مَّا كَانُواْ لِيُؤْمِنُوٓاْ إِلَّآ أَن يَشَآءَ ٱللَّهُ وَلَـٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ يَجْهَلُونَ Walau annanā nazzalnā ilaihimul-malā`ikata wa kallamahumul-mautā wa ḥasyarnā 'alaihim kulla syai`ing qubulam mā kānụ liyu`minū illā ay yasyā`allāhu wa lākinna akṡarahum yaj-halụn Dan sekalipun Kami benar-benar menurunkan malaikat kepada mereka, dan orang yang telah mati berbicara dengan mereka dan Kami kumpulkan pula di hadapan mereka segala sesuatu yang mereka inginkan, mereka tidak juga akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki. Tapi kebanyakan mereka tidak mengetahui arti kebenaran. وَكَذَٲلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِىٍّ عَدُوًّا شَيَـٰطِينَ ٱلْإِنسِ وَٱلْجِنِّ يُوحِى بَعْضُهُمْ إِلَىٰ بَعْضٍ زُخْرُفَ ٱلْقَوْلِ غُرُورًا‌ۚ وَلَوْ شَآءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ‌ۖ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ Wa każālika ja'alnā likulli nabiyyin 'aduwwan syayāṭīnal-insi wal-jinni yụḥī ba'ḍuhum ilā ba'ḍin zukhrufal-qauli gurụrā, walau syā`a rabbuka mā fa'alụhu fa żar-hum wa mā yaftarụn Dan demikianlah untuk setiap nabi Kami menjadikan musuh yang terdiri dari setan-setan manusia dan jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan yang indah sebagai tipuan. Dan kalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak akan melakukannya, maka biarkanlah mereka bersama apa kebohongan yang mereka ada-adakan. وَلِتَصْغَىٰٓ إِلَيْهِ أَفْــِٔدَةُ ٱلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِٱلْأَخِرَةِ وَلِيَرْضَوْهُ وَلِيَقْتَرِفُواْ مَا هُم مُّقْتَرِفُونَ Wa litaṣgā ilaihi af`idatullażīna lā yu`minụna bil-ākhirati wa liyarḍauhu wa liyaqtarifụ mā hum muqtarifụn Dan agar hati kecil orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat, tertarik kepada bisikan itu, dan menyenanginya, dan agar mereka melakukan apa yang biasa mereka lakukan. أَفَغَيْرَ ٱللَّهِ أَبْتَغِى حَكَمًا وَهُوَ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ إِلَيْكُمُ ٱلْكِتَـٰبَ مُفَصَّلاً‌ۚ وَٱلَّذِينَ ءَاتَيْنَـٰهُمُ ٱلْكِتَـٰبَ يَعْلَمُونَ أَنَّهُۥ مُنَزَّلٌ مِّن رَّبِّكَ بِٱلْحَقِّ‌ۖ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ ٱلْمُمْتَرِينَ A fagairallāhi abtagī ḥakamaw wa huwallażī anzala ilaikumul-kitāba mufaṣṣalā, wallażīna ātaināhumul-kitāba ya'lamụna annahụ munazzalum mir rabbika bil-ḥaqqi fa lā takụnanna minal-mumtarīn Pantaskah aku mencari hakim selain Allah, padahal Dialah yang menurunkan Kitab Al-Qur'an kepadamu secara rinci? Orang-orang yang telah Kami beri kitab mengetahui benar bahwa Al-Qur'an itu diturunkan dari Tuhanmu dengan benar. Maka janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu. وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدْقًا وَعَدْلاً‌ۚ لَّا مُبَدِّلَ لِكَلِمَـٰتِهِۦ‌ۚ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ Wa tammat kalimatu rabbika ṣidqaw wa 'adlā, lā mubaddila likalimātih, wa huwas-samī'ul-'alīm Dan telah sempurna firman Tuhanmu Al-Qur'an dengan benar dan adil. Tidak ada yang dapat mengubah firman-Nya. Dan Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui. وَإِن تُطِعْ أَكْثَرَ مَن فِى ٱلْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ‌ۚ إِن يَتَّبِعُونَ إِلَّا ٱلظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ Wa in tuṭi' akṡara man fil-arḍi yuḍillụka 'an sabīlillāh, iy yattabi'ụna illaẓ-ẓanna wa in hum illā yakhruṣụn Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Yang mereka ikuti hanya persangkaan belaka dan mereka hanyalah membuat kebohongan. إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ مَن يَضِلُّ عَن سَبِيلِهِۦ‌ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَ Inna rabbaka huwa a'lamu may yaḍillu 'an sabīlih, wa huwa a'lamu bil-muhtadīn Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya, dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. فَكُلُواْ مِمَّا ذُكِرَ ٱسْمُ ٱللَّهِ عَلَيْهِ إِن كُنتُم بِـَٔـايَـٰتِهِۦ مُؤْمِنِينَ Fa kulụ mimmā żukirasmullāhi 'alaihi ing kuntum bi`āyātihī mu`minīn Maka makanlah dari apa daging hewan yang ketika disembelih disebut nama Allah, jika kamu beriman kepada ayat-ayat-Nya. وَمَا لَكُمْ أَلَّا تَأْكُلُواْ مِمَّا ذُكِرَ ٱسْمُ ٱللَّهِ عَلَيْهِ وَقَدْ فَصَّلَ لَكُم مَّا حَرَّمَ عَلَيْكُمْ إِلَّا مَا ٱضْطُرِرْتُمْ إِلَيْهِ‌ۗ وَإِنَّ كَثِيرًا لَّيُضِلُّونَ بِأَهْوَآئِهِم بِغَيْرِ عِلْمٍ‌ۗ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُعْتَدِينَ Wa mā lakum allā ta`kulụ mimmā żukirasmullāhi 'alaihi wa qad faṣṣala lakum mā ḥarrama 'alaikum illā maḍṭurirtum ilaīh, wa inna kaṡīral layuḍillụna bi`ahwā`ihim bigairi 'ilm, inna rabbaka huwa a'lamu bil-mu'tadīn Dan mengapa kamu tidak mau memakan dari apa daging hewan yang ketika disembelih disebut nama Allah, padahal Allah telah menjelaskan kepadamu apa yang diharamkan-Nya kepadamu, kecuali jika kamu dalam keadaan terpaksa. Dan sungguh, banyak yang menyesatkan orang dengan keinginannya tanpa dasar pengetahuan. Tuhanmu lebih mengetahui orang-orang yang melampaui batas. وَذَرُواْ ظَـٰهِرَ ٱلْإِثْمِ وَبَاطِنَهُۥٓ‌ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَكْسِبُونَ ٱلْإِثْمَ سَيُجْزَوْنَ بِمَا كَانُواْ يَقْتَرِفُونَ Wa żarụ ẓāhiral-iṡmi wa bāṭinah, innallażīna yaksibụnal-iṡma sayujzauna bimā kānụ yaqtarifụn Dan tinggalkanlah dosa yang terlihat ataupun yang tersembunyi. Sungguh, orang-orang yang mengerjakan perbuatan dosa kelak akan diberi balasan sesuai dengan apa yang mereka kerjakan. وَلَا تَأْكُلُواْ مِمَّا لَمْ يُذْكَرِ ٱسْمُ ٱللَّهِ عَلَيْهِ وَإِنَّهُۥ لَفِسْقٌ‌ۗ وَإِنَّ ٱلشَّيَـٰطِينَ لَيُوحُونَ إِلَىٰٓ أَوْلِيَآئِهِمْ لِيُجَـٰدِلُوكُمْ‌ۖ وَإِنْ أَطَعْتُمُوهُمْ إِنَّكُمْ لَمُشْرِكُونَ Wa lā ta`kulụ mimmā lam yużkarismullāhi 'alaihi wa innahụ lafisq, wa innasy-syayāṭīna layụḥụna ilā auliyā`ihim liyujādilụkum, wa in aṭa'tumụhum innakum lamusyrikụn Dan janganlah kamu memakan dari apa daging hewan yang ketika disembelih tidak disebut nama Allah, perbuatan itu benar-benar suatu kefasikan. Sesungguhnya setan-setan akan membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu. Dan jika kamu menuruti mereka, tentu kamu telah menjadi orang musyrik. أَوَمَن كَانَ مَيْتًا فَأَحْيَيْنَـٰهُ وَجَعَلْنَا لَهُۥ نُورًا يَمْشِى بِهِۦ فِى ٱلنَّاسِ كَمَن مَّثَلُهُۥ فِى ٱلظُّلُمَـٰتِ لَيْسَ بِخَارِجٍ مِّنْهَا‌ۚ كَذَٲلِكَ زُيِّنَ لِلْكَـٰفِرِينَ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ A wa mang kāna maitan fa aḥyaināhu wa ja'alnā lahụ nụray yamsyī bihī fin-nāsi kamam maṡaluhụ fiẓ-ẓulumāti laisa bikhārijim min-hā, każālika zuyyina lil-kāfirīna mā kānụ ya'malụn Dan apakah orang yang sudah mati lalu Kami hidupkan dan Kami beri dia cahaya yang membuatnya dapat berjalan di tengah-tengah orang banyak, sama dengan orang yang berada dalam kegelapan, sehingga dia tidak dapat keluar dari sana? Demikianlah dijadikan terasa indah bagi orang-orang kafir terhadap apa yang mereka kerjakan. وَكَذَٲلِكَ جَعَلْنَا فِى كُلِّ قَرْيَةٍ أَكَـٰبِرَ مُجْرِمِيهَا لِيَمْكُرُواْ فِيهَا‌ۖ وَمَا يَمْكُرُونَ إِلَّا بِأَنفُسِهِمْ وَمَا يَشْعُرُونَ Wa każālika ja'alnā fī kulli qaryatin akābira mujrimīhā liyamkurụ fīhā, wa mā yamkurụna illā bi`anfusihim wa mā yasy'urụn Dan demikianlah pada setiap negeri Kami jadikan pembesar-pembesar yang jahat agar melakukan tipu daya di negeri itu. Tapi mereka hanya menipu diri sendiri tanpa menyadarinya. وَإِذَا جَآءَتْهُمْ ءَايَةٌ قَالُواْ لَن نُّؤْمِنَ حَتَّىٰ نُؤْتَىٰ مِثْلَ مَآ أُوتِىَ رُسُلُ ٱللَّهِ‌ۘ ٱللَّهُ أَعْلَمُ حَيْثُ يَجْعَلُ رِسَالَتَهُۥ‌ۗ سَيُصِيبُ ٱلَّذِينَ أَجْرَمُواْ صَغَارٌ عِندَ ٱللَّهِ وَعَذَابٌ شَدِيدُۢ بِمَا كَانُواْ يَمْكُرُونَ Wa iżā jā`at-hum āyatung qālụ lan nu`mina ḥattā nu`tā miṡla mā ụtiya rusulullāh, allāhu a'lamu ḥaiṡu yaj'alu risālatah, sayuṣībullażīna ajramụ ṣagārun 'indallāhi wa 'ażābun syadīdum bimā kānụ yamkurụn Dan apabila datang suatu ayat kepada mereka, mereka berkata, “Kami tidak akan percaya beriman sebelum diberikan kepada kami seperti apa yang diberikan kepada rasul-rasul Allah.” Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan-Nya. Orang-orang yang berdosa, nanti akan ditimpa kehinaan di sisi Allah dan azab yang keras karena tipu daya yang mereka lakukan. فَمَن يُرِدِ ٱللَّهُ أَن يَهْدِيَهُۥ يَشْرَحْ صَدْرَهُۥ لِلْإِسْلَـٰمِ‌ۖ وَمَن يُرِدْ أَن يُضِلَّهُۥ يَجْعَلْ صَدْرَهُۥ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِى ٱلسَّمَآءِ‌ۚ كَذَٲلِكَ يَجْعَلُ ٱللَّهُ ٱلرِّجْسَ عَلَى ٱلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ Fa may yuridillāhu ay yahdiyahụ yasyraḥ ṣadrahụ lil-islām, wa may yurid ay yuḍillahụ yaj'al ṣadrahụ ḍayyiqan ḥarajang ka`annamā yaṣṣa''adu fis-samā`, każālika yaj'alullāhur-rijsa 'alallażīna lā yu`minụn Barangsiapa dikehendaki Allah akan mendapat hidayah petunjuk, Dia akan membukakan dadanya untuk menerima Islam. Dan barangsiapa dikehendaki-Nya menjadi sesat, Dia jadikan dadanya sempit dan sesak, seakan-akan dia sedang mendaki ke langit. Demikianlah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. وَهَـٰذَا صِرَٲطُ رَبِّكَ مُسْتَقِيمًا‌ۗ قَدْ فَصَّلْنَا ٱلْأَيَـٰتِ لِقَوْمٍ يَذَّكَّرُونَ Wa hāżā ṣirāṭu rabbika mustaqīmā, qad faṣṣalnal-āyāti liqaumiy yażżakkarụn Dan inilah jalan Tuhanmu yang lurus. Kami telah menjelaskan ayat-ayat Kami kepada orang-orang yang menerima peringatan. ۞ لَهُمْ دَارُ ٱلسَّلَـٰمِ عِندَ رَبِّهِمْ‌ۖ وَهُوَ وَلِيُّهُم بِمَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ Lahum dārus-salāmi 'inda rabbihim wa huwa waliyyuhum bimā kānụ ya'malụn Bagi mereka disediakan tempat yang damai surga di sisi Tuhannya. Dan Dialah pelindung mereka karena amal kebajikan yang mereka kerjakan. وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا يَـٰمَعْشَرَ ٱلْجِنِّ قَدِ ٱسْتَكْثَرْتُم مِّنَ ٱلْإِنسِ‌ۖ وَقَالَ أَوْلِيَآؤُهُم مِّنَ ٱلْإِنسِ رَبَّنَا ٱسْتَمْتَعَ بَعْضُنَا بِبَعْضٍ وَبَلَغْنَآ أَجَلَنَا ٱلَّذِىٓ أَجَّلْتَ لَنَا‌ۚ قَالَ ٱلنَّارُ مَثْوَٮٰكُمْ خَـٰلِدِينَ فِيهَآ إِلَّا مَا شَآءَ ٱللَّهُ‌ۗ إِنَّ رَبَّكَ حَكِيمٌ عَلِيمٌ Wa yauma yaḥsyuruhum jamī'ā, yā ma'syaral-jinni qadistakṡartum minal-ins, wa qāla auliyā`uhum minal-insi rabbanastamta'a ba'ḍunā biba'ḍiw wa balagnā ajalanallażī ajjalta lanā, qālan-nāru maṡwākum khālidīna fīhā illā mā syā`allāh, inna rabbaka ḥakīmun 'alīm Dan ingatlah pada hari ketika Dia mengumpulkan mereka semua dan Allah berfirman, “Wahai golongan jin! Kamu telah banyak menyesatkan manusia.” Dan kawan-kawan mereka dari golongan manusia berkata, “Ya Tuhan, kami telah saling mendapatkan kesenangan dan sekarang waktu yang telah Engkau tentukan buat kami telah datang.” Allah berfirman, “Nerakalah tempat kamu selama-lamanya, kecuali jika Allah menghendaki lain.” Sungguh, Tuhanmu Mahabijaksana, Maha Mengetahui. وَكَذَٲلِكَ نُوَلِّى بَعْضَ ٱلظَّـٰلِمِينَ بَعْضَۢا بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُونَ Wa każālika nuwallī ba'ḍaẓ-ẓālimīna ba'ḍam bimā kānụ yaksibụn Dan demikianlah Kami jadikan sebagian orang-orang zalim berteman dengan sesamanya, sesuai dengan apa yang mereka kerjakan. يَـٰمَعْشَرَ ٱلْجِنِّ وَٱلْإِنسِ أَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِّنكُمْ يَقُصُّونَ عَلَيْكُمْ ءَايَـٰتِى وَيُنذِرُونَكُمْ لِقَآءَ يَوْمِكُمْ هَـٰذَا‌ۚ قَالُواْ شَهِدْنَا عَلَىٰٓ أَنفُسِنَا‌ۖ وَغَرَّتْهُمُ ٱلْحَيَوٲةُ ٱلدُّنْيَا وَشَهِدُواْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ أَنَّهُمْ كَانُواْ كَـٰفِرِينَ Yā ma'syaral-jinni wal-insi a lam ya`tikum rusulum mingkum yaquṣṣụna 'alaikum āyātī wa yunżirụnakum liqā`a yaumikum hāżā, qālụ syahidnā 'alā anfusinā wa garrat-humul-ḥayātud-dun-yā wa syahidụ 'alā anfusihim annahum kānụ kāfirīn Wahai golongan jin dan manusia! Bukankah sudah datang kepadamu rasul-rasul dari kalanganmu sendiri, mereka menyampaikan ayat-ayat-Ku kepadamu dan memperingatkanmu tentang pertemuan pada hari ini? Mereka menjawab, “Ya, kami menjadi saksi atas diri kami sendiri.” Tetapi mereka tertipu oleh kehidupan dunia dan mereka telah menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang kafir. ذَٲلِكَ أَن لَّمْ يَكُن رَّبُّكَ مُهْلِكَ ٱلْقُرَىٰ بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا غَـٰفِلُونَ żālika al lam yakur rabbuka muhlikal-qurā biẓulmiw wa ahluhā gāfilụn Demikianlah para rasul diutus karena Tuhanmu tidak akan membinasakan suatu negeri secara zalim, sedang penduduknya dalam keadaan lengah belum tahu. وَلِكُلٍّ دَرَجَـٰتٌ مِّمَّا عَمِلُواْ‌ۚ وَمَا رَبُّكَ بِغَـٰفِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ Wa likullin darajātum mimmā 'amilụ, wa mā rabbuka bigāfilin 'ammā ya'malụn Dan masing-masing orang ada tingkatannya, sesuai dengan apa yang mereka kerjakan. Dan Tuhanmu tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan. وَرَبُّكَ ٱلْغَنِىُّ ذُو ٱلرَّحْمَةِ‌ۚ إِن يَشَأْ يُذْهِبْكُمْ وَيَسْتَخْلِفْ مِنۢ بَعْدِكُم مَّا يَشَآءُ كَمَآ أَنشَأَكُم مِّن ذُرِّيَّةِ قَوْمٍ ءَاخَرِينَ Wa rabbukal-ganiyyu żur-raḥmah, iy yasya` yuż-hibkum wa yastakhlif mim ba'dikum mā yasyā`u kamā ansya`akum min żurriyyati qaumin ākharīn Dan Tuhanmu Mahakaya, penuh rahmat. Jika Dia menghendaki, Dia akan memusnahkan kamu dan setelah kamu musnah akan Dia ganti dengan yang Dia kehendaki, sebagaimana Dia menjadikan kamu dari keturunan golongan lain. إِنَّ مَا تُوعَدُونَ لَأَتٍ‌ۖ وَمَآ أَنتُم بِمُعْجِزِينَ Inna mā tụ'adụna la`ātiw wa mā antum bimu'jizīn Sesungguhnya apa pun yang dijanjikan kepadamu pasti datang dan kamu tidak mampu menolaknya. قُلْ يَـٰقَوْمِ ٱعْمَلُواْ عَلَىٰ مَكَانَتِكُمْ إِنِّى عَامِلٌ‌ۖ فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ مَن تَكُونُ لَهُۥ عَـٰقِبَةُ ٱلدَّارِ‌ۗ إِنَّهُۥ لَا يُفْلِحُ ٱلظَّـٰلِمُونَ Qul yā qaumi'malụ 'alā makānatikum innī 'āmil, fa saufa ta'lamụna man takụnu lahụ 'āqibatud-dār, innahụ lā yufliḥuẓ-ẓālimụn Katakanlah Muhammad, “Wahai kaumku! Berbuatlah menurut kedudukanmu, aku pun berbuat demikian. Kelak kamu akan mengetahui, siapa yang akan memperoleh tempat terbaik di akhirat nanti. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan beruntung. وَجَعَلُواْ لِلَّهِ مِمَّا ذَرَأَ مِنَ ٱلْحَرْثِ وَٱلْأَنْعَـٰمِ نَصِيبًا فَقَالُواْ هَـٰذَا لِلَّهِ بِزَعْمِهِمْ وَهَـٰذَا لِشُرَكَآئِنَا‌ۖ فَمَا كَانَ لِشُرَكَآئِهِمْ فَلَا يَصِلُ إِلَى ٱللَّهِ‌ۖ وَمَا كَانَ لِلَّهِ فَهُوَ يَصِلُ إِلَىٰ شُرَكَآئِهِمْ‌ۗ سَآءَ مَا يَحْكُمُونَ Wa ja'alụ lillāhi mimmā żara`a minal-ḥarṡi wal-an'āmi naṣīban fa qālụ hāżā lillāhi biza'mihim wa hāżā lisyurakā`inā, fa mā kāna lisyurakā`ihim fa lā yaṣilu ilallāh, wa mā kāna lillāhi fa huwa yaṣilu ilā syurakā`ihim, sā`a mā yaḥkumụn Dan mereka menyediakan sebagian hasil tanaman dan hewan bagian untuk Allah sambil berkata menurut persangkaan mereka, “Ini untuk Allah dan yang ini untuk berhala-berhala kami.” Bagian yang untuk berhala-berhala mereka tidak akan sampai kepada Allah, dan bagian yang untuk Allah akan sampai kepada berhala-berhala mereka. Sangat buruk ketetapan mereka itu. وَكَذَٲلِكَ زَيَّنَ لِكَثِيرٍ مِّنَ ٱلْمُشْرِكِينَ قَتْلَ أَوْلَـٰدِهِمْ شُرَكَآؤُهُمْ لِيُرْدُوهُمْ وَلِيَلْبِسُواْ عَلَيْهِمْ دِينَهُمْ‌ۖ وَلَوْ شَآءَ ٱللَّهُ مَا فَعَلُوهُ‌ۖ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ Wa każālika zayyana likaṡīrim minal-musyrikīna qatla aulādihim syurakā`uhum liyurdụhum wa liyalbisụ 'alaihim dīnahum, walau syā`allāhu mā fa'alụhu fa żar-hum wa mā yaftarụn Dan demikianlah berhala-berhala mereka setan menjadikan terasa indah bagi banyak orang-orang musyrik membunuh anak-anak mereka, untuk membinasakan mereka dan mengacaukan agama mereka sendiri. Dan kalau Allah menghendaki, niscaya mereka tidak akan mengerjakannya. Biarkanlah mereka bersama apa kebohongan yang mereka ada-adakan. وَقَالُواْ هَـٰذِهِۦٓ أَنْعَـٰمٌ وَحَرْثٌ حِجْرٌ لَّا يَطْعَمُهَآ إِلَّا مَن نَّشَآءُ بِزَعْمِهِمْ وَأَنْعَـٰمٌ حُرِّمَتْ ظُهُورُهَا وَأَنْعَـٰمٌ لَّا يَذْكُرُونَ ٱسْمَ ٱللَّهِ عَلَيْهَا ٱفْتِرَآءً عَلَيْهِ‌ۚ سَيَجْزِيهِم بِمَا كَانُواْ يَفْتَرُونَ Wa qālụ hāżihī an'āmuw wa ḥarṡun ḥijrul lā yaṭ'amuhā illā man nasyā`u biza'mihim wa an'āmun ḥurrimat ẓuhụruhā wa an'āmul lā yażkurụnasmallāhi 'alaihaftirā`an 'alaīh, sayajzīhim bimā kānụ yaftarụn Dan mereka berkata menurut anggapan mereka, “Inilah hewan ternak dan hasil bumi yang dilarang, tidak boleh dimakan, kecuali oleh orang yang kami kehendaki.” Dan ada pula hewan yang diharamkan tidak boleh ditunggangi, dan ada hewan ternak yang ketika disembelih boleh tidak menyebut nama Allah, itu sebagai kebohongan terhadap Allah. Kelak Allah akan membalas semua yang mereka ada-adakan. وَقَالُواْ مَا فِى بُطُونِ هَـٰذِهِ ٱلْأَنْعَـٰمِ خَالِصَةٌ لِّذُكُورِنَا وَمُحَرَّمٌ عَلَىٰٓ أَزْوَٲجِنَا‌ۖ وَإِن يَكُن مَّيْتَةً فَهُمْ فِيهِ شُرَكَآءُ‌ۚ سَيَجْزِيهِمْ وَصْفَهُمْ‌ۚ إِنَّهُۥ حَكِيمٌ عَلِيمٌ Wa qālụ mā fī buṭụni hāżihil-an'āmi khāliṣatul liżukụrinā wa muḥarramun 'alā azwājinā, wa iy yakum maitatan fa hum fīhi syurakā`, sayajzīhim waṣfahum, innahụ ḥakīmun 'alīm Dan mereka berkata pula, “Apa yang ada di dalam perut hewan ternak ini khusus untuk kaum laki-laki kami, haram bagi istri-istri kami.” Dan jika yang dalam perut itu dilahirkan mati, maka semua boleh memakannya. Kelak Allah akan membalas atas ketetapan mereka. Sesungguhnya Allah Mahabijaksana, Maha Mengetahui. قَدْ خَسِرَ ٱلَّذِينَ قَتَلُوٓاْ أَوْلَـٰدَهُمْ سَفَهَۢا بِغَيْرِ عِلْمٍ وَحَرَّمُواْ مَا رَزَقَهُمُ ٱللَّهُ ٱفْتِرَآءً عَلَى ٱللَّهِ‌ۚ قَدْ ضَلُّواْ وَمَا كَانُواْ مُهْتَدِينَ Qad khasirallażīna qatalū aulādahum safaham bigairi 'ilmiw wa ḥarramụ mā razaqahumullāhuftirā`an 'alallāh, qad ḍallụ wa mā kānụ muhtadīn Sungguh rugi mereka yang membunuh anak-anaknya karena kebodohan tanpa pengetahuan, dan mengharamkan rezeki yang dikaruniakan Allah kepada mereka dengan semata-mata membuat-buat kebohongan terhadap Allah. Sungguh, mereka telah sesat dan tidak mendapat petunjuk. ۞ وَهُوَ ٱلَّذِىٓ أَنشَأَ جَنَّـٰتٍ مَّعْرُوشَـٰتٍ وَغَيْرَ مَعْرُوشَـٰتٍ وَٱلنَّخْلَ وَٱلزَّرْعَ مُخْتَلِفًا أُكُلُهُۥ وَٱلزَّيْتُونَ وَٱلرُّمَّانَ مُتَشَـٰبِهًا وَغَيْرَ مُتَشَـٰبِهٍ‌ۚ كُلُواْ مِن ثَمَرِهِۦٓ إِذَآ أَثْمَرَ وَءَاتُواْ حَقَّهُۥ يَوْمَ حَصَادِهِۦ‌ۖ وَلَا تُسْرِفُوٓاْ‌ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلْمُسْرِفِينَ Wa huwallażī ansya`a jannātim ma'rụsyātiw wa gaira ma'rụsyātiw wan-nakhla waz-zar'a mukhtalifan ukuluhụ waz-zaitụna war-rummāna mutasyābihaw wa gaira mutasyābih, kulụ min ṡamarihī iżā aṡmara wa ātụ ḥaqqahụ yauma ḥaṣādihī wa lā tusrifụ, innahụ lā yuḥibbul-musrifīn Dan Dialah yang menjadikan tanaman-tanaman yang merambat dan yang tidak merambat, pohon kurma, tanaman yang beraneka ragam rasanya, zaitun dan delima yang serupa bentuk dan warnanya dan tidak serupa rasanya. Makanlah buahnya apabila ia berbuah dan berikanlah haknya zakatnya pada waktu memetik hasilnya, tapi janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan, وَمِنَ ٱلْأَنْعَـٰمِ حَمُولَةً وَفَرْشًا‌ۚ كُلُواْ مِمَّا رَزَقَكُمُ ٱللَّهُ وَلَا تَتَّبِعُواْ خُطُوَٲتِ ٱلشَّيْطَـٰنِ‌ۚ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ Wa minal-an'āmi ḥamụlataw wa farsyā, kulụ mimmā razaqakumullāhu wa lā tattabi'ụ khuṭuwātisy-syaiṭān, innahụ lakum 'aduwwum mubīn dan di antara hewan-hewan ternak itu ada yang dijadikan pengangkut beban dan ada pula yang untuk disembelih. Makanlah rezeki yang diberikan Allah kepadamu, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu, ثَمَـٰنِيَةَ أَزْوَٲجٍ‌ۖ مِّنَ ٱلضَّأْنِ ٱثْنَيْنِ وَمِنَ ٱلْمَعْزِ ٱثْنَيْنِ‌ۗ قُلْ ءَآلذَّكَرَيْنِ حَرَّمَ أَمِ ٱلْأُنثَيَيْنِ أَمَّا ٱشْتَمَلَتْ عَلَيْهِ أَرْحَامُ ٱلْأُنثَيَيْنِ‌ۖ نَبِّــُٔونِى بِعِلْمٍ إِن كُنتُمْ صَـٰدِقِينَ ṡamāniyata azwāj, minaḍ-ḍa`niṡnaini wa minal-ma'ziṡnaīn, qul āż-żakaraini ḥarrama amil-unṡayaini ammasytamalat 'alaihi ar-ḥāmul-unṡayaīn, nabbi`ụnī bi'ilmin ing kuntum ṣādiqīn ada delapan hewan ternak yang berpasangan empat pasang; sepasang domba dan sepasang kambing. Katakanlah, “Apakah yang diharamkan Allah dua yang jantan atau dua yang betina atau yang ada dalam kandungan kedua betinanya? Terangkanlah kepadaku berdasar pengetahuan jika kamu orang yang benar.” وَمِنَ ٱلْإِبِلِ ٱثْنَيْنِ وَمِنَ ٱلْبَقَرِ ٱثْنَيْنِ‌ۗ قُلْ ءَآلذَّكَرَيْنِ حَرَّمَ أَمِ ٱلْأُنثَيَيْنِ أَمَّا ٱشْتَمَلَتْ عَلَيْهِ أَرْحَامُ ٱلْأُنثَيَيْنِ‌ۖ أَمْ كُنتُمْ شُهَدَآءَ إِذْ وَصَّـٰكُمُ ٱللَّهُ بِهَـٰذَا‌ۚ فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ ٱفْتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ كَذِبًا لِّيُضِلَّ ٱلنَّاسَ بِغَيْرِ عِلْمٍ‌ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلظَّـٰلِمِينَ Wa minal-ibiliṡnaini wa minal-baqariṡnaīn, qul āż-żakaraini ḥarrama amil-unṡayaini ammasytamalat 'alaihi ar-ḥāmul-unṡayaīn, am kuntum syuhadā`a iż waṣṣākumullāhu bihāżā, fa man aẓlamu mim maniftarā 'alallāhi każibal liyuḍillan-nāsa bigairi 'ilm, innallāha lā yahdil-qaumaẓ-ẓālimīn Dan dari unta sepasang dan dari sapi sepasang. Katakanlah, “Apakah yang diharamkan dua yang jantan atau dua yang betina, atau yang ada dalam kandungan kedua betinanya? Apakah kamu menjadi saksi ketika Allah menetapkan ini bagimu? Siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah untuk menyesatkan orang-orang tanpa pengetahuan?” Sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. قُل لَّآ أَجِدُ فِى مَآ أُوحِىَ إِلَىَّ مُحَرَّمًا عَلَىٰ طَاعِمٍ يَطْعَمُهُۥٓ إِلَّآ أَن يَكُونَ مَيْتَةً أَوْ دَمًا مَّسْفُوحًا أَوْ لَحْمَ خِنزِيرٍ فَإِنَّهُۥ رِجْسٌ أَوْ فِسْقًا أُهِلَّ لِغَيْرِ ٱللَّهِ بِهِۦ‌ۚ فَمَنِ ٱضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلَا عَادٍ فَإِنَّ رَبَّكَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ Qul lā ajidu fī mā ụḥiya ilayya muḥarraman 'alā ṭā'imiy yaṭ'amuhū illā ay yakụna maitatan au damam masfụḥan au laḥma khinzīrin fa innahụ rijsun au fisqan uhilla ligairillāhi bih, fa maniḍṭurra gaira bāgiw wa lā 'ādin fa inna rabbaka gafụrur raḥīm Katakanlah, “Tidak kudapati di dalam apa yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan memakannya bagi yang ingin memakannya, kecuali daging hewan yang mati bangkai, darah yang mengalir, daging babi – karena semua itu kotor – atau hewan yang disembelih bukan atas nama Allah. Tetapi barangsiapa terpaksa bukan karena menginginkan dan tidak melebihi batas darurat maka sungguh, Tuhanmu Maha Pengampun, Maha Penyayang. وَعَلَى ٱلَّذِينَ هَادُواْ حَرَّمْنَا كُلَّ ذِى ظُفُرٍ‌ۖ وَمِنَ ٱلْبَقَرِ وَٱلْغَنَمِ حَرَّمْنَا عَلَيْهِمْ شُحُومَهُمَآ إِلَّا مَا حَمَلَتْ ظُهُورُهُمَآ أَوِ ٱلْحَوَايَآ أَوْ مَا ٱخْتَلَطَ بِعَظْمٍ‌ۚ ذَٲلِكَ جَزَيْنَـٰهُم بِبَغْيِهِمْ‌ۖ وَإِنَّا لَصَـٰدِقُونَ Wa 'alallażīna hādụ ḥarramnā kulla żī ẓufur, wa minal-baqari wal-ganami ḥarramnā 'alaihim syuḥụmahumā illā mā ḥamalat ẓuhụruhumā awil-ḥawāyā au makhtalaṭa bi'aẓm, żālika jazaināhum bibagyihim, wa innā laṣādiqụn Dan kepada orang-orang Yahudi, Kami haramkan semua hewan yang berkuku, dan Kami haramkan kepada mereka lemak sapi dan domba, kecuali yang melekat di punggungnya, atau yang dalam isi perutnya, atau yang bercampur dengan tulang. Demikianlah Kami menghukum mereka karena kedurhakaannya. Dan sungguh, Kami Mahabenar. فَإِن كَذَّبُوكَ فَقُل رَّبُّكُمْ ذُو رَحْمَةٍ وَٲسِعَةٍ وَلَا يُرَدُّ بَأْسُهُۥ عَنِ ٱلْقَوْمِ ٱلْمُجْرِمِينَ Fa ing każżabụka fa qur rabbukum żụ raḥmatiw wāsi'ah, wa lā yuraddu ba`suhụ 'anil-qaumil-mujrimīn Maka jika mereka mendustakan kamu, katakanlah, “Tuhanmu mempunyai rahmat yang luas, dan siksa-Nya kepada orang-orang yang berdosa tidak dapat dielakkan.” سَيَقُولُ ٱلَّذِينَ أَشْرَكُواْ لَوْ شَآءَ ٱللَّهُ مَآ أَشْرَكْنَا وَلَآ ءَابَآؤُنَا وَلَا حَرَّمْنَا مِن شَىْءٍ‌ۚ كَذَٲلِكَ كَذَّبَ ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ حَتَّىٰ ذَاقُواْ بَأْسَنَا‌ۗ قُلْ هَلْ عِندَكُم مِّنْ عِلْمٍ فَتُخْرِجُوهُ لَنَآ‌ۖ إِن تَتَّبِعُونَ إِلَّا ٱلظَّنَّ وَإِنْ أَنتُمْ إِلَّا تَخْرُصُونَ Sayaqụlullażīna asyrakụ lau syā`allāhu mā asyraknā wa lā ābā`unā wa lā ḥarramnā min syaī`, każālika każżaballażīna ming qablihim ḥattā żāqụ ba`sanā, qul hal 'indakum min 'ilmin fa tukhrijụhu lanā, in tattabi'ụna illaẓ-ẓanna wa in antum illā takhruṣụn Orang-orang musyrik akan berkata, “Jika Allah menghendaki, tentu kami tidak akan mempersekutukan-Nya, begitu pula nenek moyang kami, dan kami tidak akan mengharamkan apa pun.” Demikian pula orang-orang sebelum mereka yang telah mendustakan para rasul sampai mereka merasakan azab Kami. Katakanlah Muhammad, “Apakah kamu mempunyai pengetahuan yang dapat kamu kemukakan kepada kami? Yang kamu ikuti hanya persangkaan belaka, dan kamu hanya mengira.” قُلْ فَلِلَّهِ ٱلْحُجَّةُ ٱلْبَـٰلِغَةُ‌ۖ فَلَوْ شَآءَ لَهَدَٮٰكُمْ أَجْمَعِينَ Qul falillāhil-ḥujjatul-bāligah, falau syā`a lahadākum ajma'īn Katakanlah Muhammad, “Alasan yang kuat hanya pada Allah. Maka kalau Dia menghendaki, niscaya kamu semua mendapat petunjuk.” قُلْ هَلُمَّ شُهَدَآءَكُمُ ٱلَّذِينَ يَشْهَدُونَ أَنَّ ٱللَّهَ حَرَّمَ هَـٰذَا‌ۖ فَإِن شَهِدُواْ فَلَا تَشْهَدْ مَعَهُمْ‌ۚ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَآءَ ٱلَّذِينَ كَذَّبُواْ بِـَٔـايَـٰتِنَا وَٱلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِٱلْأَخِرَةِ وَهُم بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُونَ Qul halumma syuhadā`akumullażīna yasy-hadụna annallāha ḥarrama hāżā, fa in syahidụ fa lā tasy-had ma'ahum, wa lā tattabi' ahwā`allażīna każżabụ bi`āyātinā wallażīna lā yu`minụna bil-ākhirati wa hum birabbihim ya'dilụn Katakanlah Muhammad, “Bawalah saksi-saksimu yang dapat membuktikan bahwa Allah mengharamkan ini.” Jika mereka memberikan kesaksian, engkau jangan ikut pula memberikan kesaksian bersama mereka. Jangan engkau ikuti keinginan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat, dan mereka mempersekutukan Tuhan. ۞ قُلْ تَعَالَوْاْ أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ‌ۖ أَلَّا تُشْرِكُواْ بِهِۦ شَيْــًٔا‌ۖ وَبِٱلْوَٲلِدَيْنِ إِحْسَـٰنًا‌ۖ وَلَا تَقْتُلُوٓاْ أَوْلَـٰدَكُم مِّنْ إِمْلَـٰقٍ‌ۖ نَّحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ‌ۖ وَلَا تَقْرَبُواْ ٱلْفَوَٲحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ‌ۖ وَلَا تَقْتُلُواْ ٱلنَّفْسَ ٱلَّتِى حَرَّمَ ٱللَّهُ إِلَّا بِٱلْحَقِّ‌ۚ ذَٲلِكُمْ وَصَّـٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ Qul ta'ālau atlu mā ḥarrama rabbukum 'alaikum allā tusyrikụ bihī syai`aw wa bil-wālidaini iḥsānā, wa lā taqtulū aulādakum min imlāq, naḥnu narzuqukum wa iyyāhum, wa lā taqrabul-fawāḥisya mā ẓahara min-hā wa mā baṭan, wa lā taqtulun-nafsallatī ḥarramallāhu illā bil-ḥaqq, żālikum waṣṣākum bihī la'allakum ta'qilụn Katakanlah Muhammad, “Marilah aku bacakan apa yang diharamkan Tuhan kepadamu. Jangan mempersekutukan-Nya dengan apa pun, berbuat baik kepada ibu bapak, janganlah membunuh anak-anakmu karena miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka; janganlah kamu mendekati perbuatan yang keji, baik yang terlihat ataupun yang tersembunyi, janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu mengerti. وَلَا تَقْرَبُواْ مَالَ ٱلْيَتِيمِ إِلَّا بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ حَتَّىٰ يَبْلُغَ أَشُدَّهُۥ‌ۖ وَأَوْفُواْ ٱلْكَيْلَ وَٱلْمِيزَانَ بِٱلْقِسْطِ‌ۖ لَا نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا‌ۖ وَإِذَا قُلْتُمْ فَٱعْدِلُواْ وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبَىٰ‌ۖ وَبِعَهْدِ ٱللَّهِ أَوْفُواْ‌ۚ ذَٲلِكُمْ وَصَّـٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ Wa lā taqrabụ mālal-yatīmi illā billatī hiya aḥsanu ḥattā yabluga asyuddah, wa auful-kaila wal-mīzāna bil-qisṭ, lā nukallifu nafsan illā wus'ahā, wa iżā qultum fa'dilụ walau kāna żā qurbā, wa bi'ahdillāhi aufụ, żālikum waṣṣākum bihī la'allakum tażakkarụn Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, sampai dia mencapai usia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya. Apabila kamu berbicara, bicaralah sejujurnya, sekalipun dia kerabatmu dan penuhilah janji Allah. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu ingat.” وَأَنَّ هَـٰذَا صِرَٲطِى مُسْتَقِيمًا فَٱتَّبِعُوهُ‌ۖ وَلَا تَتَّبِعُواْ ٱلسُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِۦ‌ۚ ذَٲلِكُمْ وَصَّـٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ Wa anna hāżā ṣirāṭī mustaqīman fattabi'ụh, wa lā tattabi'us-subula fa tafarraqa bikum 'an sabīlih, żālikum waṣṣākum bihī la'allakum tattaqụn Dan sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus. Maka ikutilah! Jangan kamu ikuti jalan-jalan yang lain yang akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu bertakwa. ثُمَّ ءَاتَيْنَا مُوسَى ٱلْكِتَـٰبَ تَمَامًا عَلَى ٱلَّذِىٓ أَحْسَنَ وَتَفْصِيلاً لِّكُلِّ شَىْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً لَّعَلَّهُم بِلِقَآءِ رَبِّهِمْ يُؤْمِنُونَ ṡumma ātainā mụsal-kitāba tamāman 'alallażī aḥsana wa tafṣīlal likulli syai`iw wa hudaw wa raḥmatal la'allahum biliqā`i rabbihim yu`minụn Kemudian Kami telah memberikan kepada Musa Kitab Taurat untuk menyempurnakan nikmat Kami kepada orang yang berbuat kebaikan, untuk menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat, agar mereka beriman akan adanya pertemuan dengan Tuhannya. وَهَـٰذَا كِتَـٰبٌ أَنزَلْنَـٰهُ مُبَارَكٌ فَٱتَّبِعُوهُ وَٱتَّقُواْ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ Wa hāżā kitābun anzalnāhu mubārakun fattabi'ụhu wattaqụ la'allakum tur-ḥamụn Dan ini adalah Kitab Al-Qur'an yang Kami turunkan dengan penuh berkah. Ikutilah, dan bertakwalah agar kamu mendapat rahmat, أَن تَقُولُوٓاْ إِنَّمَآ أُنزِلَ ٱلْكِتَـٰبُ عَلَىٰ طَآئِفَتَيْنِ مِن قَبْلِنَا وَإِن كُنَّا عَن دِرَاسَتِهِمْ لَغَـٰفِلِينَ An taqụlū innamā unzilal-kitābu 'alā ṭā`ifataini ming qablinā wa ing kunnā 'an dirāsatihim lagāfilīn Kami turunkan Al-Qur'an itu agar kamu tidak mengatakan, “Kitab itu hanya diturunkan kepada dua golongan sebelum kami Yahudi dan Nasrani dan sungguh, kami tidak memperhatikan apa yang mereka baca,” أَوْ تَقُولُواْ لَوْ أَنَّآ أُنزِلَ عَلَيْنَا ٱلْكِتَـٰبُ لَكُنَّآ أَهْدَىٰ مِنْهُمْ‌ۚ فَقَدْ جَآءَكُم بَيِّنَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ‌ۚ فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّن كَذَّبَ بِـَٔـايَـٰتِ ٱللَّهِ وَصَدَفَ عَنْهَا‌ۗ سَنَجْزِى ٱلَّذِينَ يَصْدِفُونَ عَنْ ءَايَـٰتِنَا سُوٓءَ ٱلْعَذَابِ بِمَا كَانُواْ يَصْدِفُونَ Au taqụlụ lau annā unzila 'alainal-kitābu lakunnā ahdā min-hum, fa qad jā`akum bayyinatum mir rabbikum wa hudaw wa raḥmah, fa man aẓlamu mim mang każżaba bi`āyātillāhi wa ṣadafa 'an-hā, sanajzillażīna yaṣdifụna 'an āyātinā sū`al-'ażābi bimā kānụ yaṣdifụn atau agar kamu tidak mengatakan, “Jikalau Kitab itu diturunkan kepada kami, tentulah kami lebih mendapat petunjuk daripada mereka.” Sungguh, telah datang kepadamu penjelasan yang nyata, petunjuk dan rahmat dari Tuhanmu. Siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan berpaling daripadanya? Kelak, Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang berpaling dari ayat-ayat Kami dengan azab yang keras, karena mereka selalu berpaling. هَلْ يَنظُرُونَ إِلَّآ أَن تَأْتِيَهُمُ ٱلْمَلَـٰٓئِكَةُ أَوْ يَأْتِىَ رَبُّكَ أَوْ يَأْتِىَ بَعْضُ ءَايَـٰتِ رَبِّكَ‌ۗ يَوْمَ يَأْتِى بَعْضُ ءَايَـٰتِ رَبِّكَ لَا يَنفَعُ نَفْسًا إِيمَـٰنُهَا لَمْ تَكُنْ ءَامَنَتْ مِن قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِىٓ إِيمَـٰنِهَا خَيْرًا‌ۗ قُلِ ٱنتَظِرُوٓاْ إِنَّا مُنتَظِرُونَ Hal yanẓurụna illā an ta`tiyahumul-malā`ikatu au ya`tiya rabbuka au ya`tiya ba'ḍu āyāti rabbik, yauma ya`tī ba'ḍu āyāti rabbika lā yanfa'u nafsan īmānuhā lam takun āmanat ming qablu au kasabat fī īmānihā khairā, qulintaẓirū innā muntaẓirụn Yang mereka nanti-nantikan hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka, atau kedatangan Tuhanmu, atau sebagian tanda-tanda dari Tuhanmu. Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu tidak berguna lagi iman seseorang yang belum beriman sebelum itu, atau belum berusaha berbuat kebajikan dengan imannya itu. Katakanlah, “Tunggulah! Kami pun menunggu.” إِنَّ ٱلَّذِينَ فَرَّقُواْ دِينَهُمْ وَكَانُواْ شِيَعًا لَّسْتَ مِنْهُمْ فِى شَىْءٍ‌ۚ إِنَّمَآ أَمْرُهُمْ إِلَى ٱللَّهِ ثُمَّ يُنَبِّئُهُم بِمَا كَانُواْ يَفْعَلُونَ Innallażīna farraqụ dīnahum wa kānụ syiya'al lasta min-hum fī syaī`, innamā amruhum ilallāhi ṡumma yunabbi`uhum bimā kānụ yaf'alụn Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka menjadi terpecah dalam golongan-golongan, sedikit pun bukan tanggung jawabmu Muhammad atas mereka. Sesungguhnya urusan mereka terserah kepada Allah. Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat. مَن جَآءَ بِٱلْحَسَنَةِ فَلَهُۥ عَشْرُ أَمْثَالِهَا‌ۖ وَمَن جَآءَ بِٱلسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَىٰٓ إِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ Man jā`a bil-ḥasanati fa lahụ 'asyru amṡālihā, wa man jā`a bis-sayyi`ati fa lā yujzā illā miṡlahā wa hum lā yuẓlamụn Barangsiapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya. Dan barangsiapa berbuat kejahatan dibalas seimbang dengan kejahatannya. Mereka sedikit pun tidak dirugikan dizalimi. قُلْ إِنَّنِى هَدَٮٰنِى رَبِّىٓ إِلَىٰ صِرَٲطٍ مُّسْتَقِيمٍ دِينًا قِيَمًا مِّلَّةَ إِبْرَٲهِيمَ حَنِيفًا‌ۚ وَمَا كَانَ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَ Qul innanī hadānī rabbī ilā ṣirāṭim mustaqīm, dīnang qiyamam millata ibrāhīma ḥanīfā, wa mā kāna minal-musyrikīn Katakanlah Muhammad, “Sesungguhnya Tuhanku telah memberiku petunjuk ke jalan yang lurus, agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus. Dia Ibrahim tidak termasuk orang-orang musyrik.” قُلْ إِنَّ صَلَاتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَاىَ وَمَمَاتِى لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَـٰلَمِينَ Qul inna ṣalātī wa nusukī wa maḥyāya wa mamātī lillāhi rabbil-'ālamīn Katakanlah Muhammad, “Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam, لَا شَرِيكَ لَهُۥ‌ۖ وَبِذَٲلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا۟ أَوَّلُ ٱلْمُسْلِمِينَ Lā syarīka lah, wa biżālika umirtu wa ana awwalul-muslimīn tidak ada sekutu bagi-Nya; dan demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri muslim.” قُلْ أَغَيْرَ ٱللَّهِ أَبْغِى رَبًّا وَهُوَ رَبُّ كُلِّ شَىْءٍ‌ۚ وَلَا تَكْسِبُ كُلُّ نَفْسٍ إِلَّا عَلَيْهَا‌ۚ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ‌ۚ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّكُم مَّرْجِعُكُمْ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ Qul a gairallāhi abgī rabbaw wa huwa rabbu kulli syaī`, wa lā taksibu kullu nafsin illā 'alaihā, wa lā taziru wāziratuw wizra ukhrā, ṡumma ilā rabbikum marji'ukum fa yunabbi`ukum bimā kuntum fīhi takhtalifụn Katakanlah Muhammad, “Apakah patut aku mencari tuhan selain Allah, padahal Dialah Tuhan bagi segala sesuatu. Setiap perbuatan dosa seseorang, dirinya sendiri yang bertanggung jawab. Dan seseorang tidak akan memikul beban dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitahukan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan.” وَهُوَ ٱلَّذِى جَعَلَكُمْ خَلَـٰٓئِفَ ٱلْأَرْضِ وَرَفَعَ بَعْضَكُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَـٰتٍ لِّيَبْلُوَكُمْ فِى مَآ ءَاتَـٰكُمْ‌ۗ إِنَّ رَبَّكَ سَرِيعُ ٱلْعِقَابِ وَإِنَّهُۥ لَغَفُورٌ رَّحِيمُۢ Wa huwallażī ja'alakum khalā`ifal-arḍi wa rafa'a ba'ḍakum fauqa ba'ḍin darajātil liyabluwakum fī mā ātākum, inna rabbaka sarī'ul-'iqābi wa innahụ lagafụrur raḥīm Dan Dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi dan Dia mengangkat derajat sebagian kamu di atas yang lain, untuk mengujimu atas karunia yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat memberi hukuman dan sungguh, Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang.
\n\n \nsurat al an am ayat 103 latin dan artinya
SurahAl-An'am berarti Binatang Ternak. Sumber terjemahan dan tafsir Al-An'am ayat 103 diambil dari Kemenag.
6. QS. Al-An’am Binatang Ternak 165 ayat بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اَلۡحَمۡدُ لِلّٰهِ الَّذِىۡ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضَ وَجَعَلَ الظُّلُمٰتِ وَالنُّوۡرَ ؕ ثُمَّ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا بِرَبِّهِمۡ يَعۡدِلُوۡنَ Alhamdu lillaahil lazii khalaqas samaawaati wal arda wa ja'alaz zulumaati wannuur; summal laziina kafaruu bi Rabbihim ya'diluun 1. Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi, dan menjadikan gelap dan terang, namun demikian orang-orang kafir masih mempersekutukan Tuhan mereka dengan sesuatu. هُوَ الَّذِىۡ خَلَقَكُمۡ مِّنۡ طِيۡنٍ ثُمَّ قَضٰۤى اَجَلًا ؕ وَاَجَلٌ مُّسَمًّى عِنۡدَهٗ‌ ثُمَّ اَنۡـتُمۡ تَمۡتَرُوۡنَ Huwal lazii khalaqakum min tiinin summa qadaaa ajalanw wa ajalum musamman 'indahuu summa antum tamtaruun 2. Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian Dia menetapkan ajal kematianmu, dan batas waktu tertentu yang hanya diketahui oleh-Nya. Namun demikian kamu masih meragukannya. وَهُوَ اللّٰهُ فِى السَّمٰوٰتِ وَفِى الۡاَرۡضِ‌ؕ يَعۡلَمُ سِرَّكُمۡ وَ جَهۡرَكُمۡ وَيَعۡلَمُ مَا تَكۡسِبُوۡنَ Wa Huwal laahu fissamaawaati wa fil ardi ya'lamu sirrakum wa jahrakum wa ya'lamu maa taksibuun 3. Dan Dialah Allah yang disembah, di langit maupun di bumi; Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu nyatakan dan mengetahui pula apa yang kamu kerjakan. وَمَا تَاۡتِيۡهِمۡ مِّنۡ اٰيَةٍ مِّنۡ اٰيٰتِ رَبِّهِمۡ اِلَّا كَانُوۡا عَنۡهَا مُعۡرِضِيۡنَ‏ Wa maa taatiihim min Aayatim min Aayaati Rabbihim illaa kaanuu 'anhaa mu'ridiin 4. Dan setiap ayat dari ayat-ayat Tuhan yang sampai kepada mereka orang kafir, semuanya selalu diingkarinya. فَقَدۡ كَذَّبُوۡا بِالۡحَـقِّ لَـمَّا جَآءَهُمۡ‌ؕ فَسَوۡفَ يَاۡتِيۡهِمۡ اَنۢۡـبٰٓـؤُا مَا كَانُوۡا بِهٖ يَسۡتَهۡزِءُوۡنَ Faqad kazzabuu bilhaqqi lammaa jaaa'ahum fasawfa yaatiihim ambaaa'u maa kaanuu bihii yastahzi'uun 5. Sungguh, mereka telah mendustakan kebenaran Al-Qur'an ketika sampai kepada mereka, maka kelak akan sampai kepada mereka kenyataan dari berita-berita yang selalu mereka perolok-olokkan. اَلَمۡ يَرَوۡا كَمۡ اَهۡلَـكۡنَا مِنۡ قَبۡلِهِمۡ مِّنۡ قَرۡنٍ مَّكَّنّٰهُمۡ فِى الۡاَرۡضِ مَا لَمۡ نُمَكِّنۡ لَّـكُمۡ وَاَرۡسَلۡنَا السَّمَآءَ عَلَيۡهِمۡ مِّدۡرَارًا ۖ وَّجَعَلۡنَا الۡاَنۡهٰرَ تَجۡرِىۡ مِنۡ تَحۡتِهِمۡ فَاَهۡلَكۡنٰهُمۡ بِذُنُوۡبِهِمۡ وَاَنۡشَاۡنَا مِنۡۢ بَعۡدِهِمۡ قَرۡنًا اٰخَرِيۡنَ Alam yaraw kam ahlaknaa min qablihim min qarnim makkannaahum fil ardi maa lam numakkil lakum wa arsalnas samaaa'a 'alaihim midraaranw wa ja'alnal anhaara tajrii min tahtihim fa ahlak naahum bizunuubihim wa anshaanaa mim ba'dihim qarnan aakhariin 6. Tidakkah mereka memperhatikan berapa banyak generasi sebelum mereka yang telah Kami binasakan, padahal generasi itu telah Kami teguhkan kedudukannya di bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu. Kami curahkan hujan yang lebat untuk mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa-dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan generasi yang lain setelah generasi mereka. وَلَوۡ نَزَّلۡنَا عَلَيۡكَ كِتٰبًا فِىۡ قِرۡطَاسٍ فَلَمَسُوۡهُ بِاَيۡدِيۡهِمۡ لَقَالَ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡۤا اِنۡ هٰذَاۤ اِلَّا سِحۡرٌ مُّبِيۡنٌ‏ Wa law nazzalnaa 'alaika Kitaaban fii qirtaasin falamasuuhu bi aidiihim laqoolal laziina kafaruuu in haazaaa illaa sihrum mubiin 7. Dan sekiranya Kami turunkan kepadamu Muhammad tulisan di atas kertas, sehingga mereka dapat memegangnya dengan tangan mereka sendiri, niscaya orang-orang kafir itu akan berkata, "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata." وَقَالُوۡا لَوۡلَاۤ اُنۡزِلَ عَلَيۡهِ مَلَكٌ‌ ؕ وَلَوۡ اَنۡزَلۡـنَا مَلَـكًا لَّـقُضِىَ الۡاَمۡرُ ثُمَّ لَا يُنۡظَرُوۡنَ Wa qooluu law laaa unzila alaihi malakunw wa law anzalna malakal laqudiyal amru summa laa yunzaruun 8. Dan mereka berkata, "Mengapa tidak diturunkan malaikat kepadanya Muhammad?" Jika Kami turunkan malaikat kepadanya, tentu selesailah urusan itu, tetapi mereka tidak diberi penangguhan sedikit pun. وَلَوۡ جَعَلۡنٰهُ مَلَـكًا لَّـجَـعَلۡنٰهُ رَجُلًا وَّلَـلَبَسۡنَا عَلَيۡهِمۡ مَّا يَلۡبِسُوۡنَ Wa law ja'alnaahu malakal laja'alnaahu rajulanw wa lalabasnaa 'alaihim maa yalbisuun 9. Dan sekiranya rasul itu Kami jadikan dari malaikat, pastilah Kami jadikan dia berwujud laki-laki, dan dengan demikian pasti Kami akan menjadikan mereka tetap ragu sebagaimana kini mereka ragu. وَلَـقَدِ اسۡتُهۡزِئَ بِرُسُلٍ مِّنۡ قَبۡلِكَ فَحَاقَ بِالَّذِيۡنَ سَخِرُوۡا مِنۡهُمۡ مَّا كَانُوۡا بِهٖ يَسۡتَهۡزِءُوۡنَ Wa laqadis tuhzi'a bi-Rusulim min qablika fahaaqa billaziina sakhiruu minhum maa kaanuu bihii yastahzi'uun 10. Dan sungguh, beberapa rasul sebelum engkau Muhammad telah diperolok-olokkan, sehingga turunlah azab kepada orang-orang yang mencemoohkan itu sebagai balasan olok-olokan mereka. قُلۡ سِيۡرُوۡا فِى الۡاَرۡضِ ثُمَّ انْظُرُوۡا كَيۡفَ كَانَ عَاقِبَةُ الۡمُكَذِّبِيۡنَ Qul siiruu fil ardi summan zuruu kaifa kaana 'aaqibatul mukazzibiin 11. Katakanlah Muhammad, "Jelajahilah bumi, kemudian perhatikanlah bagai-mana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu." قُلْ لِّمَنۡ مَّا فِى السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِ‌ؕ قُلْ لِّلّٰهِ‌ؕ كَتَبَ عَلٰى نَفۡسِهِ الرَّحۡمَةَ ‌ ؕ لَيَجۡمَعَنَّكُمۡ اِلٰى يَوۡمِ الۡقِيٰمَةِ لَا رَيۡبَ فِيۡهِ‌ ؕ اَلَّذِيۡنَ خَسِرُوۡۤا اَنۡفُسَهُمۡ فَهُمۡ لَا يُؤۡمِنُوۡنَ Qul limam maa fis samaawaati wal ardi qul lillaah; kataba 'alaa nafsihir rahmah; la yajma 'annakum ilaa Yawmil Qiyaamati laa raiba fiih; allaziina khasiruuu anfusahum fahum laa yu'minuun 12. Katakanlah Muhammad, "Milik siapakah apa yang di langit dan di bumi?" Katakanlah, "Milik Allah." Dia telah menetapkan sifat kasih sayang pada diri-Nya. Dia sungguh akan mengumpulkan kamu pada hari Kiamat yang tidak diragukan lagi. Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu tidak beriman. وَلَهٗ مَا سَكَنَ فِى الَّيۡلِ وَالنَّهَارِ‌ؕ وَهُوَ السَّمِيۡعُ الۡعَلِيۡمُ Wa lahuu maa sakana fillaili wannahaar; wa Huwas Samii'ul Aliim 13. Dan milik-Nyalah segala apa yang ada pada malam dan siang hari. Dan Dialah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui. قُلۡ اَغَيۡرَ اللّٰهِ اَتَّخِذُ وَلِيًّا فَاطِرِ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِ وَهُوَ يُطۡعِمُ وَلَا يُطۡعَمُ‌ؕ قُلۡ اِنِّىۡۤ اُمِرۡتُ اَنۡ اَكُوۡنَ اَوَّلَ مَنۡ اَسۡلَمَ‌ وَلَا تَكُوۡنَنَّ مِنَ الۡمُشۡرِكِيۡنَ Qul aghairal laahi attakhizu waliyyan faatiris samaawaati wal ardi wa Huwa yut'imu wa laa yut'am; qul inniii umirtu an akuuna awwala man salama wa laa takuunanna minal mushrikiin 14. Katakanlah Muhammad, "Apakah aku akan menjadikan pelindung selain Allah yang menjadikan langit dan bumi, padahal Dia memberi makan dan tidak diberi makan?" Katakanlah, "Sesungguhnya aku diperintahkan agar aku menjadi orang yang pertama berserah diri kepada Allah, dan jangan sekali-kali kamu masuk golongan orang-orang musyrik." قُلۡ اِنِّىۡۤ اَخَافُ اِنۡ عَصَيۡتُ رَبِّىۡ عَذَابَ يَوۡمٍ عَظِيۡمٍ Qul inniii akhaafu in 'asaitu Rabbii 'azaaba Yawmin 'Aziim 15. Katakanlah Muhammad, "Aku benar-benar takut akan azab hari yang besar hari Kiamat, jika aku mendurhakai Tuhanku." مَنۡ يُّصۡرَفۡ عَنۡهُ يَوۡمَٮِٕذٍ فَقَدۡ رَحِمَهٗ‌ؕ وَ ذٰ لِكَ الۡـفَوۡزُ الۡمُبِيۡنُ Mai yusraf 'anhu Yawma'izin faqad rahimah; wa zaalikal fawzul mubiin 16. Barangsiapa dijauhkan dari azab atas dirinya pada hari itu, maka sungguh, Allah telah memberikan rahmat kepadanya. Dan itulah kemenangan yang nyata. وَاِنۡ يَّمۡسَسۡكَ اللّٰهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهٗۤ اِلَّا هُوَ‌ؕ وَاِنۡ يَّمۡسَسۡكَ بِخَيۡرٍ فَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَىۡءٍ قَدِيۡرٌ Wa iny-yamsaskal laahu bidurrin falaaa kaashifa lahuu illaa Huwa wa iny-yamsaska bikhairin fa Huwa 'alaa kulli shai'in Qadiir 17. Dan jika Allah menimpakan suatu bencana kepadamu, tidak ada yang dapat menghilangkannya selain Dia. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. وَهُوَ الۡقَاهِرُ فَوۡقَ عِبَادِهٖ‌ ؕ وَهُوَ الۡحَكِيۡمُ الۡخَبِيۡرُ Wa Huwal gaahiru fawqa 'ibaadih; wa Huwal Hakiimul Khabiir 18. Dan Dialah yang berkuasa atas hamba-hamba-Nya. Dan Dia Mahabijaksana, Maha Mengetahui. قُلۡ اَىُّ شَىۡءٍ اَكۡبَرُ شَهَادَةً ؕ قُلِ اللّٰهُ ‌ۙ شَهِيۡدٌ ۢ بَيۡنِىۡ وَبَيۡنَكُمۡ‌ ۚ وَاُوۡحِىَ اِلَىَّ هٰذَا الۡـقُرۡاٰنُ لِاُنۡذِرَكُمۡ بِهٖ وَمَنۡۢ بَلَغَ‌ ؕ اَٮِٕنَّكُمۡ لَـتَشۡهَدُوۡنَ اَنَّ مَعَ اللّٰهِ اٰلِهَةً اُخۡرٰى‌ؕ قُلْ لَّاۤ اَشۡهَدُ‌ ۚ قُلۡ اِنَّمَا هُوَ اِلٰـهٌ وَّاحِدٌ وَّاِنَّنِىۡ بَرِىۡٓءٌ مِّمَّا تُشۡرِكُوۡنَ‌ۘ Qul ayyu shai'in akbaru shahaadatan qulil laahu shahiidum bainii wa bainakum; wa uuhiya ilaiya haazal Qur'aanu li unzirakum bihii wa mam balagh; a'innakum latashhaduuna anna ma'al laahi aalihatan ukhraa; qul laaa ashhad; qul innamaa Huwa Ilaahunw Waahidun 19. Katakanlah Muhammad, "Siapakah yang lebih kuat kesaksiannya?" Katakanlah, "Allah, Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Al-Qur'an ini diwahyukan kepadaku agar dengan itu aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang yang sampai Al-Qur'an kepadanya. Dapatkah kamu benar-benar bersaksi bahwa ada tuhan-tuhan lain bersama Allah?" Katakanlah, "Aku tidak dapat bersaksi." Katakanlah, "Sesungguhnya hanya Dialah Tuhan Yang Maha Esa dan aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan dengan Allah." اَ لَّذِيۡنَ اٰتَيۡنٰهُمُ الۡـكِتٰبَ يَعۡرِفُوۡنَهٗ كَمَا يَعۡرِفُوۡنَ اَبۡنَآءَهُمُ‌ۘ اَ لَّذِيۡنَ خَسِرُوۡۤا اَنۡفُسَهُمۡ فَهُمۡ لَا يُؤۡمِنُوۡنَ‏ Allaziina aatainaa humul Kitaaba ya'rifuunahuu kamaa ya'rifuuna abnaaa'ahum; allaziina khasiruuu anfusahum fahum laa yu'minuun 20. Orang-orang yang telah Kami berikan Kitab kepadanya, mereka mengenalnya Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu tidak beriman kepada Allah.
\n surat al an am ayat 103 latin dan artinya
QS Al-An'am Ayat 103. لَا تُدْرِكُهُ الْاَبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ الْاَبْصَارَۚ وَهُوَ اللَّطِيْفُ الْخَبِيْرُ . 103. Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu, dan Dialah Yang Mahahalus, Mahateliti. Share
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمٰتِ وَالنُّوْرَ ەۗ ثُمَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُوْنَ Al-ḥamdu lillāhil-lażī khalaqas-samāwāti wal-arḍa wa jaalaẓ-ẓulumāti wan-nūra, ṡummal-lażīna kafarū birabbihim yadilūna. Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi, dan menjadikan kegelapan-kegelapan dan cahaya. Sungguhpun demikian, orang-orang yang kufur mempersamakan tuhan mereka dengan sesuatu yang lain. هُوَ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ طِيْنٍ ثُمَّ قَضٰٓى اَجَلًا ۗوَاَجَلٌ مُّسَمًّى عِنْدَهٗ ثُمَّ اَنْتُمْ تَمْتَرُوْنَ Huwal-lażī khalaqakum min ṭīnin ṡumma qaḍā ajalān, wa ajalum musamman indahū ṡumma antum tamtarūna. Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian Dia menentukan batas waktu hidup masing-masing. Waktu yang ditentukan untuk kebangkitan setelah mati ada pada-Nya. Kemudian, kamu masih meragukannya. وَهُوَ اللّٰهُ فِى السَّمٰوٰتِ وَفِى الْاَرْضِۗ يَعْلَمُ سِرَّكُمْ وَجَهْرَكُمْ وَيَعْلَمُ مَا تَكْسِبُوْنَ Wa huwallāhu fis-samāwāti wa fil-arḍi, yalamu sirrakum wa jahrakum wa yalamu mā taksibūna. Dialah Allah yang disembah di langit dan di bumi. Dia mengetahui apa pun yang kamu rahasiakan dan kamu tampakkan serta mengetahui apa pun yang kamu usahakan. وَمَا تَأْتِيْهِمْ مِّنْ اٰيَةٍ مِّنْ اٰيٰتِ رَبِّهِمْ اِلَّا كَانُوْا عَنْهَا مُعْرِضِيْنَ Wa mā ta'tīhim min āyatim min āyāti rabbihim illā kānū anhā muriḍīna. Tidaklah datang kepada mereka satu ayat pun dari ayat-ayat Tuhan mereka, kecuali mereka pasti berpaling darinya. فَقَدْ كَذَّبُوْا بِالْحَقِّ لَمَّا جَاۤءَهُمْۗ فَسَوْفَ يَأْتِيْهِمْ اَنْۢبـٰۤؤُا مَا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ Faqad każżabū bil-ḥaqqi lammā jā'ahum fa saufa ya'tīhim ambā'u mā kānū bihī yastahzi'ūna. Sungguh, mereka telah mendustakan kebenaran Al-Qur’an ketika sampai kepada mereka. Maka, kelak akan sampai kepada mereka berita-berita tentang kebenaran sesuatu yang selalu mereka perolok-olokkan. اَلَمْ يَرَوْا كَمْ اَهْلَكْنَا مِنْ قَبْلِهِمْ مِّنْ قَرْنٍ مَّكَّنّٰهُمْ فِى الْاَرْضِ مَا لَمْ نُمَكِّنْ لَّكُمْ وَاَرْسَلْنَا السَّمَاۤءَ عَلَيْهِمْ مِّدْرَارًا ۖوَّجَعَلْنَا الْاَنْهٰرَ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهِمْ فَاَهْلَكْنٰهُمْ بِذُنُوْبِهِمْ وَاَنْشَأْنَا مِنْۢ بَعْدِهِمْ قَرْنًا اٰخَرِيْنَ Alam yarau kam ahlaknā min qablihim min qarnim makkanāhum fil-arḍi mā lam numakkil lakum wa arsalnas-samā'a alaihim midrārān, wa jaalnal-anhāra tajrī min taḥtihim fa ahlaknāhum biżunūbihim wa ansya'nā mim badihim qarnan ākharīna. Tidakkah mereka perhatikan betapa banyak generasi sebelum mereka yang telah Kami binasakan? Yaitu generasi yang telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yang belum pernah Kami lakukan kepada kamu; dan Kami curahkan air hujan yang lebat, Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka; lalu Kami binasakan mereka karena dosa-dosa mereka, selanjutnya Kami munculkan sesudah mereka generasi lain. وَلَوْ نَزَّلْنَا عَلَيْكَ كِتٰبًا فِيْ قِرْطَاسٍ فَلَمَسُوْهُ بِاَيْدِيْهِمْ لَقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اِنْ هٰذَآ اِلَّا سِحْرٌ مُّبِيْنٌ Wa lau nazzalnā alaika kitāban fī qirṭāsin fa lamasūhu bi'aidīhim laqālal-lażīna kafarū in hāżā illā siḥrum mubīnun. Seandainya Kami turunkan kepadamu Nabi Muhammad kitab berupa tulisan pada kertas sehingga mereka dapat menyentuhnya dengan tangan mereka sendiri, pastilah orang-orang kafir itu mengatakan, “Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata.” وَقَالُوْا لَوْلَآ اُنْزِلَ عَلَيْهِ مَلَكٌ ۗوَلَوْ اَنْزَلْنَا مَلَكًا لَّقُضِيَ الْاَمْرُ ثُمَّ لَا يُنْظَرُوْنَ Wa qālū lau lā unzila alaihi malakun, wa lau anzalnā malakal laquḍiyal-amru ṡumma lā yunẓarūna. Mereka berkata, “Mengapa tidak diturunkan malaikat kepadanya Nabi Muhammad?” Andaikata Kami turunkan malaikat, niscaya selesailah urusan mereka dibinasakan karena pengingkaran kemudian mereka tidak lagi ditangguhkan sedikit pun untuk bertobat. وَلَوْ جَعَلْنٰهُ مَلَكًا لَّجَعَلْنٰهُ رَجُلًا وَّلَلَبَسْنَا عَلَيْهِمْ مَّا يَلْبِسُوْنَ Wa lau jaalnāhu malakal lajaalnāhu rajulaw wa lalabasnā alaihim mā yalbisūna. Seandainya Kami jadikan dia rasul itu dari malaikat, tentu Kami jadikan dia berwujud laki-laki, dan pasti Kami buat mereka tetap ragu sebagaimana kini mereka ragu. وَلَقَدِ اسْتُهْزِئَ بِرُسُلٍ مِّنْ قَبْلِكَ فَحَاقَ بِالَّذِيْنَ سَخِرُوْا مِنْهُمْ مَّا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ ࣖ Wa laqadistuhzi'a birusulim min qablika fa ḥāqa bil-lażīna sakhirū minhum mā kānū bihī yastahzi'ūna. Sungguh, rasul-rasul sebelum engkau Nabi Muhammad benar-benar telah diperolok-olokkan, maka turunlah kepada orang-orang yang mencemooh mereka rasul-rasul apa azab yang selalu mereka perolok-olokkan. قُلْ سِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ ثُمَّ انْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِيْنَ Qul sīrū fil-arḍi ṡummanẓurū kaifa kāna āqibatul-mukażżibīna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Jelajahilah bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu.” قُلْ لِّمَنْ مَّا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ قُلْ لِّلّٰهِ ۗ كَتَبَ عَلٰى نَفْسِهِ الرَّحْمَةَ ۗ لَيَجْمَعَنَّكُمْ اِلٰى يَوْمِ الْقِيٰمَةِ لَا رَيْبَ فِيْهِۗ اَلَّذِيْنَ خَسِرُوْٓا اَنْفُسَهُمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ Qul limam mā fis-samāwāti wal-arḍi, qul lillāhi, kataba alā nafsihir-raḥmahta, layajmaannakum ilā yaumil-qiyāmati lā raiba fīhi, al-lażīna khasirū anfusahum fahum lā yu'minūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Milik siapakah apa yang di langit dan di bumi?” Katakanlah, “Milik Allah.” Dia telah menetapkan sifat kasih sayang pada diri-Nya. Sungguh, Dia pasti akan mengumpulkan kamu pada hari Kiamat yang tidak ada keraguan padanya. Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu tidak beriman. ۞ وَلَهٗ مَا سَكَنَ فِى الَّيْلِ وَالنَّهَارِ ۗوَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ Wa lahū mā sakana fil-laili wan-nahāri, wa huwas-samīul-alīmu. Milik-Nyalah segala sesuatu yang ada pada malam dan siang hari. Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. قُلْ اَغَيْرَ اللّٰهِ اَتَّخِذُ وَلِيًّا فَاطِرِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَهُوَ يُطْعِمُ وَلَا يُطْعَمُ ۗ قُلْ اِنِّيْٓ اُمِرْتُ اَنْ اَكُوْنَ اَوَّلَ مَنْ اَسْلَمَ وَلَا تَكُوْنَنَّ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ Qul agairallāhi attakhiżu waliyyan fāṭiris-samāwāti wal-arḍi wa huwa yuṭimu wa lā yuṭamu, qul innī umirtu an akūna awwala man aslama wa lā takūnanna minal-musyrikīna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Apakah selain Allah, Pencipta langit dan bumi serta Dia memberi makan dan tidak diberi makan, akan aku jadikan sebagai pelindung?” Katakanlah Nabi Muhammad, “Sesungguhnya aku diperintahkan agar aku menjadi orang pertama yang berserah diri kepada Allah, dan jangan sekali-kali kamu masuk golongan orang-orang musyrik.” قُلْ اِنِّيْٓ اَخَافُ اِنْ عَصَيْتُ رَبِّيْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيْمٍ Qul innī akhāfu in aṣaitu rabbī ażāba yaumin aẓīmin. Katakanlah, “Sesungguhnya aku takut azab pada hari yang besar kiamat jika aku durhaka kepada Tuhanku.” مَنْ يُّصْرَفْ عَنْهُ يَوْمَىِٕذٍ فَقَدْ رَحِمَهٗ ۗوَذٰلِكَ الْفَوْزُ الْمُبِيْنُ May yuṣraf anhu yauma'iżin faqad raḥimahū, wa żālikal-fauzul-mubīnu. Siapa yang dijauhkan darinya azab pada hari itu, maka sungguh Dia telah merahmatinya. Itulah keberuntungan yang nyata. وَاِنْ يَّمْسَسْكَ اللّٰهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهٗٓ اِلَّا هُوَ ۗوَاِنْ يَّمْسَسْكَ بِخَيْرٍ فَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ Iy yamsaskallāhu biḍurrin falā kāsyifa lahū illā huwa, wa iy yamsaska bikhairin fa huwa alā kulli syai'in qadīrun. Jika Allah menimpakan kemudaratan kepadamu, tidak ada yang dapat menghilangkannya selain Dia; dan jika Dia memberikan kebaikan kepadamu, Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهٖۗ وَهُوَ الْحَكِيْمُ الْخَبِيْرُ Wa huwal-qāhiru fauqa ibādihī, wa huwal-ḥakīmul-khabīru. Dialah Penguasa atas hamba-hamba-Nya, dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. قُلْ اَيُّ شَيْءٍ اَكْبَرُ شَهَادَةً ۗ قُلِ اللّٰهُ ۗشَهِيْدٌۢ بَيْنِيْ وَبَيْنَكُمْ ۗوَاُوْحِيَ اِلَيَّ هٰذَا الْقُرْاٰنُ لِاُنْذِرَكُمْ بِهٖ وَمَنْۢ بَلَغَ ۗ اَىِٕنَّكُمْ لَتَشْهَدُوْنَ اَنَّ مَعَ اللّٰهِ اٰلِهَةً اُخْرٰىۗ قُلْ لَّآ اَشْهَدُ ۚ قُلْ اِنَّمَا هُوَ اِلٰهٌ وَّاحِدٌ وَّاِنَّنِيْ بَرِيْۤءٌ مِّمَّا تُشْرِكُوْنَ Qul ayyu syai'in akbaru syahādahtan, qulillāhu syahīdum bainī wa bainakum, wa ūḥiya ilayya hāżal-qur'ānu li'unżirakum bihī wa man balaga, a'innakum latasyhadūna anna maallāhi ālihatan ukhrā, qul lā asyhadu, qul innamā huwa ilāhuw wāḥiduw wa innanī barī'um mimmā tusyrikūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Siapakah yang lebih kuat kesaksiannya?” Katakanlah, “Allah. Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Al-Qur’an ini diwahyukan kepadaku supaya dengan itu aku mengingatkan kamu dan orang yang sampai Al-Qur’an kepadanya. Apakah kamu benar-benar bersaksi bahwa ada tuhan-tuhan lain selain Allah?” Katakanlah, “Aku tidak bersaksi.” Katakanlah, “Sesungguhnya Dialah Tuhan Yang Maha Esa dan aku lepas tangan dari apa yang kamu persekutukan.” اَلَّذِيْنَ اٰتَيْنٰهُمُ الْكِتٰبَ يَعْرِفُوْنَهٗ كَمَا يَعْرِفُوْنَ اَبْنَاۤءَهُمْۘ اَلَّذِيْنَ خَسِرُوْٓا اَنْفُسَهُمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ ࣖ Al-lażīna ātaināhumul-kitāba yarifūnahū kamā yarifūna abnā'ahum, al-lażīna khasirū anfusahum fahum lā yu'minūna. Orang-orang yang telah Kami beri Kitab mengenalnya Nabi Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Orang-orang yang merugikan diri sendiri itu tidak beriman. وَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرٰى عَلَى اللّٰهِ كَذِبًا اَوْ كَذَّبَ بِاٰيٰتِهٖۗ اِنَّهٗ لَا يُفْلِحُ الظّٰلِمُوْنَ Wa man aẓlamu mimmaniftarā alallāhi każiban au każżaba bi'āyātihī, innahū lā yufliḥuẓ-ẓālimūna. Siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan suatu kebohongan terhadap Allah atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak beruntung. وَيَوْمَ نَحْشُرُهُمْ جَمِيْعًا ثُمَّ نَقُوْلُ لِلَّذِيْنَ اَشْرَكُوْٓا اَيْنَ شُرَكَاۤؤُكُمُ الَّذِيْنَ كُنْتُمْ تَزْعُمُوْنَ Wa yauma naḥsyuruhum jamīan ṡumma naqūlu lil-lażīna asyrakū aina syurakā'ukumul-lażīna kuntum tazumūna. Ingatlah tatkala Kami kumpulkan mereka semua kemudian Kami berfirman kepada orang-orang yang mempersekutukan Kami, “Manakah sekutu-sekutumu yang kamu sangkakan?” ثُمَّ لَمْ تَكُنْ فِتْنَتُهُمْ اِلَّآ اَنْ قَالُوْا وَاللّٰهِ رَبِّنَا مَا كُنَّا مُشْرِكِيْنَ Ṡumma lam takun fitnatuhum illā an qālū wallāhi rabbinā mā kunnā musyrikīna. Kemudian, mereka tidak punya jawaban atas kebohongan mereka, kecuali terpaksa mengatakan, “Demi Allah, Tuhan kami, kami bukanlah orang-orang musyrik.” اُنْظُرْ كَيْفَ كَذَبُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ وَضَلَّ عَنْهُمْ مَّا كَانُوْا يَفْتَرُوْنَ Unẓur kaifa każabū alā anfusihim wa ḍalla anhum mā kānū yaftarūna. Perhatikanlah Nabi Muhammad bagaimana mereka berdusta terhadap diri sendiri. Lenyaplah dari mereka apa kebohongan yang selalu mereka ada-adakan. وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّسْتَمِعُ اِلَيْكَ ۚوَجَعَلْنَا عَلٰى قُلُوْبِهِمْ اَكِنَّةً اَنْ يَّفْقَهُوْهُ وَفِيْٓ اٰذَانِهِمْ وَقْرًا ۗوَاِنْ يَّرَوْا كُلَّ اٰيَةٍ لَّا يُؤْمِنُوْا بِهَا ۗحَتّٰٓى اِذَا جَاۤءُوْكَ يُجَادِلُوْنَكَ يَقُوْلُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اِنْ هٰذَآ اِلَّآ اَسَاطِيْرُ الْاَوَّلِيْنَ Wa minhum may yastamiu ilaika, wa jaalnā alā qulūbihim akinnatan ay yafqahūhu wa fī āżānihim waqrān, wa iy yarau kulla āyatil lā yu'minū bihā, ḥattā iżā jā'ūka yujādilūnaka yaqūlul-lażīna kafarū in hāżā illā asāṭīrul-awwalīna. Di antara mereka ada yang mendengarkan engkau Nabi Muhammad membaca Al-Qur’an, padahal Kami menjadikan di hati mereka penutup, sehingga mereka tidak memahaminya, dan Kami jadikan pada telinga mereka penyumbat. Jika mereka melihat segala tanda kebenaran, mereka tetap tidak beriman padanya, sehingga apabila mereka datang kepadamu untuk membantahmu, orang-orang kafir itu berkata, “Ini Al-Qur’an tiada lain hanyalah dongengan orang-orang terdahulu.” وَهُمْ يَنْهَوْنَ عَنْهُ وَيَنْـَٔوْنَ عَنْهُ ۚوَاِنْ يُّهْلِكُوْنَ اِلَّآ اَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُوْنَ Wa hum yanhauna anhu wa yan'auna anhu, wa iy yuhlikūna illā anfusahum wa mā yasyurūna. Mereka melarang orang lain mendengarkannya Al-Qur’an dan mereka pun menjauhkan diri darinya. Mereka tidak membinasakan kecuali diri mereka sendiri, tetapi mereka tidak menyadari. وَلَوْ تَرٰٓى اِذْ وُقِفُوْا عَلَى النَّارِ فَقَالُوْا يٰلَيْتَنَا نُرَدُّ وَلَا نُكَذِّبَ بِاٰيٰتِ رَبِّنَا وَنَكُوْنَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ Wa lau tarā iż wuqifū alan-nāsi fa qālū yā laitanā nuraddu wa lā nukażżiba bi'āyāti rabbinā wa nakūna minal-mu'minīna. Seandainya engkau Nabi Muhammad melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, mereka berkata, “Seandainya kami dikembalikan ke dunia, tentu kami tidak akan mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, dan kami menjadi orang-orang mukmin.” بَلْ بَدَا لَهُمْ مَّا كَانُوْا يُخْفُوْنَ مِنْ قَبْلُ ۗوَلَوْ رُدُّوْا لَعَادُوْا لِمَا نُهُوْا عَنْهُ وَاِنَّهُمْ لَكٰذِبُوْنَ Bal badā lahum mā kānū yukhfūna min qablu, wa lau ruddū laādū limā nuhū anhu wa innahum lakāżibūna. Namun, sebenarnya kejahatan yang mereka selalu sembunyikan dahulu telah tampak bagi mereka. Seandainya dikembalikan ke dunia, tentu mereka akan mengulang kembali apa yang telah dilarang mengerjakannya. Sesungguhnya mereka benar-benar para pendusta. وَقَالُوْٓا اِنْ هِيَ اِلَّا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا وَمَا نَحْنُ بِمَبْعُوْثِيْنَ Wa qālū in hiya illā ḥayātunad-dun-yā wa mā naḥnu bimabūṡīna. Mereka pun akan mengatakan, “Hidup hanyalah di dunia ini dan kita tidak akan dibangkitkan.” وَلَوْ تَرٰٓى اِذْ وُقِفُوْا عَلٰى رَبِّهِمْ ۗ قَالَ اَلَيْسَ هٰذَا بِالْحَقِّ ۗقَالُوْا بَلٰى وَرَبِّنَا ۗقَالَ فَذُوْقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُوْنَ ࣖ Wa lau tarā iż wuqifū alā rabbihim, qāla alaisa hāżā bil-ḥaqqi, qālū balā wa rabbinā, qāla fa żūqul-ażāba bimā kuntum takfurūna. Seandainya engkau Nabi Muhammad melihat ketika mereka dihadapkan kepada Tuhannya tentulah engkau melihat peristiwa yang luar biasa. Dia berfirman, “Bukankah kebangkitan ini benar?” Mereka menjawab, “Sungguh benar, demi Tuhan kami.” Dia berfirman, “Rasakanlah azab ini karena kamu selalu kufur kepadanya.” قَدْ خَسِرَ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِلِقَاۤءِ اللّٰهِ ۗحَتّٰٓى اِذَا جَاۤءَتْهُمُ السَّاعَةُ بَغْتَةً قَالُوْا يٰحَسْرَتَنَا عَلٰى مَا فَرَّطْنَا فِيْهَاۙ وَهُمْ يَحْمِلُوْنَ اَوْزَارَهُمْ عَلٰى ظُهُوْرِهِمْۗ اَلَا سَاۤءَ مَا يَزِرُوْنَ Qad khasiral-lażīna każżabū biliqā'illāhi, ḥattā iżā jā'athumus-sāatu bagtatan qālū yā ḥasratanā alā mā farraṭnā fīhā, wa hum yaḥmilūna auzārahum alā ẓuhūrihim, alā sā'a mā yazirūna. Sungguh rugi orang-orang yang mendustakan pertemuan dengan Allah. Maka, apabila hari Kiamat datang kepada mereka secara tiba-tiba, mereka berkata, “Alangkah besarnya penyesalan kami atas kelalaian kami tentangnya hari Kiamat,” sambil memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Alangkah buruknya apa yang mereka pikul itu. وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ ۗوَلَلدَّارُ الْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لِّلَّذِيْنَ يَتَّقُوْنَۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ Wa mal-ḥayātud-dun-yā illā laibuw wa lahwun, wa lad-dārul-ākhiratu khairul lil-lażīna yattaqūna, afalā taqilūna. Kehidupan dunia hanyalah permainan dan kelengahan, sedangkan negeri akhirat itu, sungguh lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Tidakkah kamu mengerti? قَدْ نَعْلَمُ اِنَّهٗ لَيَحْزُنُكَ الَّذِيْ يَقُوْلُوْنَ فَاِنَّهُمْ لَا يُكَذِّبُوْنَكَ وَلٰكِنَّ الظّٰلِمِيْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ يَجْحَدُوْنَ Qad nalamu innahū layaḥzunukal-lażī yaqūlūna fa innahum lā yukażżibūnaka wa lākinnaẓ-ẓālimīna bi'āyātillāhi yajhadūna. Sungguh, Kami mengetahui bahwa sesungguhnya apa yang mereka katakan itu betul-betul membuatmu Nabi Muhammad bersedih. Bersabarlah karena sebenarnya mereka tidak mendustakanmu, tetapi orang-orang zalim itu selalu mengingkari ayat-ayat Allah. وَلَقَدْ كُذِّبَتْ رُسُلٌ مِّنْ قَبْلِكَ فَصَبَرُوْا عَلٰى مَا كُذِّبُوْا وَاُوْذُوْا حَتّٰٓى اَتٰىهُمْ نَصْرُنَا ۚوَلَا مُبَدِّلَ لِكَلِمٰتِ اللّٰهِ ۚوَلَقَدْ جَاۤءَكَ مِنْ نَّبَإِ۟ى الْمُرْسَلِيْنَ Wa laqad kużżibat rusulum min qablika fa ṣabarū alā mā kużżibū wa ūżū ḥattā atāhum naṣrunā, wa lā mubaddila likalimātillāhi, wa laqad jā'aka min naba'il-mursalīna. Sungguh rasul-rasul sebelum engkau pun telah didustakan, lalu mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan yang dilakukan terhadap mereka sampai datang pertolongan Kami kepada mereka. Tidak ada yang dapat mengubah kalimāt Allah. Sungguh, telah datang kepadamu sebagian berita rasul-rasul itu. وَاِنْ كَانَ كَبُرَ عَلَيْكَ اِعْرَاضُهُمْ فَاِنِ اسْتَطَعْتَ اَنْ تَبْتَغِيَ نَفَقًا فِى الْاَرْضِ اَوْ سُلَّمًا فِى السَّمَاۤءِ فَتَأْتِيَهُمْ بِاٰيَةٍ ۗوَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ لَجَمَعَهُمْ عَلَى الْهُدٰى فَلَا تَكُوْنَنَّ مِنَ الْجٰهِلِيْنَ Wa in kāna kabura alaika irāḍuhum fa inistaṭata an tabtagiya nafaqan fil-arḍi au sullaman fis-samā'i fa ta'tiyahum bi'āyahtin, wa lau syā'allāhu lajamaahum alal-hudā falā takūnanna minal-jāhilīna. Jika keberpalingan mereka terasa berat bagimu Nabi Muhammad, andaikan engkau dapat membuat lubang di bumi atau tangga ke langit lalu engkau dapat mendatangkan bukti mukjizat kepada mereka, maka buatlah. Seandainya Allah menghendaki, tentu Dia akan menjadikan mereka semua mengikuti petunjuk. Oleh karena itu, janganlah sekali-kali engkau termasuk orang-orang yang bodoh. ۞ اِنَّمَا يَسْتَجِيْبُ الَّذِيْنَ يَسْمَعُوْنَ ۗوَالْمَوْتٰى يَبْعَثُهُمُ اللّٰهُ ثُمَّ اِلَيْهِ يُرْجَعُوْنَ Innamā yastajībul-lażīna yasmaūna, wal-mautā yabaṡuhumullāhu ṡumma ilaihi yurjaūna. Hanya orang-orang yang menyimak ayat-ayat Allah sajalah yang mematuhi seruan-Nya. Adapun orang-orang yang mati kelak akan dibangkitkan oleh Allah, kemudian kepada-Nya mereka dikembalikan. وَقَالُوْا لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ اٰيَةٌ مِّنْ رَّبِّهٖۗ قُلْ اِنَّ اللّٰهَ قَادِرٌ عَلٰٓى اَنْ يُّنَزِّلَ اٰيَةً وَّلٰكِنَّ اَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَ Wa qālū lau lā nuzzila alaihi āyatum mir rabbihī, qul innallāha qādirun alā ay yunazzila āyataw wa lākinna akṡarahum lā yalamūna. Mereka orang-orang musyrik berkata, “Mengapa tidak diturunkan kepadanya Nabi Muhammad suatu bukti mukjizat dari Tuhannya?” Katakanlah, “Sesungguhnya Allah Mahakuasa menurunkan suatu bukti mukjizat, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا طٰۤىِٕرٍ يَّطِيْرُ بِجَنَاحَيْهِ اِلَّآ اُمَمٌ اَمْثَالُكُمْ ۗمَا فَرَّطْنَا فِى الْكِتٰبِ مِنْ شَيْءٍ ثُمَّ اِلٰى رَبِّهِمْ يُحْشَرُوْنَ Wa mā min dābbatin fil-arḍi wa lā ṭā'iriy yaṭīru bijanāḥaihi illā umamun amṡālukum, mā farraṭnā fil-kitābi min syai'in ṡumma ilā rabbihim yuḥsyarūna. Tidak ada seekor hewan pun yang berada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan semuanya merupakan umat juga seperti kamu. Tidak ada sesuatu pun yang Kami luputkan di dalam kitab, kemudian kepada Tuhannya mereka dikumpulkan. وَالَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَا صُمٌّ وَّبُكْمٌ فِى الظُّلُمٰتِۗ مَنْ يَّشَاِ اللّٰهُ يُضْلِلْهُ وَمَنْ يَّشَأْ يَجْعَلْهُ عَلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ Wal-lażīna każżabū bi'āyātinā ṣummuw wa bukmun fiẓ-ẓulumāti, may yasya'illāhu yuḍlilhu wa may yasya' yajalhu alā ṣirāṭim mustaqīmin. Orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami seperti orang yang tuli dan bisu, serta berada dalam berbagai kegelapan. Siapa yang dikehendaki Allah dalam kesesatan, niscaya disesatkan-Nya. Siapa yang dikehendaki Allah dalam petunjuk, niscaya Dia menjadikannya berada di atas jalan yang lurus. قُلْ اَرَءَيْتَكُمْ اِنْ اَتٰىكُمْ عَذَابُ اللّٰهِ اَوْ اَتَتْكُمُ السَّاعَةُ اَغَيْرَ اللّٰهِ تَدْعُوْنَۚ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ Qul ara'aitakum in atākum ażābullāhi au atatkumus-sāatu agairallāhi tadūna, in kuntum ṣādiqīna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Terangkanlah kepadaku bahwa jika siksaan Allah sampai kepadamu di dunia atau hari Kiamat sampai kepadamu, apakah kamu tetap akan menyeru tuhan selain Allah, jika kamu merasa orang yang benar?” بَلْ اِيَّاهُ تَدْعُوْنَ فَيَكْشِفُ مَا تَدْعُوْنَ اِلَيْهِ اِنْ شَاۤءَ وَتَنْسَوْنَ مَا تُشْرِكُوْنَ ࣖ Bal iyyāhu tadūna fa yaksyifu mā tadūna ilaihi in syā'a wa tansauna mā tusyrikūna. Tidak! Hanya kepada-Nya kamu menyeru. Maka, jika Dia menghendaki, Dia hilangkan apa bahaya dan siksa yang karenanya kamu memohon kepada-Nya, dan karena dahsyatnya keadaan kamu tinggalkan apa yang kamu persekutukan dengan Allah. وَلَقَدْ اَرْسَلْنَآ اِلٰٓى اُمَمٍ مِّنْ قَبْلِكَ فَاَخَذْنٰهُمْ بِالْبَأْسَاۤءِ وَالضَّرَّاۤءِ لَعَلَّهُمْ يَتَضَرَّعُوْنَ Wa laqad arsalnā ilā umamim min qablika fa akhażnāhum bil-ba'sā'i waḍ-ḍarrā'i laallahum yataḍarraūna. Sungguh, Kami telah mengutus para rasul kepada umat-umat sebelum engkau, tetapi mereka membangkang, kemudian Kami siksa mereka dengan menimpakan kemelaratan dan kesengsaraan, agar tunduk merendahkan diri kepada Allah. فَلَوْلَآ اِذْ جَاۤءَهُمْ بَأْسُنَا تَضَرَّعُوْا وَلٰكِنْ قَسَتْ قُلُوْبُهُمْ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطٰنُ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ Falau lā iż jā'ahum ba'sunā taḍarraū wa lākin qasat qulūbuhum wa zayyana lahumusy-syaiṭānu mā kānū yamalūna. Akan tetapi, mengapa mereka tidak tunduk merendahkan diri kepada Allah ketika siksaan Kami datang menimpa mereka? Bahkan hati mereka telah menjadi keras dan setan pun menjadikan terasa indah bagi mereka apa yang selalu mereka kerjakan. فَلَمَّا نَسُوْا مَا ذُكِّرُوْا بِهٖ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ اَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍۗ حَتّٰٓى اِذَا فَرِحُوْا بِمَآ اُوْتُوْٓا اَخَذْنٰهُمْ بَغْتَةً فَاِذَا هُمْ مُّبْلِسُوْنَ Falammā nasū mā żukkirū bihī fataḥnā alaihim abwāba kulli syai'in, ḥattā iżā fariḥū bimā ūtū akhażnāhum bagtatan fa iżā hum mublisūna. Maka, ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan pintu-pintu segala sesuatu kesenangan untuk mereka, sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa. فَقُطِعَ دَابِرُ الْقَوْمِ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْاۗ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ Fa quṭia dābirul-qaumil-lażīna ẓalamū, wal-ḥamdu lillāhi rabbil-ālamīna. Maka, orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. قُلْ اَرَاَيْتُمْ اِنْ اَخَذَ اللّٰهُ سَمْعَكُمْ وَاَبْصَارَكُمْ وَخَتَمَ عَلٰى قُلُوْبِكُمْ مَّنْ اِلٰهٌ غَيْرُ اللّٰهِ يَأْتِيْكُمْ بِهٖۗ اُنْظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الْاٰيٰتِ ثُمَّ هُمْ يَصْدِفُوْنَ Qul ara'aitum in akhażallāhu samakum wa abṣārakum wa khatama alā qulūbikum man ilāhun gairullāhi ya'tīkum bihī, unẓur kaifa nuṣarriful-āyāti ṡumma hum yaṣdifūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Terangkanlah kepadaku jika Allah mencabut pendengaran dan penglihatan serta menutup hatimu, siapakah tuhan selain Allah yang kuasa mengembalikannya kepadamu?” Perhatikanlah, bagaimana Kami menjelaskan berulang-ulang kepada mereka tanda-tanda kekuasaan Kami, tetapi mereka tetap berpaling. قُلْ اَرَاَيْتَكُمْ اِنْ اَتٰىكُمْ عَذَابُ اللّٰهِ بَغْتَةً اَوْ جَهْرَةً هَلْ يُهْلَكُ اِلَّا الْقَوْمُ الظّٰلِمُوْنَ Qul ara'aitakum in atākum ażābullāhi bagtatan au jahratan hal yuhlaku illal-qaumuẓ-ẓālimūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Terangkanlah kepadaku jika siksaan Allah sampai kepadamu secara tiba-tiba atau terang-terangan, maka adakah yang dibinasakan Allah selain orang-orang yang zalim?” وَمَا نُرْسِلُ الْمُرْسَلِيْنَ اِلَّا مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَۚ فَمَنْ اٰمَنَ وَاَصْلَحَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ Wa mā nursilul-mursalīna illā mubasysyirīna wa munżirīna, faman āmana wa aṣlaḥa falā khaufun alaihim wa lā hum yaḥzanūna. Tidaklah Kami utus para rasul melainkan untuk memberi kabar gembira dan memberi peringatan. Siapa beriman dan mengadakan perbaikan, maka tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati. وَالَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَا يَمَسُّهُمُ الْعَذَابُ بِمَا كَانُوْا يَفْسُقُوْنَ Wal-lażīna każżabū bi'āyātinā yamassuhumul-ażābu bimā kānū yafsuqūna. Orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami akan ditimpa azab karena mereka selalu berbuat fasik berbuat dosa. قُلْ لَّآ اَقُوْلُ لَكُمْ عِنْدِيْ خَزَاۤىِٕنُ اللّٰهِ وَلَآ اَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلَآ اَقُوْلُ لَكُمْ اِنِّيْ مَلَكٌۚ اِنْ اَتَّبِعُ اِلَّا مَا يُوْحٰٓى اِلَيَّۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِى الْاَعْمٰى وَالْبَصِيْرُۗ اَفَلَا تَتَفَكَّرُوْنَ ࣖ Qul lā aqūlu lakum indī khazā'inullāhi wa lā alamul-gaiba wa lā aqūlu lakum innī malakun, in attabiu illā mā yūḥā ilayya, qul hal yastawil-amā wal-baṣīru, afalā tatafakkarūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Aku tidak mengatakan kepadamu bahwa perbendaharaan rezeki Allah ada padaku, aku sendiri tidak mengetahui yang gaib, dan aku tidak pula mengatakan kepadamu bahwa aku malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku.” Katakanlah, “Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat? Apakah kamu tidak memikirkan-nya?” وَاَنْذِرْ بِهِ الَّذِيْنَ يَخَافُوْنَ اَنْ يُّحْشَرُوْٓا اِلٰى رَبِّهِمْ لَيْسَ لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ وَلِيٌّ وَّلَا شَفِيْعٌ لَّعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ Wa anżir bihil-lażīna yakhāfūna ay yuḥsyarū ilā rabbihim laisa lahum min dūnihī waliyyuw wa lā syafīul laallahum yattaqūna. Peringatkanlah dengannya Al-Qur’an orang-orang yang takut akan dikumpulkan menghadap Tuhannya pada hari Kiamat. Tidak ada bagi mereka pelindung dan pemberi syafaat pertolongan selain Allah, agar mereka bertakwa. وَلَا تَطْرُدِ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَدٰوةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيْدُوْنَ وَجْهَهٗ ۗمَا عَلَيْكَ مِنْ حِسَابِهِمْ مِّنْ شَيْءٍ وَّمَا مِنْ حِسَابِكَ عَلَيْهِمْ مِّنْ شَيْءٍ فَتَطْرُدَهُمْ فَتَكُوْنَ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ Wa lā taṭrudil-lażīna yadūna rabbahum bil-gadāti wal-asyiyyi yurīdūna wajhahū, mā alaika min ḥisābihim min syai'iw wa mā min ḥisābika alaihim min syai'in fa taṭrudahum fa takūna minaẓ-ẓālimīna. Janganlah engkau Nabi Muhammad mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya pada pagi dan petang hari, sedangkan mereka mengharapkan keridaan-Nya. Engkau tidak memikul tanggung jawab sedikit pun terhadap perbuatan mereka dan mereka pun tidak memikul tanggung jawab sedikit pun terhadap perbuatanmu, sehingga engkau tidak berhak mengusir mereka. Jika dilakukan, engkau termasuk orang-orang yang zalim. وَكَذٰلِكَ فَتَنَّا بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لِّيَقُوْلُوْٓا اَهٰٓؤُلَاۤءِ مَنَّ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ مِّنْۢ بَيْنِنَاۗ اَلَيْسَ اللّٰهُ بِاَعْلَمَ بِالشّٰكِرِيْنَ Wa każālika fatannā baḍahum bibaḍil liyaqūlū ahā'ulā'i mannallāhu alaihim mim baininā, alaisallāhu bi'alama bisy-syākirīna. Demikianlah Kami telah menguji sebagian mereka yang kaya dan berkuasa dengan sebagian yang lain yang miskin dan menderita, sehingga mereka yang kaya dan kufur itu berkata, “Orang-orang semacam inikah yang status sosialnya rendah di antara kita yang diberi anugerah oleh Allah?” Allah berfirman, “Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang mereka yang bersyukur kepada-Nya?” وَاِذَا جَاۤءَكَ الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِاٰيٰتِنَا فَقُلْ سَلٰمٌ عَلَيْكُمْ كَتَبَ رَبُّكُمْ عَلٰى نَفْسِهِ الرَّحْمَةَۙ اَنَّهٗ مَنْ عَمِلَ مِنْكُمْ سُوْۤءًاۢ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ تَابَ مِنْۢ بَعْدِهٖ وَاَصْلَحَ فَاَنَّهٗ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ Wa iżā jā'akal-lażīna yu'minūna bi'āyātinā fa qul salāmun alaikum kataba rabbukum alā nafsihir-raḥmahta, annahū man amila minkum sū'am bijahālatin ṡumma tāba mim badihī wa aṣlaḥa fa annahū gafūrur raḥīmun. Apabila orang-orang yang beriman pada ayat-ayat Kami datang kepadamu, katakanlah, “Salāmun alaikum semoga keselamatan tercurah kepadamu.” Tuhanmu telah menetapkan sifat kasih sayang pada diri-Nya, yaitu siapa yang berbuat kejahatan di antara kamu karena kejahilan kebodohan, kecerobohan, dorongan nafsu, amarah dan sebagainya, kemudian dia bertobat setelah itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. وَكَذٰلِكَ نُفَصِّلُ الْاٰيٰتِ وَلِتَسْتَبِيْنَ سَبِيْلُ الْمُجْرِمِيْنَ ࣖ Wa każālika nufaṣṣilul-āyāti wa litastabīna sabīlal-mujrimīna. Demikianlah Kami terangkan ayat-ayat Al-Qur’an secara terperinci agar terlihat jelas jalan kebenaran dan agar terlihat jelas pula jalan para pendurhaka. قُلْ اِنِّيْ نُهِيْتُ اَنْ اَعْبُدَ الَّذِيْنَ تَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗ قُلْ لَّآ اَتَّبِعُ اَهْوَاۤءَكُمْۙ قَدْ ضَلَلْتُ اِذًا وَّمَآ اَنَا۠ مِنَ الْمُهْتَدِيْنَ Qul innī nuhītu an abudal-lażīna tadūna min dūnillāhi, qul lā attabiu ahwā'akum, qad ḍalaltu iżaw wa mā ana minal-muhtadīna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Sesungguhnya aku dilarang menyembah tuhan-tuhan yang kamu sembah selain Allah.” Katakanlah, “Aku tidak akan mengikuti keinginanmu. Jika berbuat demikian, sungguh tersesatlah aku, dan aku tidak termasuk orang yang mendapat petunjuk.” قُلْ اِنِّيْ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَكَذَّبْتُمْ بِهٖۗ مَا عِنْدِيْ مَا تَسْتَعْجِلُوْنَ بِهٖۗ اِنِ الْحُكْمُ اِلَّا لِلّٰهِ ۗيَقُصُّ الْحَقَّ وَهُوَ خَيْرُ الْفٰصِلِيْنَ Qul innī alā bayyinatim mir rabbī wa każżabtum bihī, mā indī mā tastajilūna bihī, inil-ḥukmu illā lillāhi, yaquṣṣul-ḥaqqa wa huwa khairul-fāṣilīna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Aku berada di atas keterangan yang nyata kebenarannya, yaitu Al-Qur’an dari Tuhanku, sedangkan kamu mendustakannya. Bukanlah kewenanganku untuk menurunkan azab yang kamu tuntut untuk disegerakan kedatangannya. Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan kebenaran dan Dia pemberi keputusan yang terbaik.” قُلْ لَّوْ اَنَّ عِنْدِيْ مَا تَسْتَعْجِلُوْنَ بِهٖ لَقُضِيَ الْاَمْرُ بَيْنِيْ وَبَيْنَكُمْ ۗوَاللّٰهُ اَعْلَمُ بِالظّٰلِمِيْنَ Qul lau anna indī mā tastajilūna bihī laquḍiyal-amru bainī wa bainakum, wallāhu alamu biẓ-ẓālimīna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Seandainya ada padaku kewenangan untuk menurunkan apa azab yang kamu minta agar disegerakan kedatangannya, tentu selesailah segala perkara antara aku dan kamu.” Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang zalim. ۞ وَعِنْدَهٗ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَآ اِلَّا هُوَۗ وَيَعْلَمُ مَا فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِۗ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَّرَقَةٍ اِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِيْ ظُلُمٰتِ الْاَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَّلَا يَابِسٍ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ Wa indahū mafātiḥul-gaibi lā yalamuhā illā huwa, wa yalamu mā fil-barri wal-baḥri, wa mā tasquṭu miw waraqatin illā yalamuhā wa lā ḥabbatin fī ẓulumātil-arḍi wa lā raṭbiw wa lā yābisin illā fī kitābim mubīnin. Kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahuinya selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata Lauh Mahfuz. وَهُوَ الَّذِيْ يَتَوَفّٰىكُمْ بِالَّيْلِ وَيَعْلَمُ مَا جَرَحْتُمْ بِالنَّهَارِ ثُمَّ يَبْعَثُكُمْ فِيْهِ لِيُقْضٰٓى اَجَلٌ مُّسَمًّىۚ ثُمَّ اِلَيْهِ مَرْجِعُكُمْ ثُمَّ يُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ ࣖ Wa huwal-lażī yatawaffākum bil-laili wa yalamu mā jaraḥtum bin-nahāri ṡumma yabaṡukum fīhi liyuqḍā ajalum musammān, ṡumma ilaihi marjiukum ṡumma yunabbi'ukum bimā kuntum tamalūna. Dialah yang menidurkan kamu pada malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan pada siang hari. Kemudian, Dia membangunkan kamu padanya siang hari untuk disempurnakan umurmu yang telah ditetapkan. Kemudian kepada-Nya tempat kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهٖ وَيُرْسِلُ عَلَيْكُمْ حَفَظَةً ۗحَتّٰٓى اِذَا جَاۤءَ اَحَدَكُمُ الْمَوْتُ تَوَفَّتْهُ رُسُلُنَا وَهُمْ لَا يُفَرِّطُوْنَ Wa huwal-qāhiru fauqa ibādihī wa yursilu alaikum ḥafaẓahtan, ḥattā iżā jā'a aḥadakumul-mautu tawaffathu rusulunā wa hum lā yufarriṭūna. Dialah Penguasa mutlak di atas semua hamba-Nya, dan Dia mengutus kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila kematian datang kepada salah seorang di antara kamu, malaikat-malaikat Kami mencabut nyawanya, dan mereka tidak melalaikan tugasnya. ثُمَّ رُدُّوْٓا اِلَى اللّٰهِ مَوْلٰىهُمُ الْحَقِّۗ اَلَا لَهُ الْحُكْمُ وَهُوَ اَسْرَعُ الْحٰسِبِيْنَ Ṡumma ruddū ilallāhi maulāhumul-ḥaqqi, alā lahul-ḥukmu wa huwa asraul-ḥāsibīna. Kemudian mereka hamba-hamba Allah dikembalikan kepada Allah, Penguasa mereka yang sebenarnya. Ketahuilah bahwa segala hukum pada hari itu hanya milik-Nya, Dialah pembuat perhitungan yang paling cepat. قُلْ مَنْ يُّنَجِّيْكُمْ مِّنْ ظُلُمٰتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ تَدْعُوْنَهٗ تَضَرُّعًا وَّخُفْيَةً ۚ لَىِٕنْ اَنْجٰىنَا مِنْ هٰذِهٖ لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الشّٰكِرِيْنَ Qul may yunajjīkum min ẓulumātil-barri wal-baḥri tadūnahū taḍarruaw wa khufyahtan, la'in anjānā min hāżihī lanakūnanna minasy- syākirīna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Siapakah yang dapat menyelamatkanmu dari berbagai kegelapan bencana di darat dan di laut, ketika kamu berdoa kepada-Nya dengan rendah hati dan dengan suara yang lembut dengan berkata, Sungguh, jika Dia menyelamatkan kami dari bencana ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur.’” قُلِ اللّٰهُ يُنَجِّيْكُمْ مِّنْهَا وَمِنْ كُلِّ كَرْبٍ ثُمَّ اَنْتُمْ تُشْرِكُوْنَ Qulillāhu yunajjīkum minhā wa min kulli karbin ṡumma antum tusyrikūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Allah yang menyelamatkanmu darinya bencana itu dan dari segala macam kesusahan. Kemudian, kamu kembali mempersekutukan-Nya.” قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلٰٓى اَنْ يَّبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِّنْ فَوْقِكُمْ اَوْ مِنْ تَحْتِ اَرْجُلِكُمْ اَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعًا وَّيُذِيْقَ بَعْضَكُمْ بَأْسَ بَعْضٍۗ اُنْظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الْاٰيٰتِ لَعَلَّهُمْ يَفْقَهُوْنَ Qul huwal-qādiru alā ay yabaṡa alaikum ażābam min fauqikum au min taḥti arjulikum au yalbisakum syiyaaw wa yużīqa baḍakum ba'sa baḍin, unẓur kaifa nuṣarriful-āyāti laallahum yafqahūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Dialah Yang Mahakuasa mengirimkan azab kepadamu, dari atas atau dari bawah kakimu atau Dia memecah belah kamu menjadi golongan-golongan yang saling bertentangan dan merasakan kepada sebagian kamu keganasan sebagian yang lain.” Perhatikanlah, bagaimana Kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda kekuasaan Kami agar mereka memahami-nya. وَكَذَّبَ بِهٖ قَوْمُكَ وَهُوَ الْحَقُّۗ قُلْ لَّسْتُ عَلَيْكُمْ بِوَكِيْلٍ ۗ Wa każżaba bihī qaumuka wa huwal-ḥaqqu, qul lastu alaikum biwakīlin. Kaummu mendustakannya azab padahal azab itu benar adanya. Katakanlah Nabi Muhammad, “Aku ini bukanlah penanggung jawab kamu.” لِكُلِّ نَبَاٍ مُّسْتَقَرٌّ وَّسَوْفَ تَعْلَمُوْنَ Likulli naba'im mustaqarruw wa saufa talamūna. Setiap berita yang dibawa oleh rasul ada waktu terjadinya dan kelak kamu akan mengetahui. وَاِذَا رَاَيْتَ الَّذِيْنَ يَخُوْضُوْنَ فِيْٓ اٰيٰتِنَا فَاَعْرِضْ عَنْهُمْ حَتّٰى يَخُوْضُوْا فِيْ حَدِيْثٍ غَيْرِهٖۗ وَاِمَّا يُنْسِيَنَّكَ الشَّيْطٰنُ فَلَا تَقْعُدْ بَعْدَ الذِّكْرٰى مَعَ الْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ Wa iżā ra'aital-lażīna yakhūḍūna fī āyātinā fa ariḍ anhum ḥattā yakhūḍū fī ḥadīṡin gairihī, wa immā yunsiyannakasy-syaiṭānu falā taqud badaż-żikrā maal-qaumiẓ-ẓālimīna. Apabila engkau Nabi Muhammad melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka hingga mereka beralih ke pembicaraan lain. Jika setan benar-benar menjadikan engkau lupa akan larangan ini, setelah ingat kembali janganlah engkau duduk bersama kaum yang zalim. وَمَا عَلَى الَّذِيْنَ يَتَّقُوْنَ مِنْ حِسَابِهِمْ مِّنْ شَيْءٍ وَّلٰكِنْ ذِكْرٰى لَعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ Wa mā alal-lażīna yattaqūna min ḥisābihim min syai'iw wa lākin żikrā laallahum yattaqūna. Orang-orang yang bertakwa tidak ada tanggung jawab sedikit pun atas dosa-dosa mereka, tetapi berkewajiban memberi peringatan agar mereka juga bertakwa. وَذَرِ الَّذِيْنَ اتَّخَذُوْا دِيْنَهُمْ لَعِبًا وَّلَهْوًا وَّغَرَّتْهُمُ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا وَذَكِّرْ بِهٖٓ اَنْ تُبْسَلَ نَفْسٌۢ بِمَا كَسَبَتْۖ لَيْسَ لَهَا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ وَلِيٌّ وَّلَا شَفِيْعٌ ۚوَاِنْ تَعْدِلْ كُلَّ عَدْلٍ لَّا يُؤْخَذْ مِنْهَاۗ اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ اُبْسِلُوْا بِمَا كَسَبُوْا لَهُمْ شَرَابٌ مِّنْ حَمِيْمٍ وَّعَذَابٌ اَلِيْمٌ ۢبِمَا كَانُوْا يَكْفُرُوْنَ ࣖ Wa żaril-lażīnattakhażū dīnahum laibaw wa lahwaw wa garrathumul-ḥayātud-dun-yā wa żakkir bihī an tubsala nafsum bimā kasabat, laisa lahā min dūnillāhi waliyyuw wa lā syafīun, wa in tadil kulla adlil lā yu'khaż minhā, ulā'ikal-lażīna ubsilū bimā kasabū lahum syarābum min ḥamīmiw wa ażābun alīmum bimā kānū yakfurūna. Tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agamanya sebagai permainan dan kelengahan, dan mereka telah tertipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah mereka dengannya Al-Qur’an agar seseorang tidak terjerumus ke dalam neraka, karena perbuatannya sendiri. Tidak ada baginya pelindung dan pemberi syafaat pertolongan selain Allah. Jika dia hendak menebus dengan segala macam tebusan apa pun, niscaya tidak akan diterima. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatan mereka sendiri. Mereka mendapat minuman dari air yang mendidih dan azab yang pedih karena mereka selalu kufur. قُلْ اَنَدْعُوْا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ مَا لَا يَنْفَعُنَا وَلَا يَضُرُّنَا وَنُرَدُّ عَلٰٓى اَعْقَابِنَا بَعْدَ اِذْ هَدٰىنَا اللّٰهُ كَالَّذِى اسْتَهْوَتْهُ الشَّيٰطِيْنُ فِى الْاَرْضِ حَيْرَانَ لَهٗٓ اَصْحٰبٌ يَّدْعُوْنَهٗٓ اِلَى الْهُدَى ائْتِنَا ۗ قُلْ اِنَّ هُدَى اللّٰهِ هُوَ الْهُدٰىۗ وَاُمِرْنَا لِنُسْلِمَ لِرَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ Qul anadū min dūnillāhi mā lā yanfaunā wa lā yaḍurrunā wa nuraddu alā aqābinā bada iż hadānallāhu kal-lażīstahwathusy-syayāṭīnu fil-arḍi ḥairāna lahū aṣḥābuy yadūnahū ilal-huda'tinā, qul inna hudallāhi huwal-hudā, wa umirnā linuslima lirabbil-ālamīna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Apakah kita akan memohon pada sesuatu selain Allah, yang tidak dapat memberi manfaat dan tidak pula mendatangkan mudarat kepada kita, dan apakah kita akan dikembalikan ke belakang kufur dan sesat, setelah Allah memberi petunjuk kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh setan di bumi, dalam keadaan kebingungan,” sedangkan dia mempunyai kawan-kawan yang selalu mengajaknya ke jalan yang lurus dengan mengatakan, Ikutilah kami.’?” Katakanlah, “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk yang sebenarnya. Kita diperintahkan agar berserah diri kepada Tuhan semesta alam, وَاَنْ اَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاتَّقُوْهُۗ وَهُوَ الَّذِيْٓ اِلَيْهِ تُحْشَرُوْنَ Wa aqīmuṣ-ṣalāta wattaqūhu, wa huwal-lażī ilaihi tuḥsyarūna. dan agar melaksanakan salat serta bertakwa kepada-Nya.” Dialah Tuhan yang hanya kepada-Nya kamu semua akan dihimpun. وَهُوَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ بِالْحَقِّۗ وَيَوْمَ يَقُوْلُ كُنْ فَيَكُوْنُۚ قَوْلُهُ الْحَقُّۗ وَلَهُ الْمُلْكُ يَوْمَ يُنْفَخُ فِى الصُّوْرِۗ عٰلِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ وَهُوَ الْحَكِيْمُ الْخَبِيْرُ Wa huwal-lażī khalaqas-samāwāti wal-arḍa bil-ḥaqqi, wa yauma yaqūlu kun fa yakūnu, qauluhul-ḥaqqu, wa lahul-mulku yauma yunfakhu fiṣ-ṣūri, ālimul-gaibi wasy-syahādati wa huwal-ḥakīmul-khabīru. Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan hak benar. Sungguh benar ketetapan-Nya pada hari ketika Dia berkata, “Jadilah!” Maka, jadilah sesuatu itu. Firman-Nya adalah benar, dan milik-Nyalah segala kekuasaan pada waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang gaib dan yang nyata. Dialah Yang Mahabijaksana lagi Mahateliti. ۞ وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهِيْمُ لِاَبِيْهِ اٰزَرَ اَتَتَّخِذُ اَصْنَامًا اٰلِهَةً ۚاِنِّيْٓ اَرٰىكَ وَقَوْمَكَ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ Wa iż qāla ibrāhīmu li'abīhi āzara atattakhiżu aṣnāman ālihahtan, innī arāka wa qaumaka fī ḍalālim mubīnin. Ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada ayahnya, Azar, “Apakah pantas engkau menjadikan berhala-berhala itu sebagai tuhan? Sesungguhnya aku melihat engkau dan kaummu dalam kesesatan yang nyata.” وَكَذٰلِكَ نُرِيْٓ اِبْرٰهِيْمَ مَلَكُوْتَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَلِيَكُوْنَ مِنَ الْمُوْقِنِيْنَ Wa każālika nurī ibrāhīma malakūtas-samāwāti wal-arḍi wa liyakūna minal-mūqinīna. Demikianlah Kami memperlihatkan kepada Ibrahim kekuasaan Kami yang terdapat di langit dan bumi dan agar dia termasuk orang-orang yang yakin. فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ الَّيْلُ رَاٰ كَوْكَبًا ۗقَالَ هٰذَا رَبِّيْۚ فَلَمَّآ اَفَلَ قَالَ لَآ اُحِبُّ الْاٰفِلِيْنَ Falammā janna alaihil-lailu ra'ā kaukabān, qāla hāżā rabbī, falammā afala qāla lā uḥibbul-āfilīna. Ketika malam telah menjadi gelap, dia Ibrahim melihat sebuah bintang lalu dia berkata, “Inilah Tuhanku.” Maka, ketika bintang itu terbenam dia berkata, “Aku tidak suka kepada yang terbenam.” فَلَمَّا رَاَ الْقَمَرَ بَازِغًا قَالَ هٰذَا رَبِّيْ ۚفَلَمَّآ اَفَلَ قَالَ لَىِٕنْ لَّمْ يَهْدِنِيْ رَبِّيْ لَاَكُوْنَنَّ مِنَ الْقَوْمِ الضَّاۤلِّيْنَ Falammā ra'al-qamara bāzigan qāla hāżā rabbī, falammā afala qāla la'illam yahdinī rabbī la'akūnanna minal-qaumiḍ-ḍāllīna. Kemudian, ketika dia melihat bulan terbit dia berkata kepada kaumnya, “Inilah Tuhanku.” Akan tetapi, ketika bulan itu terbenam dia berkata, “Sungguh, jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk kaum yang sesat.” فَلَمَّا رَاَ الشَّمْسَ بَازِغَةً قَالَ هٰذَا رَبِّيْ هٰذَآ اَكْبَرُۚ فَلَمَّآ اَفَلَتْ قَالَ يٰقَوْمِ اِنِّيْ بَرِيْۤءٌ مِّمَّا تُشْرِكُوْنَ Falammā ra'asy-syamsa bāzigatan qāla hāżā rabbī hāżā akbaru, falammā afalat qāla yā qaumi innī barī'um mimmā tusyrikūna. Kemudian, ketika dia melihat matahari terbit dia berkata lagi kepada kaumnya, “Inilah Tuhanku. Ini lebih besar.” Akan tetapi, ketika matahari terbenam dia berkata, “Wahai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari yang kamu persekutukan.” اِنِّيْ وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ حَنِيْفًا وَّمَآ اَنَا۠ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَۚ Innī wajjahtu wajhiya lil-lażī faṭaras-samāwāti wal-arḍa ḥanīfaw wa mā ana minal-musyrikīna. Sesungguhnya aku menghadapkan wajahku hanya kepada Yang menciptakan langit dan bumi dengan mengikuti agama yang lurus dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik. وَحَاۤجَّهٗ قَوْمُهٗ ۗقَالَ اَتُحَاۤجُّوْۤنِّيْ فِى اللّٰهِ وَقَدْ هَدٰىنِۗ وَلَآ اَخَافُ مَا تُشْرِكُوْنَ بِهٖٓ اِلَّآ اَنْ يَّشَاۤءَ رَبِّيْ شَيْـًٔا ۗوَسِعَ رَبِّيْ كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا ۗ اَفَلَا تَتَذَكَّرُوْنَ Wa ḥājjahū qaumuhū, qāla atuḥājjūnnī fillāhi wa qad hadāni, wa lā akhāfu mā tusyrikūna bihī illā ay yasyā'a rabbī syai'ān, wasia rabbī kulla syai'in ilmān, afalā tatażakkarūna. Kaumnya membantah. Dia Ibrahim berkata, “Apakah kamu hendak membantahku tentang Allah, padahal Dia benar-benar telah memberi petunjuk kepadaku? Aku tidak takut kepada yang kamu persekutukan dengan-Nya, kecuali Tuhanku menghendaki sesuatu. Ilmu Tuhanku meliputi segala sesuatu. Tidakkah kamu dapat mengambil pelajaran?” وَكَيْفَ اَخَافُ مَآ اَشْرَكْتُمْ وَلَا تَخَافُوْنَ اَنَّكُمْ اَشْرَكْتُمْ بِاللّٰهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهٖ عَلَيْكُمْ سُلْطٰنًا ۗفَاَيُّ الْفَرِيْقَيْنِ اَحَقُّ بِالْاَمْنِۚ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَۘ Wa kaifa akhāfu mā asyraktum wa lā takhāfūna annakum asyraktum billāhi mā lam yunazzil bihī alaikum sulṭānān, fa ayyul-farīqaini aḥaqqu bil-amni, in kuntum talamūna. Bagaimana mungkin aku takut kepada yang kamu sekutukan dengan Allah, padahal kamu tidak takut menyekutukan sesuatu dengan Allah yang Dia sendiri tidak pernah menurunkan kepadamu alasan apa pun. Maka, golongan yang manakah dari keduanya yang lebih berhak mendapat keamanan dari malapetaka jika kamu mengetahui?” اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَلَمْ يَلْبِسُوْٓا اِيْمَانَهُمْ بِظُلْمٍ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمُ الْاَمْنُ وَهُمْ مُّهْتَدُوْنَ ࣖ Al-lażīna āmanū wa lam yalbisū īmānahum biẓulmin ulā'ika lahumul-amnu wa hum muhtadūna. Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman syirik, merekalah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mendapat petunjuk. وَتِلْكَ حُجَّتُنَآ اٰتَيْنٰهَآ اِبْرٰهِيْمَ عَلٰى قَوْمِهٖۗ نَرْفَعُ دَرَجٰتٍ مَّنْ نَّشَاۤءُۗ اِنَّ رَبَّكَ حَكِيْمٌ عَلِيْمٌ Wa tilka ḥujjatunā ātaināhā ibrāhīma alā qaumihī, narfau darajātim man nasyā'u, inna rabbaka ḥakīmun alīmun. Itulah keterangan yang Kami anugerahkan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan orang yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui. وَوَهَبْنَا لَهٗٓ اِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَۗ كُلًّا هَدَيْنَا وَنُوْحًا هَدَيْنَا مِنْ قَبْلُ وَمِنْ ذُرِّيَّتِهٖ دَاوٗدَ وَسُلَيْمٰنَ وَاَيُّوْبَ وَيُوْسُفَ وَمُوْسٰى وَهٰرُوْنَ ۗوَكَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَۙ Wa wahabnā lahū isḥāqa wa yaqūba, kullan hadainā wa nūḥan hadainā min qablu wa min żurriyyatihī dāwūda wa sulaimāna wa ayyūba wa yūsufa wa mūsā wa hārūna wa każālika najzil-muḥsinīna. Kami telah menganugerahkan kepadanya Ishaq dan Yaqub. Tiap-tiap mereka telah Kami beri petunjuk. Sebelumnya Kami telah menganugerahkan petunjuk kepada Nuh. Kami juga menganugerahkan petunjuk kepada sebagian dari keturunannya, yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa, dan Harun. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat kebaikan. وَزَكَرِيَّا وَيَحْيٰى وَعِيْسٰى وَاِلْيَاسَۗ كُلٌّ مِّنَ الصّٰلِحِيْنَۙ Wa zakariyyā wa yaḥyā wa īsā wa ilyāsa, kullum minaṣ-ṣāliḥīna. Demikian juga kepada Zakaria, Yahya, Isa, dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang saleh. وَاِسْمٰعِيْلَ وَالْيَسَعَ وَيُوْنُسَ وَلُوْطًاۗ وَكُلًّا فَضَّلْنَا عَلَى الْعٰلَمِيْنَۙ Wa ismāīla wal-yasaa wa yūnusa wa lūṭān, wa kullan faḍḍalnā alal-ālamīna. Begitu juga kepada Ismail, Ilyasa’, Yunus, dan Lut. Tiap-tiap mereka Kami lebihkan daripada umat seluruh alam pada masanya. وَمِنْ اٰبَاۤىِٕهِمْ وَذُرِّيّٰتِهِمْ وَاِخْوَانِهِمْ ۚوَاجْتَبَيْنٰهُمْ وَهَدَيْنٰهُمْ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ Wa min ābā'ihim wa żurriyyātihim wa ikhwānihim, wajtabaināhum wa hadaināhum ilā ṣirāṭim mustaqīmin. Kami lebihkan pula sebagian dari nenek moyang mereka, keturunan mereka, dan saudara-saudara mereka. Kami telah memilih mereka menjadi nabi dan rasul dan Kami memberi mereka petunjuk menuju jalan yang lurus. ذٰلِكَ هُدَى اللّٰهِ يَهْدِيْ بِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖ ۗوَلَوْ اَشْرَكُوْا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَّا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ Żālika hudallāhi yahdī bihī may yasyā'u min ibādihī, wa lau asyrakū laḥabiṭa anhum mā kānū yamalūna. Demikian itu petunjuk Allah. Dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa saja di antara hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, pasti sia-sialah amal yang telah mereka kerjakan. اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ اٰتَيْنٰهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ ۚفَاِنْ يَّكْفُرْ بِهَا هٰٓؤُلَاۤءِ فَقَدْ وَكَّلْنَا بِهَا قَوْمًا لَّيْسُوْا بِهَا بِكٰفِرِيْنَ Ulā'ikal-lażīna ātaināhumul-kitāba wal-ḥukma wan-nubuwwahta, fa iy yakfur bihā hā'ulā'i faqad wakkalnā bihā qaumal laisū bihā bikāfirīna. Mereka itulah orang-orang yang telah Kami anugerahi kitab, hikmah, dan kenabian. Jika orang-orang Quraisy itu mengingkarinya, Kami akan menyerahkannya kepada kaum yang tidak mengingkarinya. اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ هَدَى اللّٰهُ فَبِهُدٰىهُمُ اقْتَدِهْۗ قُلْ لَّآ اَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ اَجْرًاۗ اِنْ هُوَ اِلَّا ذِكْرٰى لِلْعٰلَمِيْنَ ࣖ Ulā'ikal-lażīna hadallāhu fa bihudāūhumuqtadih, qul lā as'alukum alaihi ajrān, in huwa illā żikrā lil-ālamīna. Mereka itulah para nabi yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Maka, ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah Nabi Muhammad, “Aku tidak meminta imbalan kepadamu atasnya menyampaikan Al-Qur’an.” Al-Qur’an itu hanyalah peringatan untuk umat seluruh alam. وَمَا قَدَرُوا اللّٰهَ حَقَّ قَدْرِهٖٓ اِذْ قَالُوْا مَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ عَلٰى بَشَرٍ مِّنْ شَيْءٍۗ قُلْ مَنْ اَنْزَلَ الْكِتٰبَ الَّذِيْ جَاۤءَ بِهٖ مُوْسٰى نُوْرًا وَّهُدًى لِّلنَّاسِ تَجْعَلُوْنَهٗ قَرَاطِيْسَ تُبْدُوْنَهَا وَتُخْفُوْنَ كَثِيْرًاۚ وَعُلِّمْتُمْ مَّا لَمْ تَعْلَمُوْٓا اَنْتُمْ وَلَآ اٰبَاۤؤُكُمْ ۗقُلِ اللّٰهُ ۙثُمَّ ذَرْهُمْ فِيْ خَوْضِهِمْ يَلْعَبُوْنَ Wa mā qadarullāha ḥaqqa qadrihī iż qālū mā anzalallāhu alā basyarim min syai'in, qul man anzalal-kitābal-lażī jā'a bihī mūsā nūraw wa hudal lin-nāsi tajalūnahū qarāṭīsa tubdūnahā wa tukhfūna kaṡīrān, wa ullimtum mā lam talamū antum wa lā ābā'ukum, qulillāhu, ṡumma żarhum fī khauḍihim yalabūna. Mereka Bani Israil tidak mengagungkan Allah sebagaimana mestinya ketika mereka berkata, “Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada manusia.” Katakanlah Nabi Muhammad, “Siapakah yang menurunkan kitab suci Taurat yang dibawa Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia? Kamu Bani Israil menjadikannya lembaran-lembaran lepas. Kamu memperlihatkan sebagiannya dan banyak yang kamu sembunyikan, padahal telah diajarkan kepadamu apa yang tidak diketahui baik olehmu maupun oleh nenek moyangmu.” Katakanlah, “Allah.” Kemudian, biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya. وَهٰذَا كِتٰبٌ اَنْزَلْنٰهُ مُبٰرَكٌ مُّصَدِّقُ الَّذِيْ بَيْنَ يَدَيْهِ وَلِتُنْذِرَ اُمَّ الْقُرٰى وَمَنْ حَوْلَهَاۗ وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْاٰخِرَةِ يُؤْمِنُوْنَ بِهٖ وَهُمْ عَلٰى صَلَاتِهِمْ يُحٰفِظُوْنَ Wa hāżā kitābun anzalnāhu mubārakum muṣaddiqul-lażī baina yadaihi wa litunżira ummal-qurā wa man ḥaulahā, wal-lażīna yu'minūna bil-ākhirati yu'minūna bihī wa hum alā ṣalātihim yuḥāfiẓūna. Ini Al-Qur’an adalah kitab suci yang telah Kami turunkan lagi diberkahi yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan agar engkau memberi peringatan kepada penduduk Ummul Qura Makkah dan orang-orang yang ada di sekitarnya. Orang-orang yang beriman pada kehidupan akhirat tentu beriman padanya Al-Qur’an dan mereka selalu memelihara salatnya. وَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرٰى عَلَى اللّٰهِ كَذِبًا اَوْ قَالَ اُوْحِيَ اِلَيَّ وَلَمْ يُوْحَ اِلَيْهِ شَيْءٌ وَّمَنْ قَالَ سَاُنْزِلُ مِثْلَ مَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ ۗوَلَوْ تَرٰٓى اِذِ الظّٰلِمُوْنَ فِيْ غَمَرٰتِ الْمَوْتِ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ بَاسِطُوْٓا اَيْدِيْهِمْۚ اَخْرِجُوْٓا اَنْفُسَكُمْۗ اَلْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُوْنِ بِمَا كُنْتُمْ تَقُوْلُوْنَ عَلَى اللّٰهِ غَيْرَ الْحَقِّ وَكُنْتُمْ عَنْ اٰيٰتِهٖ تَسْتَكْبِرُوْنَ Wa man aẓlamu mimmaniftarā alallāhi każiban au qāla ūḥiya ilayya wa lam yūḥa ilaihi syai'uw wa man qāla sa'unzilu miṡla mā anzalallāhu, wa lau tarā iżiẓ-ẓālimūna fī gamarātil-mauti wal-malā'ikatu bāsiṭū aidīhim, akhirjū anfusakum, al-yauma tujzauna ażābal-hūni bimā kuntum taqūlūna alallāhi gairal-ḥaqqi wa kuntum an āyātihī tastakbirūna. Siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah atau yang berkata, “Telah diwahyukan kepadaku,” padahal tidak diwahyukan sesuatu pun kepadanya dan orang yang berkata, “Aku akan mendatangkan seperti yang diturunkan Allah.” Seandainya saja engkau melihat pada waktu orang-orang zalim itu berada dalam kesakitan sakratulmaut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya sembari berkata, “Keluarkanlah nyawamu!” Pada hari ini kamu akan dibalas dengan azab yang sangat menghinakan karena kamu mengatakan terhadap Allah perkataan yang tidak benar dan karena kamu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya. وَلَقَدْ جِئْتُمُوْنَا فُرَادٰى كَمَا خَلَقْنٰكُمْ اَوَّلَ مَرَّةٍ وَّتَرَكْتُمْ مَّا خَوَّلْنٰكُمْ وَرَاۤءَ ظُهُوْرِكُمْۚ وَمَا نَرٰى مَعَكُمْ شُفَعَاۤءَكُمُ الَّذِيْنَ زَعَمْتُمْ اَنَّهُمْ فِيْكُمْ شُرَكٰۤؤُا ۗ لَقَدْ تَّقَطَّعَ بَيْنَكُمْ وَضَلَّ عَنْكُمْ مَّا كُنْتُمْ تَزْعُمُوْنَ ࣖ Wa laqad ji'tumūnā furādā kamā khalaqnākum awwala marratiw wa taraktum mā khawwalnākum warā'a ẓuhūrikum, wa mā narā maakum syufaā'akumul-lażīna zaamtum annahum fīkum syurakā'u, laqat taqaṭṭaa bainakum wa ḍalla ankum mā kuntum tazumūna. Kini kamu benar-benar datang kepada Kami sendiri-sendiri sebagaimana Kami ciptakan kamu pada mulanya. Kamu sudah meninggalkan di belakangmu di dunia apa yang telah Kami karuniakan kepadamu. Kami tidak melihat bersamamu para pemberi syafaat pertolongan yang kamu anggap bagi dirimu sebagai sekutu-sekutu-Ku. Sungguh, telah terputus semua pertalian antara kamu dan telah lenyap dari kamu apa yang dahulu kamu sangka sebagai sekutu Allah. ۞ اِنَّ اللّٰهَ فَالِقُ الْحَبِّ وَالنَّوٰىۗ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَمُخْرِجُ الْمَيِّتِ مِنَ الْحَيِّ ۗذٰلِكُمُ اللّٰهُ فَاَنّٰى تُؤْفَكُوْنَ Innallāha fāliqul-ḥabbi wan-nawā, yukhrijul-ḥayya minal-mayyiti wa mukhrijul-mayyiti minal-ḥayyi, żālikumullāhu fa annā tu'fakūna. Sesungguhnya Allah yang menumbuhkan butir padi-padian dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. Itulah kekuasaan Allah. Maka, bagaimana kamu dapat dipalingkan? فَالِقُ الْاِصْبَاحِۚ وَجَعَلَ الَّيْلَ سَكَنًا وَّالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ حُسْبَانًا ۗذٰلِكَ تَقْدِيْرُ الْعَزِيْزِ الْعَلِيْمِ Fāliqul-iṣbāḥi, wa jaalal-laila sakanaw wasy-syamsa wal-qamara ḥusbānān, żālika taqdīrul-azīzil-alīmi. Dia yang menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, serta menjadikan matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketetapan Allah Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui. وَهُوَ الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ النُّجُوْمَ لِتَهْتَدُوْا بِهَا فِيْ ظُلُمٰتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِۗ قَدْ فَصَّلْنَا الْاٰيٰتِ لِقَوْمٍ يَّعْلَمُوْنَ Wa huwal-lażī jaala lakumun-nujūma litahtadū bihā fī ẓulumātil-barri wal-baḥri, qad faṣṣalnal-āyāti liqaumiy yalamūna. Dialah yang menjadikan bagimu bintang-bintang agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan yang pekat di darat dan di laut. Sungguh, Kami telah memerinci tanda-tanda kekuasaan Kami kepada kaum yang mengetahui. وَهُوَ الَّذِيْٓ اَنْشَاَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ فَمُسْتَقَرٌّ وَّمُسْتَوْدَعٌ ۗقَدْ فَصَّلْنَا الْاٰيٰتِ لِقَوْمٍ يَّفْقَهُوْنَ Wa huwal-lażī ansya'akum min nafsiw wāḥidatin fa mustaqarruw wa mustaudaun, qad faṣṣalnal-āyāti liqaumiy yafqahūna. Dialah yang menciptakanmu dari diri yang satu Adam, maka bagimu ada tempat menetap dan tempat menyimpan. Sungguh, Kami telah memerinci tanda-tanda kekuasaan Kami kepada kaum yang memahami. وَهُوَ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءًۚ فَاَخْرَجْنَا بِهٖ نَبَاتَ كُلِّ شَيْءٍ فَاَخْرَجْنَا مِنْهُ خَضِرًا نُّخْرِجُ مِنْهُ حَبًّا مُّتَرَاكِبًاۚ وَمِنَ النَّخْلِ مِنْ طَلْعِهَا قِنْوَانٌ دَانِيَةٌ وَّجَنّٰتٍ مِّنْ اَعْنَابٍ وَّالزَّيْتُوْنَ وَالرُّمَّانَ مُشْتَبِهًا وَّغَيْرَ مُتَشَابِهٍۗ اُنْظُرُوْٓا اِلٰى ثَمَرِهٖٓ اِذَٓا اَثْمَرَ وَيَنْعِهٖ ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكُمْ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ Wa huwal-lażī anzala minas-samā'i mā'ān, fa akhrajnā bihī nabāta kulli syai'in fa akhrajnā minhu khaḍiran nukhriju minhu ḥabbam mutarākibān, wa minan nakhli min ṭalihā qinwānun dāniyatuw wa jannātim min anābiw waz-zaitūna war-rummāna musytabihaw wa gaira mutasyābihin, unẓurū ilā ṡamarihī iżā aṡmara wa yanihī, inna fī żālikum la'āyātil liqaumiy yu'minūna. Dialah yang menurunkan air dari langit lalu dengannya Kami menumbuhkan segala macam tumbuhan. Maka, darinya Kami mengeluarkan tanaman yang menghijau. Darinya Kami mengeluarkan butir yang bertumpuk banyak. Dari mayang kurma mengurai tangkai-tangkai yang menjuntai. Kami menumbuhkan kebun-kebun anggur. Kami menumbuhkan pula zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya pada waktu berbuah dan menjadi masak. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang beriman. وَجَعَلُوْا لِلّٰهِ شُرَكَاۤءَ الْجِنَّ وَخَلَقَهُمْ وَخَرَقُوْا لَهٗ بَنِيْنَ وَبَنٰتٍۢ بِغَيْرِ عِلْمٍۗ سُبْحٰنَهٗ وَتَعٰلٰى عَمَّا يَصِفُوْنَ ࣖ Wa jaalū lillāhi syurakā'al-jinna wa khalaqahum wa kharaqū lahū banīna wa banātim bigairi ilmin, subḥānahū wa taālā ammā yaṣifūna. Mereka orang-orang musyrik menjadikan jin sekutu-sekutu bagi Allah, padahal Dia yang menciptakannya jin-jin itu. Mereka berbohong terhadap-Nya dengan mengatakan bahwa Allah mempunyai anak laki-laki dan anak perempuan, tanpa dasar pengetahuan. Mahasuci dan Mahatinggi Dia dari sifat-sifat yang mereka gambarkan. بَدِيْعُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ اَنّٰى يَكُوْنُ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَمْ تَكُنْ لَّهٗ صَاحِبَةٌ ۗوَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ Badīus-samāwāti wal-arḍi, annā yakūnu lahū waladuw wa lam takul lahū ṣāḥibahtun, wa khalaqa kulla syai'in, wa huwa bikulli syai'inalīmun. Dia Allah pencipta langit dan bumi. Bagaimana mungkin Dia mempunyai anak, padahal Dia tidak mempunyai istri? Dia menciptakan segala sesuatu dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. ذٰلِكُمُ اللّٰهُ رَبُّكُمْۚ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ فَاعْبُدُوْهُ ۚوَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ وَّكِيْلٌ Żālikumullāhu rabbukum, lā ilāha illā huwa, khāliqu kulli syai'in fabudūhu, wa huwa alā kulli syai'iw wakīlun. Itulah Allah Tuhanmu. Tidak ada tuhan selain Dia, pencipta segala sesuatu. Maka, sembahlah Dia. Dialah pemelihara segala sesuatu. لَا تُدْرِكُهُ الْاَبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ الْاَبْصَارَۚ وَهُوَ اللَّطِيْفُ الْخَبِيْرُ Lā tudrikuhul-abṣāru wa huwa yudrikul-abṣāra, wa huwal-laṭīful-khabīru. Dia tidak dapat dijangkau oleh penglihatan mata, sedangkan Dia dapat menjangkau segala penglihatan itu. Dialah Yang Mahahalus lagi Mahateliti. قَدْ جَاۤءَكُمْ بَصَاۤىِٕرُ مِنْ رَّبِّكُمْۚ فَمَنْ اَبْصَرَ فَلِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ عَمِيَ فَعَلَيْهَاۗ وَمَآ اَنَا۠ عَلَيْكُمْ بِحَفِيْظٍ Qad jā'akum baṣā'iru mir rabbikum, faman abṣara fa linafsihī, wa man amiya fa alaihā, wa mā ana alaikum biḥafīẓin. Sungguh, telah datang kepadamu bukti-bukti yang nyata dari Tuhanmu. Siapa yang melihat bukti-bukti itu, maka manfaatnya bagi dirinya sendiri dan siapa yang buta tidak melihat bukti-bukti itu, maka akibat buruknya bagi dirinya sendiri, sedangkan aku Nabi Muhammad bukanlah pengawas-mu. وَكَذٰلِكَ نُصَرِّفُ الْاٰيٰتِ وَلِيَقُوْلُوْا دَرَسْتَ وَلِنُبَيِّنَهٗ لِقَوْمٍ يَّعْلَمُوْنَ Wa każālika nuṣarriful-āyāti wa liyaqūlū darasta wa linubayyinahū liqaumiy yalamūna. Demikianlah Kami menjelaskan berulang-ulang ayat-ayat Kami agar orang-orang beriman mengambil pelajaran darinya dan agar mereka orang-orang musyrik mengatakan, “Engkau telah mempelajari ayat-ayat itu dari Ahlulkitab,” dan agar Kami menjelaskannya Al-Qur’an kepada kaum yang mengetahui. اِتَّبِعْ مَآ اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنْ رَّبِّكَۚ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ وَاَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِيْنَ Ittabi mā ūḥiya ilaika mir rabbika, lā ilāha illā huwa, wa ariḍ anil-musyrikīna. Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu Nabi Muhammad bahwa tidak ada tuhan selain Dia dan berpalinglah dari orang-orang musyrik. وَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ مَآ اَشْرَكُوْاۗ وَمَا جَعَلْنٰكَ عَلَيْهِمْ حَفِيْظًاۚ وَمَآ اَنْتَ عَلَيْهِمْ بِوَكِيْلٍ Wa lau syā'allāhu mā asyrakū, wa mā jaalnā alaihim ḥafīẓān, wa mā anta alaihim biwakīlin. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya mereka tidak mempersekutukan-Nya. Kami tidak menjadikan engkau pengawas mereka dan engkau bukan pula penanggung jawab mereka. وَلَا تَسُبُّوا الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ فَيَسُبُّوا اللّٰهَ عَدْوًاۢ بِغَيْرِ عِلْمٍۗ كَذٰلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ اُمَّةٍ عَمَلَهُمْۖ ثُمَّ اِلٰى رَبِّهِمْ مَّرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ Wa lā tasubbul-lażīna yadūna min dūnillāhi fa yasubbullāha adwam bigairi ilmin, każālika zayyannā likulli ummatin amalahum, ṡumma ilā rabbihim marjiuhum fa yunabbi'uhum bimā kānū yamalūna. Janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka sembah selain Allah karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan. Demikianlah, Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah tempat kembali mereka, lalu Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. وَاَقْسَمُوْا بِاللّٰهِ جَهْدَ اَيْمَانِهِمْ لَىِٕنْ جَاۤءَتْهُمْ اٰيَةٌ لَّيُؤْمِنُنَّ بِهَاۗ قُلْ اِنَّمَا الْاٰيٰتُ عِنْدَ اللّٰهِ وَمَا يُشْعِرُكُمْ اَنَّهَآ اِذَا جَاۤءَتْ لَا يُؤْمِنُوْنَ Wa aqsamū billāhi jahda aimānihim la'in jā'athum āyatul layu'minunna bihā, qul innamal-āyātu indallāhi wa mā yusyirukum annahā iżā jā'at lā yu'minūna. Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sebenar-benarnya sumpah bahwa sungguh jika datang suatu bukti mukjizat kepada mereka, pastilah mereka akan beriman kepadanya. Katakanlah, “Sesungguhnya bukti-bukti itu hanya ada pada sisi Allah.” Kamu tidak akan mengira bahwa jika bukti mukjizat itu datang, mereka tidak juga akan beriman. وَنُقَلِّبُ اَفْـِٕدَتَهُمْ وَاَبْصَارَهُمْ كَمَا لَمْ يُؤْمِنُوْا بِهٖٓ اَوَّلَ مَرَّةٍ وَّنَذَرُهُمْ فِيْ طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُوْنَ ࣖ ۔ Wa nuqallibu af'idatahum wa abṣārahum kamā lam yu'minū bihī awwala marratiw wa nażaruhum fī ṭugyānihim yamahūna. Kamu pun tidak akan mengira bahwa Kami akan memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti pertama kali mereka tidak beriman kepadanya Al-Qur’an serta Kami membiarkan mereka bingung dalam kesesatan. ۞ وَلَوْ اَنَّنَا نَزَّلْنَآ اِلَيْهِمُ الْمَلٰۤىِٕكَةَ وَكَلَّمَهُمُ الْمَوْتٰى وَحَشَرْنَا عَلَيْهِمْ كُلَّ شَيْءٍ قُبُلًا مَّا كَانُوْا لِيُؤْمِنُوْٓا اِلَّآ اَنْ يَّشَاۤءَ اللّٰهُ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَهُمْ يَجْهَلُوْنَ Wa lau annanā nazzalnā ilaihimul-malā'ikata wa kallamahumul-mautā wa ḥasyarnā alaihim kulla syai'in qubulam mā kānū liyu'minū illā ay yasyā'allāhu wa lākinna akṡarahum yajhalūna. Seandainya Kami benar-benar menurunkan malaikat kepada mereka sebagai saksi kebenaran Rasul, orang yang telah mati pun Kami hidupkan kembali lalu berbicara dengan mereka, dan Kami kumpulkan di hadapan mereka segala sesuatu yang mereka inginkan, mereka tidak juga akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki. Namun, kebanyakan mereka tidak mengetahui hakikat ini. وَكَذٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيٰطِيْنَ الْاِنْسِ وَالْجِنِّ يُوْحِيْ بَعْضُهُمْ اِلٰى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُوْرًا ۗوَلَوْ شَاۤءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوْهُ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُوْنَ Wa każālika jaalnā likulli nabiyyin aduwwan syayāṭīnal-insi wal-jinni yūḥī baḍuhum ilā baḍin zukhrufal-qauli gurūrān, wa lau syā'a rabbuka mā faalūhu fa żarhum wa mā yaftarūna. Demikianlah sebagaimana Kami menjadikan bagimu musuh Kami telah menjadikan pula bagi setiap nabi musuh yang terdiri atas setan-setan berupa manusia dan jin. Sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan yang indah sebagai tipuan. Seandainya Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak akan melakukannya. Maka, tinggalkan mereka bersama apa yang mereka ada-adakan kebohongan. وَلِتَصْغٰٓى اِلَيْهِ اَفْـِٕدَةُ الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِالْاٰخِرَةِ وَلِيَرْضَوْهُ وَلِيَقْتَرِفُوْا مَا هُمْ مُّقْتَرِفُوْنَ Wa litaṣgā ilaihi af'idatul-lażīna lā yu'minūna bil-ākhirati wa liyarḍauhu wa liyaqtarifū mā hum muqtarifūna. Setan-setan itu saling membisikkan perkataan yang indah juga agar hati kecil orang-orang yang tidak beriman pada akhirat tertarik pada bisikan itu serta menyenanginya, dan agar mereka melakukan apa yang biasa mereka setan-setan itu lakukan. اَفَغَيْرَ اللّٰهِ اَبْتَغِيْ حَكَمًا وَّهُوَ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ اِلَيْكُمُ الْكِتٰبَ مُفَصَّلًا ۗوَالَّذِيْنَ اٰتَيْنٰهُمُ الْكِتٰبَ يَعْلَمُوْنَ اَنَّهٗ مُنَزَّلٌ مِّنْ رَّبِّكَ بِالْحَقِّ فَلَا تَكُوْنَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِيْنَ Afagairallāhi abtagī ḥakamaw wa huwal-lażī anzala ilaikumul-kitāba mufaṣṣalān, wal-lażīna ātaināhumul-kitāba yalamūna annahū munazzalum mir rabbika bil-ḥaqqi falā takunanna minal-mumtarīna. Maka, apakah pantas aku mencari selain Allah sebagai hakim, padahal Dialah yang menurunkan Kitab Al-Qur’an kepadamu dengan penjelasan secara terperinci? Orang-orang yang telah Kami anugerahi Kitab Suci mengetahui bahwa sesungguhnya Al-Qur’an itu diturunkan dari Tuhanmu dengan benar. Maka, janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu. وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدْقًا وَّعَدْلًاۗ لَا مُبَدِّلَ لِكَلِمٰتِهٖ ۚوَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ Wa tammat kalimatu rabbika ṣidqaw wa adlān, lā mubaddila likalimātihī, wa huwas-samīul-alīmu. Telah sempurna kalimat Tuhanmu Al-Qur’an dengan mengandung kebenaran dan keadilan. Tidak ada seorang pun yang dapat mengubah kalimat-kalimat-Nya. Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. وَاِنْ تُطِعْ اَكْثَرَ مَنْ فِى الْاَرْضِ يُضِلُّوْكَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗاِنْ يَّتَّبِعُوْنَ اِلَّا الظَّنَّ وَاِنْ هُمْ اِلَّا يَخْرُصُوْنَ Wa in tuṭi akṡara man fil-arḍi yuḍillūka an sabīlillāhi, iy yattabiūna illaẓ-ẓanna wa in hum illā yakhruṣ ūna. Jika engkau mengikuti kemauan kebanyakan orang kafir di bumi ini dalam urusan agama, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka hanya mengikuti persangkaan belaka dan mereka hanyalah membuat kebohongan. اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ مَنْ يَّضِلُّ عَنْ سَبِيْلِهٖۚ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ Inna rabbaka huwa alamu may yaḍillu an sabīlihī, wa huwa alamu bil-muhtadīna. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia pula yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. فَكُلُوْا مِمَّا ذُكِرَ اسْمُ اللّٰهِ عَلَيْهِ اِنْ كُنْتُمْ بِاٰيٰتِهٖ مُؤْمِنِيْنَ Fa kulū mimmā żukirasmullāhi alaihi in kuntum bi'āyātihī mu'minīna. Makanlah sebagian apa daging hewan halal yang ketika disembelih disebut nama Allah jika kamu beriman pada ayat-ayat-Nya. وَمَا لَكُمْ اَلَّا تَأْكُلُوْا مِمَّا ذُكِرَ اسْمُ اللّٰهِ عَلَيْهِ وَقَدْ فَصَّلَ لَكُمْ مَّا حَرَّمَ عَلَيْكُمْ اِلَّا مَا اضْطُرِرْتُمْ اِلَيْهِ ۗوَاِنَّ كَثِيْرًا لَّيُضِلُّوْنَ بِاَهْوَاۤىِٕهِمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗاِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِالْمُعْتَدِيْنَ Wa mā lakum allā ta'kulū mimmā żukirasmullāhi alaihi wa qad faṣṣala lakum mā ḥarrama alaikum illā maḍṭurirtum ilaihi, wa inna kaṡīral layuḍillūna bi'ahwā'ihim bigairi ilmin, inna rabbaka huwa alamu bil-mutadīna. Mengapa kamu tidak mau memakan sesuatu daging hewan yang ketika disembelih disebut nama Allah. Padahal, Allah telah menjelaskan secara rinci kepadamu sesuatu yang Dia haramkan kepadamu, kecuali jika kamu dalam keadaan terpaksa. Sesungguhnya banyak yang menyesatkan orang lain dengan mengikuti hawa nafsunya tanpa dasar pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu lebih mengetahui orang-orang yang melampaui batas. وَذَرُوْا ظَاهِرَ الْاِثْمِ وَبَاطِنَهٗ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَكْسِبُوْنَ الْاِثْمَ سَيُجْزَوْنَ بِمَا كَانُوْا يَقْتَرِفُوْنَ Wa żarū ẓāhiral-iṡmi wa bāṭinahū, innal-lażīna yaksibūnal-iṡma sayujzauna bimā kānū yaqtarifūna. Tinggalkanlah dosa yang terlihat dan yang tersembunyi. Sesungguhnya orang-orang yang mengerjakan perbuatan dosa kelak akan dibalas dengan siksaan karena apa yang mereka kerjakan. وَلَا تَأْكُلُوْا مِمَّا لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ اللّٰهِ عَلَيْهِ وَاِنَّهٗ لَفِسْقٌۗ وَاِنَّ الشَّيٰطِيْنَ لَيُوْحُوْنَ اِلٰٓى اَوْلِيَاۤىِٕهِمْ لِيُجَادِلُوْكُمْ ۚوَاِنْ اَطَعْتُمُوْهُمْ اِنَّكُمْ لَمُشْرِكُوْنَ ࣖ Wa lā ta'kulū mimmā lam yużkarismullāhi alaihi wa innahū lafisqun, wa innasy-syayāṭīna layūḥūna ilā auliyā'ihim liyujādilūkum, wa in aṭatumūhum innakum lamusyrikūna. Janganlah kamu memakan sesuatu dari daging hewan yang ketika disembelih tidak disebut nama Allah. Perbuatan itu benar-benar suatu kefasikan. Sesungguhnya setan benar-benar selalu membisiki kawan-kawannya agar mereka membantahmu. Jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu benar-benar musyrik. اَوَمَنْ كَانَ مَيْتًا فَاَحْيَيْنٰهُ وَجَعَلْنَا لَهٗ نُوْرًا يَّمْشِيْ بِهٖ فِى النَّاسِ كَمَنْ مَّثَلُهٗ فِى الظُّلُمٰتِ لَيْسَ بِخَارِجٍ مِّنْهَاۗ كَذٰلِكَ زُيِّنَ لِلْكٰفِرِيْنَ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ Awa man kāna maitan fa aḥyaināhu wa jaalnā lahū nūray yamsyī bihī fin-nāsi kamam maṡaluhū fiẓ-ẓulumāti laisa bikhārijim minhā, każālika zuyyina lil-kāfirīna mā kānū yamalūna. Apakah orang yang sudah mati lalu Kami hidupkan dan beri dia cahaya yang membuatnya dapat berjalan di tengah-tengah orang banyak, seperti orang yang berada dalam kegelapan sehingga dia tidak dapat keluar dari sana? Demikianlah, dijadikan terasa indah bagi orang-orang kafir apa yang mereka kerjakan. وَكَذٰلِكَ جَعَلْنَا فِيْ كُلِّ قَرْيَةٍ اَكٰبِرَ مُجْرِمِيْهَا لِيَمْكُرُوْا فِيْهَاۗ وَمَا يَمْكُرُوْنَ اِلَّا بِاَنْفُسِهِمْ وَمَا يَشْعُرُوْنَ Wa każālika jaalnā fī kulli qaryatin akābira mujrimīhā liyamkurū fīhā, wa mā yamkurūna illā bi'anfusihim wa mā yasyurūna. Demikian pula pada setiap negeri Kami jadikan orang-orang jahatnya sebagai pembesar agar melakukan tipu daya di sana. Padahal, mereka hanya menipu diri sendiri tanpa menyadarinya. وَاِذَا جَاۤءَتْهُمْ اٰيَةٌ قَالُوْا لَنْ نُّؤْمِنَ حَتّٰى نُؤْتٰى مِثْلَ مَآ اُوْتِيَ رُسُلُ اللّٰهِ ۘ اَللّٰهُ اَعْلَمُ حَيْثُ يَجْعَلُ رِسٰلَتَهٗۗ سَيُصِيْبُ الَّذِيْنَ اَجْرَمُوْا صَغَارٌ عِنْدَ اللّٰهِ وَعَذَابٌ شَدِيْدٌۢ بِمَا كَانُوْا يَمْكُرُوْنَ Wa iżā jā'athum āyatun qālū lan nu'mina ḥattā nu'tā miṡla mā ūtiya rusulullāhi, allāhu alamu ḥaiṡu yajalu risālatahū, sayuṣībul-lażīna ajramū ṣagārun indallāhi wa ażābun syadīdum bimā kānū yamkurūna. Apabila datang suatu ayat kepada mereka, mereka berkata, “Kami tidak akan beriman hingga diberikan kepada kami sesuatu seperti apa yang diberikan kepada rasul-rasul Allah.” Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan-Nya. Orang-orang yang berdosa nanti akan ditimpa kehinaan di sisi Allah dan azab yang keras karena tipu daya yang mereka lakukan. فَمَنْ يُّرِدِ اللّٰهُ اَنْ يَّهْدِيَهٗ يَشْرَحْ صَدْرَهٗ لِلْاِسْلَامِۚ وَمَنْ يُّرِدْ اَنْ يُّضِلَّهٗ يَجْعَلْ صَدْرَهٗ ضَيِّقًا حَرَجًا كَاَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِى السَّمَاۤءِۗ كَذٰلِكَ يَجْعَلُ اللّٰهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ Fa may yuridillāhu ay yahdiyahū yasyraḥ ṣadrahū lil-islāmi, wa may yurid ay yuḍillahū yajal ṣadrahū ḍayyiqan ḥarajan ka'annamā yaṣṣaadu fis-samā'i, każālika yajalullāhur-rijsa alal-lażīna lā yu'minūna. Maka, siapa yang Allah kehendaki mendapat hidayah, Dia akan melapangkan dadanya untuk menerima Islam. Siapa yang Dia kehendaki menjadi sesat, Dia akan menjadikan dadanya sempit lagi sesak seakan-akan dia sedang mendaki ke langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. وَهٰذَا صِرَاطُ رَبِّكَ مُسْتَقِيْمًاۗ قَدْ فَصَّلْنَا الْاٰيٰتِ لِقَوْمٍ يَّذَّكَّرُوْنَ Wa hāżā ṣirāṭu rabbika mustaqīmān, qad faṣṣalnal-āyāti liqaumiy yażżakkarūna. Inilah jalan Tuhanmu yang lurus. Sungguh, Kami telah menjelaskan secara rinci ayat-ayat Kami kepada orang-orang yang mengambil pelajaran. ۞ لَهُمْ دَارُ السَّلٰمِ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَهُوَ وَلِيُّهُمْ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ Lahum dārus-salāmi inda rabbihim wa huwa waliyyuhum bimā kānū yamalūna. Bagi mereka disediakan tempat yang damai surga di sisi Tuhannya. Dialah pelindung mereka karena apa amal kebajikan yang mereka kerjakan. وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ جَمِيْعًاۚ يٰمَعْشَرَ الْجِنِّ قَدِ اسْتَكْثَرْتُمْ مِّنَ الْاِنْسِ ۚوَقَالَ اَوْلِيَاۤؤُهُمْ مِّنَ الْاِنْسِ رَبَّنَا اسْتَمْتَعَ بَعْضُنَا بِبَعْضٍ وَّبَلَغْنَآ اَجَلَنَا الَّذِيْٓ اَجَّلْتَ لَنَا ۗقَالَ النَّارُ مَثْوٰىكُمْ خٰلِدِيْنَ فِيْهَآ اِلَّا مَا شَاۤءَ اللّٰهُ ۗاِنَّ رَبَّكَ حَكِيْمٌ عَلِيْمٌ Wa yauma yaḥsyuruhum jamīān, yā masyaral-jinni qadistakṡartum minal-insi, wa qāla auliyā'uhum minal-insi rabbanastamtaa baḍunā bibaḍiw wa balagnā ajalanal-lażī ajjalta lanā, qālan-nāru maṡwākum khālidīna fīhā illā mā syā'allāhu, inna rabbaka ḥakīmun alīmun. Ingatlah pada hari ketika Dia mengumpulkan mereka semua dan Allah berfirman, “Wahai golongan jin, kamu telah sering kali menyesatkan manusia.” Kawan-kawan mereka dari golongan manusia berkata, “Ya Tuhan, kami telah saling mendapatkan kesenangan dan kami telah sampai pada waktu yang telah Engkau tentukan buat kami.” Allah berfirman, “Nerakalah tempat kamu selama-lamanya, kecuali jika Allah menghendaki lain.” Sesungguhnya Tuhanmu Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui. وَكَذٰلِكَ نُوَلِّيْ بَعْضَ الظّٰلِمِيْنَ بَعْضًاۢ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ ࣖ Wa każālika nuwallī baḍaẓ-ẓālimīna baḍam bimā kānū yaksibūna. Demikianlah Kami jadikan sebagian orang-orang zalim berteman dengan sebagian lainnya, sebagai balasan atas apa yang selalu mereka kerjakan. يٰمَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْاِنْسِ اَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِّنْكُمْ يَقُصُّوْنَ عَلَيْكُمْ اٰيٰتِيْ وَيُنْذِرُوْنَكُمْ لِقَاۤءَ يَوْمِكُمْ هٰذَاۗ قَالُوْا شَهِدْنَا عَلٰٓى اَنْفُسِنَا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا وَشَهِدُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ اَنَّهُمْ كَانُوْا كٰفِرِيْنَ Yā masyaral-jinni wal-insi alam ya'tikum rusulum minkum yaquṣṣūna alaikum āyātī wa yunżirūnakum liqā'a yaumikum hāżā, qālū syahidnā alā anfusinā wa garrathumul-ḥayātud-un-yā wa syahidū alā anfusihim annahum kānū kāfirīna. Allah berfirman, “Wahai golongan jin dan manusia, tidakkah sudah datang kepadamu rasul-rasul dari kalanganmu sendiri yang menyampaikan ayat-ayat-Ku kepadamu dan memperingatkanmu tentang pertemuan pada hari ini?” Mereka menjawab, “Ya, kami menjadi saksi atas diri kami sendiri.” Namun, mereka tertipu oleh kehidupan dunia. Mereka telah menjadi saksi atas diri mereka sendiri bahwa mereka adalah orang kafir. ذٰلِكَ اَنْ لَّمْ يَكُنْ رَّبُّكَ مُهْلِكَ الْقُرٰى بِظُلْمٍ وَّاَهْلُهَا غٰفِلُوْنَ Żālika allam yakur rabbuka muhlikal-qurā biẓulmiw wa ahluhā gāfilūna. Demikian itu pengutusan para rasul karena Tuhanmu tidak akan membinasakan suatu negeri karena kezaliman mereka, sedangkan penduduknya dalam keadaan belum tahu. وَلِكُلٍّ دَرَجٰتٌ مِّمَّا عَمِلُوْاۗ وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُوْنَ Wa likullin darajātum mimmā amilū, wa mā rabbuka bigāfilin ammā yamalūna. Masing-masing orang ada tingkatannya, sesuai dengan apa yang mereka kerjakan. Tuhanmu tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan. وَرَبُّكَ الْغَنِيُّ ذُو الرَّحْمَةِ ۗاِنْ يَّشَأْ يُذْهِبْكُمْ وَيَسْتَخْلِفْ مِنْۢ بَعْدِكُمْ مَّا يَشَاۤءُ كَمَآ اَنْشَاَكُمْ مِّنْ ذُرِّيَّةِ قَوْمٍ اٰخَرِيْنَ Wa rabbukal-ganiyyu żur-raḥmahti, iy yasya' yużhibkum wa yastakhlif mim badikum mā yasyā'u kamā ansya'akum min żurriyyati qaumin ākharīna. Tuhanmulah Yang Mahakaya lagi penuh rahmat. Jika menghendaki, Dia akan memusnahkanmu. Setelah itu, Dia akan menggantimu dengan yang dikehendaki-Nya, sebagaimana Dia menjadikan kamu dari keturunan kaum lain sebelummu. اِنَّ مَا تُوْعَدُوْنَ لَاٰتٍۙ وَّمَآ اَنْتُمْ بِمُعْجِزِيْنَ Innamā tūadūna la'ātin, wa mā antum bimujizīna. Sesungguhnya apa pun yang dijanjikan kepadamu pasti datang dan kamu tidak mampu menolaknya. قُلْ يٰقَوْمِ اعْمَلُوْا عَلٰى مَكَانَتِكُمْ اِنِّيْ عَامِلٌۚ فَسَوْفَ تَعْلَمُوْنَۙ مَنْ تَكُوْنُ لَهٗ عَاقِبَةُ الدَّارِۗ اِنَّهٗ لَا يُفْلِحُ الظّٰلِمُوْنَ Qul yā qaumimalū alā makānatikum innī āmilun, fa saufa talamūna, man takūnu lahū āqibatud-dāri, innahū lā yufliḥuẓ-ẓālimūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Wahai kaumku, berbuatlah menurut kedudukanmu, aku pun berbuat demikian. Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan memperoleh tempat terbaik di akhirat nanti. Sesungguhnya orang-orang yang zalim tidak akan beruntung. وَجَعَلُوْا لِلّٰهِ مِمَّا ذَرَاَ مِنَ الْحَرْثِ وَالْاَنْعَامِ نَصِيْبًا فَقَالُوْا هٰذَا لِلّٰهِ بِزَعْمِهِمْ وَهٰذَا لِشُرَكَاۤىِٕنَاۚ فَمَا كَانَ لِشُرَكَاۤىِٕهِمْ فَلَا يَصِلُ اِلَى اللّٰهِ ۚوَمَا كَانَ لِلّٰهِ فَهُوَ يَصِلُ اِلٰى شُرَكَاۤىِٕهِمْۗ سَاۤءَ مَا يَحْكُمُوْنَ Wa jaalū lillāhi mimmā żara'a minal-ḥarṡi wal-anāmi naṣīban fa qālū hāżā lillāhi bizamihim wa hāżā lisyurakā'inā, famā kāna lisyurakā'ihim falā yaṣilu ilallāhi, wa mā kāna lillāhi fa huwa yaṣilu ilā syurakā'ihim, sā'a mā yaḥkumūna. Mereka menyediakan sebagian dari sesuatu yang Allah ciptakan, yaitu hasil tanaman dan hewan ternak, untuk Allah sambil berkata menurut persangkaan mereka, “Ini untuk Allah dan yang ini untuk berhala-berhala kami.” Bagian yang disediakan untuk berhala-berhala mereka tidak akan sampai kepada Allah, sedangkan bagian yang disediakan untuk Allah akan sampai pada berhala-berhala mereka. Sangat buruk ketetapan mereka itu. وَكَذٰلِكَ زَيَّنَ لِكَثِيْرٍ مِّنَ الْمُشْرِكِيْنَ قَتْلَ اَوْلَادِهِمْ شُرَكَاۤؤُهُمْ لِيُرْدُوْهُمْ وَلِيَلْبِسُوْا عَلَيْهِمْ دِيْنَهُمْۗ وَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ مَا فَعَلُوْهُ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُوْنَ Wa każālika zayyana likaṡīrim minal-musyrikīna qatla aulādihim syurakā'uhum liyurdūhum wa liyalbisū alaihim dīnahum, wa lau syā'allāhu mā faalūhu fa żarhum wa mā yaftarūna. Demikianlah berhala-berhala mereka setan menjadikan terasa indah bagi banyak orang musyrik membunuh anak-anak mereka untuk membinasakan mereka dan mengacaukan agama mereka sendiri. Seandainya Allah berkehendak, niscaya mereka tidak akan mengerjakannya. Biarkanlah mereka bersama apa kebohongan yang mereka ada-adakan. وَقَالُوْا هٰذِهٖٓ اَنْعَامٌ وَّحَرْثٌ حِجْرٌ لَّا يَطْعَمُهَآ اِلَّا مَنْ نَّشَاۤءُ بِزَعْمِهِمْ وَاَنْعَامٌ حُرِّمَتْ ظُهُوْرُهَا وَاَنْعَامٌ لَّا يَذْكُرُوْنَ اسْمَ اللّٰهِ عَلَيْهَا افْتِرَاۤءً عَلَيْهِۗ سَيَجْزِيْهِمْ بِمَا كَانُوْا يَفْتَرُوْنَ Wa qālū hāżihī anāmuw wa ḥarṡun ḥijrul lā yaṭamuhā illā man nasyā'u bizamihim wa anāmun ḥurrimat ẓuhūruhā wa anāmul lā yażkurūnasmallāhi alaihaftirā'an alaihi, sayajzīhim bimā kānū yaftarūna. Mereka berkata menurut anggapan mereka, “Inilah hewan ternak dan hasil bumi yang dilarang, tidak boleh dimakan, kecuali oleh orang yang kami kehendaki. Ada pula hewan yang diharamkan punggungnya tidak boleh ditunggangi dan ada hewan ternak yang ketika disembelih boleh tidak menyebut nama Allah.” Hal itu sebagai kebohongan terhadap Allah. Kelak Allah akan membalas semua yang mereka ada-adakan. وَقَالُوْا مَا فِيْ بُطُوْنِ هٰذِهِ الْاَنْعَامِ خَالِصَةٌ لِّذُكُوْرِنَا وَمُحَرَّمٌ عَلٰٓى اَزْوَاجِنَاۚ وَاِنْ يَّكُنْ مَّيْتَةً فَهُمْ فِيْهِ شُرَكَاۤءُ ۗسَيَجْزِيْهِمْ وَصْفَهُمْۗ اِنَّهٗ حَكِيْمٌ عَلِيْمٌ Wa qālū mā fī buṭūni hāżihil-anāmi khāliṣatul liżukūrinā wa muḥarramun alā azwājinā, wa iy yakum maitatan fahum fīhi syurakā'u, sayajzīhim waṣfahum, innahū ḥakīmun alīmun. Mereka juga berkata, “Apa yang ada di dalam perut hewan ternak ini khusus untuk kaum laki-laki kami dan haram bagi istri-istri kami.” Jika yang ada di dalam perut itu dilahirkan dalam keadaan mati, semua boleh memakannya. Kelak Allah akan membalas ketetapan mereka. Sesungguhnya Dia Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui. قَدْ خَسِرَ الَّذِيْنَ قَتَلُوْٓا اَوْلَادَهُمْ سَفَهًاۢ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَّحَرَّمُوْا مَا رَزَقَهُمُ اللّٰهُ افْتِرَاۤءً عَلَى اللّٰهِ ۗقَدْ ضَلُّوْا وَمَا كَانُوْا مُهْتَدِيْنَ ࣖ Qad khasiral-lażīna qatalū aulādahum safaham bigairi ilmiw wa ḥarramū mā razaqahumullāhuftirā'an alallāhi, qad ḍallū wa mā kānū muhtadīna. Sungguh rugi orang-orang yang membunuh anak-anak mereka karena kebodohan tanpa pengetahuan dan mengharamkan rezeki yang dikaruniakan Allah kepada mereka dengan semata-mata membuat-buat kebohongan terhadap Allah. Sungguh, mereka telah sesat dan tidak mendapat petunjuk. ۞ وَهُوَ الَّذِيْٓ اَنْشَاَ جَنّٰتٍ مَّعْرُوْشٰتٍ وَّغَيْرَ مَعْرُوْشٰتٍ وَّالنَّخْلَ وَالزَّرْعَ مُخْتَلِفًا اُكُلُهٗ وَالزَّيْتُوْنَ وَالرُّمَّانَ مُتَشَابِهًا وَّغَيْرَ مُتَشَابِهٍۗ كُلُوْا مِنْ ثَمَرِهٖٓ اِذَآ اَثْمَرَ وَاٰتُوْا حَقَّهٗ يَوْمَ حَصَادِهٖۖ وَلَا تُسْرِفُوْا ۗاِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَۙ Wa huwal-lażī ansya'a jannātim marūsyātiw wa gaira marūsyātiw wan-nakhla waz-zara mukhtalifan ukuluhū waz-zaitūna war-rummāna mutasyābihaw wa gaira mutasyābihin, kulū min ṡamarihī iżā aṡmara wa ātū ḥaqqahū yauma ḥaṣādihī, wa lā tusrifū, innahū lā yuḥibbul-musrifīna. Dialah yang menumbuhkan tanaman-tanaman yang merambat dan yang tidak merambat, pohon kurma, tanaman yang beraneka ragam rasanya, serta zaitun dan delima yang serupa bentuk dan warnanya dan tidak serupa rasanya. Makanlah buahnya apabila ia berbuah dan berikanlah haknya zakatnya pada waktu memetik hasilnya. Akan tetapi, janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. وَمِنَ الْاَنْعَامِ حَمُوْلَةً وَّفَرْشًا ۗ كُلُوْا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ وَلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌۙ Wa minal-anāmi ḥamūlataw wa farsyān, kulū mimmā razaqakumullāhu wa lā tattabiū khuṭuwātisy-syaiṭāni, innahū lakum aduwwum mubīnun. Di antara hewan-hewan ternak itu ada yang dijadikan pengangkut beban dan ada pula yang untuk disembelih. Makanlah rezeki yang diberikan Allah kepadamu. Janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya dia adalah musuh yang nyata bagimu. ثَمٰنِيَةَ اَزْوَاجٍۚ مِنَ الضَّأْنِ اثْنَيْنِ وَمِنَ الْمَعْزِ اثْنَيْنِۗ قُلْ ءٰۤالذَّكَرَيْنِ حَرَّمَ اَمِ الْاُنْثَيَيْنِ اَمَّا اشْتَمَلَتْ عَلَيْهِ اَرْحَامُ الْاُنْثَيَيْنِۗ نَبِّـُٔوْنِيْ بِعِلْمٍ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ Ṡamāniya azwājin, minaḍ-ḍa'niṡnaini wa minal-maziṡnaini, qul āżżakaraini ḥarrama amil-unṡayaini ammasytamalat alaihi arḥāmul-unṡayaini, nabbi'ūnī biilmin in kuntum ṣādiqīna. Ada delapan hewan ternak yang berpasangan empat pasang, yaitu sepasang domba dan sepasang kambing. Katakanlah, “Apakah yang Dia haramkan itu dua yang jantan, dua yang betina, atau yang ada dalam kandungan kedua betinanya? Terangkanlah kepadaku berdasarkan pengetahuan jika kamu orang yang benar.” وَمِنَ الْاِبِلِ اثْنَيْنِ وَمِنَ الْبَقَرِ اثْنَيْنِۗ قُلْ ءٰۤالذَّكَرَيْنِ حَرَّمَ اَمِ الْاُنْثَيَيْنِ اَمَّا اشْتَمَلَتْ عَلَيْهِ اَرْحَامُ الْاُنْثَيَيْنِۗ اَمْ كُنْتُمْ شُهَدَاۤءَ اِذْ وَصّٰىكُمُ اللّٰهُ بِهٰذَاۚ فَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرٰى عَلَى اللّٰهِ كَذِبًا لِّيُضِلَّ النَّاسَ بِغَيْرِ عِلْمٍۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَ ࣖ Wa minal-ibiliṡnaini wa minal-baqariṡnaini, qul āżżakaraini ḥarrama amil-unṡayaini ammasytamalat alaihi arḥāmul-unṡayaini, am kuntum syuhadā'a iż waṣṣākumullāhu bihāżā, faman aẓlamu mimmaniftarā alallāhi każibal liyuḍillan-nāsa bigairi ilmin, innallāha lā yahdil-qaumaẓ-ẓālimīna. Dua pasang lagi adalah sepasang unta dan sepasang sapi. Katakanlah, “Apakah yang Dia haramkan dua yang jantan, dua yang betina, atau yang ada dalam kandungan kedua betinanya? Apakah kamu menjadi saksi ketika Allah menetapkan ini bagimu? Siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah untuk menyesatkan orang-orang tanpa pengetahuan?” Sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. قُلْ لَّآ اَجِدُ فِيْ مَآ اُوْحِيَ اِلَيَّ مُحَرَّمًا عَلٰى طَاعِمٍ يَّطْعَمُهٗٓ اِلَّآ اَنْ يَّكُوْنَ مَيْتَةً اَوْ دَمًا مَّسْفُوْحًا اَوْ لَحْمَ خِنْزِيْرٍ فَاِنَّهٗ رِجْسٌ اَوْ فِسْقًا اُهِلَّ لِغَيْرِ اللّٰهِ بِهٖۚ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَّلَا عَادٍ فَاِنَّ رَبَّكَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ Qul lā ajidu fīmā ūḥiya ilayya muḥarraman alā ṭāimiy yaṭamuhū illā ay yakūna maitatan au damam masfūḥan au laḥma khinzīrin fa innahū rijsun au fisqan uhilla ligairillāhi bihī, famaniḍṭurra gaira bāgiw wa lā ādin fa inna rabbaka gafūrur raḥīmun. Katakanlah, “Tidak kudapati di dalam apa yang diwahyukan kepadaku sesuatu yang diharamkan memakannya bagi yang ingin memakannya, kecuali daging hewan yang mati bangkai, darah yang mengalir, daging babi karena ia najis, atau yang disembelih secara fasik, yaitu dengan menyebut nama selain Allah. Akan tetapi, siapa pun yang terpaksa bukan karena menginginkannya dan tidak melebihi batas darurat, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” وَعَلَى الَّذِيْنَ هَادُوْا حَرَّمْنَا كُلَّ ذِيْ ظُفُرٍۚ وَمِنَ الْبَقَرِ وَالْغَنَمِ حَرَّمْنَا عَلَيْهِمْ شُحُوْمَهُمَآ اِلَّا مَا حَمَلَتْ ظُهُوْرُهُمَآ اَوِ الْحَوَايَآ اَوْ مَا اخْتَلَطَ بِعَظْمٍۗ ذٰلِكَ جَزَيْنٰهُمْ بِبَغْيِهِمْۚ وَاِنَّا لَصٰدِقُوْنَ Wa alal-lażīna hādū ḥarramnā kulla żī ẓufurin, wa minal-baqari wal-ganami ḥarramnā alaihim syuḥūmahumā illā mā ḥamalat ẓuhūruhumā awil-ḥawāyā au makhtalaṭa biaẓmin, żālika jazaināhum bibagyihim, wa innā laṣādiqūna. Atas orang-orang Yahudi Kami mengharamkan semua hewan yang berkuku. Kami mengharamkan pula atas mereka lemak sapi dan domba, kecuali yang melekat di punggungnya, yang ada dalam isi perutnya, atau yang bercampur dengan tulang. Demikianlah Kami menghukum mereka karena kedurhakaannya. Sesungguhnya Kami Mahabenar. فَاِنْ كَذَّبُوْكَ فَقُلْ رَّبُّكُمْ ذُوْ رَحْمَةٍ وَّاسِعَةٍۚ وَلَا يُرَدُّ بَأْسُهٗ عَنِ الْقَوْمِ الْمُجْرِمِيْنَ Fa in każżabūka faqur rabbukum żū raḥmatiw wāsiahtin, wa lā yuraddu ba'suhū anil-qaumil-mujrimīna. Maka, jika mereka mendustakanmu, katakanlah, “Tuhanmu mempunyai rahmat yang luas dan siksa-Nya tidak dapat dielakkan dari orang-orang yang berdosa.” سَيَقُوْلُ الَّذِيْنَ اَشْرَكُوْا لَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ مَآ اَشْرَكْنَا وَلَآ اٰبَاۤؤُنَا وَلَا حَرَّمْنَا مِنْ شَيْءٍۗ كَذٰلِكَ كَذَّبَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ حَتّٰى ذَاقُوْا بَأْسَنَاۗ قُلْ هَلْ عِنْدَكُمْ مِّنْ عِلْمٍ فَتُخْرِجُوْهُ لَنَاۗ اِنْ تَتَّبِعُوْنَ اِلَّا الظَّنَّ وَاِنْ اَنْتُمْ اِلَّا تَخْرُصُوْنَ Sayaqūlul-lażīna asyrakū lau syā'allāhu mā asyraknā wa lā ābā'unā wa lā ḥarramnā min syai'in, każālika każżabal-lażīna min qablihim ḥattā żāqū ba'sanā, qul hal indakum min ilmin fa tukhrijūhu lanā, in tattabiūna illaẓ-ẓanna wa in antum illā takhruṣūna. Orang-orang musyrik akan berkata, “Jika Allah menghendaki, tentu kami tidak akan mempersekutukan-Nya, begitu pula nenek moyang kami, dan kami tidak akan mengharamkan apa pun.” Seperti itu pula orang-orang sebelum mereka telah mendustakan para rasul sampai mereka merasakan azab Kami. Katakanlah Nabi Muhammad, “Apakah kamu mempunyai dalil yang dapat kamu kemukakan kepada kami? Yang kamu ikuti hanya persangkaan belaka dan kamu hanya mengira-ngira.” قُلْ فَلِلّٰهِ الْحُجَّةُ الْبَالِغَةُۚ فَلَوْ شَاۤءَ لَهَدٰىكُمْ اَجْمَعِيْنَ Qul fa lillāhil-ḥujjatul-bāligahtu, fa lau syā'a lahadākum ajmaīna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Hanya milik Allahlah dalil yang kuat. Maka, kalau Dia menghendaki, niscaya kamu semua mendapat petunjuk.” قُلْ هَلُمَّ شُهَدَاۤءَكُمُ الَّذِيْنَ يَشْهَدُوْنَ اَنَّ اللّٰهَ حَرَّمَ هٰذَاۚ فَاِنْ شَهِدُوْا فَلَا تَشْهَدْ مَعَهُمْۚ وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَاۤءَ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَا وَالَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِالْاٰخِرَةِ وَهُمْ بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُوْنَ ࣖ Qul halumma syuhadā'akumul-lażīna yasyhadūna annallāha ḥarrama hāżā, fa in syahidū falā tasyhad maahum, wa lā tattabi ahwā'al-lażīna każżabū bi'āyātinā wal-lażīna lā yu'minūna bil-ākhirati wa hum birabbihim yadilūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Bawalah saksi-saksimu yang dapat membuktikan bahwa Allah mengharamkan ini.” Jika mereka memberi kesaksian, engkau jangan ikut pula memberi kesaksian bersama mereka. Jangan engkau ikuti keinginan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat dan mempersekutukan Tuhan. ۞ قُلْ تَعَالَوْا اَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ اَلَّا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًاۚ وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَوْلَادَكُمْ مِّنْ اِمْلَاقٍۗ نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَاِيَّاهُمْ ۚوَلَا تَقْرَبُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَۚ وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِيْ حَرَّمَ اللّٰهُ اِلَّا بِالْحَقِّۗ ذٰلِكُمْ وَصّٰىكُمْ بِهٖ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ Qul taālau atlu mā ḥarrama rabbukum alaikum allā tusyrikū bihī syai'aw wa bil-wālidaini iḥsānān, wa lā taqtulū aulādakum min imlāqin, naḥnu narzuqukum wa iyyāhum, wa lā taqrabul-fawāḥisya mā ẓahara minhā wa mā baṭana, wa lā taqtulun-nafsal-latī ḥarramallāhu illā bil-ḥaqqi, żālikum waṣṣākum bihī laallakum taqilūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Kemarilah! Aku akan membacakan apa yang diharamkan Tuhan kepadamu, yaitu janganlah mempersekutukan-Nya dengan apa pun, berbuat baiklah kepada kedua orang tua, dan janganlah membunuh anak-anakmu karena kemiskinan. Tuhanmu berfirman, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka.’ Janganlah pula kamu mendekati perbuatan keji, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi. Janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah, kecuali dengan alasan yang benar. Demikian itu Dia perintahkan kepadamu agar kamu mengerti. وَلَا تَقْرَبُوْا مَالَ الْيَتِيْمِ اِلَّا بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُ حَتّٰى يَبْلُغَ اَشُدَّهٗ ۚوَاَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيْزَانَ بِالْقِسْطِۚ لَا نُكَلِّفُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَاۚ وَاِذَا قُلْتُمْ فَاعْدِلُوْا وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبٰىۚ وَبِعَهْدِ اللّٰهِ اَوْفُوْاۗ ذٰلِكُمْ وَصّٰىكُمْ بِهٖ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَۙ Wa lā taqrabū mālal-yatīmi illā bil-latī hiya aḥsanu ḥattā yabluga asyuddahū, wa auful-kaila wal-mīzāna bil-qisṭi, lā nukallifu nafsan illā wusahā, wa iżā qultum fadilū wa lau kāna żā qurbā, wa biahdillāhi aufū, żālikum waṣṣākum bihī laallakum tażakkarūna. Janganlah kamu mendekati menggunakan harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, sampai dia mencapai usia dewasa. Sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya. Apabila kamu berbicara, lakukanlah secara adil sekalipun dia kerabat-mu. Penuhilah pula janji Allah. Demikian itu Dia perintahkan kepadamu agar kamu mengambil pelajaran.” وَاَنَّ هٰذَا صِرَاطِيْ مُسْتَقِيْمًا فَاتَّبِعُوْهُ ۚوَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيْلِهٖ ۗذٰلِكُمْ وَصّٰىكُمْ بِهٖ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ Wa anna hāżā ṣirāṭī mustaqīman fattabiūhu, wa lā tattabius-subula fa tafarraqa bikum an sabīlihī, żālikum waṣṣākum bihī laallakum tattaqūna. Sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah! Jangan kamu ikuti jalan-jalan yang lain sehingga mencerai-beraikanmu dari jalan-Nya. Demikian itu Dia perintahkan kepadamu agar kamu bertakwa. ثُمَّ اٰتَيْنَا مُوْسَى الْكِتٰبَ تَمَامًا عَلَى الَّذِيْٓ اَحْسَنَ وَتَفْصِيْلًا لِّكُلِّ شَيْءٍ وَّهُدًى وَّرَحْمَةً لَّعَلَّهُمْ بِلِقَاۤءِ رَبِّهِمْ يُؤْمِنُوْنَ ࣖ Ṡumma ātainā mūsal-kitāba tamāman alal-lażī aḥsana wa tafṣīlal likulli syai'iw wa hudaw wa raḥmatal laallahum biliqā'i rabbihim yu'minūna. Kemudian, Kami telah menganugerahkan kepada Musa Kitab Taurat untuk menyempurnakan nikmat Kami kepada orang yang berbuat kebaikan, menjelaskan secara rinci segala sesuatu, serta memberi petunjuk dan rahmat agar mereka beriman kepada pertemuan dengan Tuhannya. وَهٰذَا كِتٰبٌ اَنْزَلْنٰهُ مُبٰرَكٌ فَاتَّبِعُوْهُ وَاتَّقُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَۙ Wa hāżā kitābun anzalnāhu mubārakun fattabiūhu wattaqū laallakum turḥamūna. Al-Qur’an ini adalah Kitab yang Kami turunkan lagi diberkahi. Maka, ikutilah dan bertakwalah agar kamu dirahmati. اَنْ تَقُوْلُوْٓا اِنَّمَآ اُنْزِلَ الْكِتٰبُ عَلٰى طَاۤىِٕفَتَيْنِ مِنْ قَبْلِنَاۖ وَاِنْ كُنَّا عَنْ دِرَاسَتِهِمْ لَغٰفِلِيْنَۙ An taqūlū innamā unzilal-kitābu alā ṭā'ifataini min qablinā, wa in kunnā an dirāsatihim lagāfilīna. Kami turunkan Al-Qur’an itu supaya kamu tidak mengatakan, “Kitab itu hanya diturunkan kepada dua golongan sebelum kami Yahudi dan Nasrani dan sesungguhnya kami lengah dari apa yang mereka baca,” اَوْ تَقُوْلُوْا لَوْ اَنَّآ اُنْزِلَ عَلَيْنَا الْكِتٰبُ لَكُنَّآ اَهْدٰى مِنْهُمْۚ فَقَدْ جَاۤءَكُمْ بَيِّنَةٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَهُدًى وَّرَحْمَةٌ ۚفَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنْ كَذَّبَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ وَصَدَفَ عَنْهَا ۗسَنَجْزِى الَّذِيْنَ يَصْدِفُوْنَ عَنْ اٰيٰتِنَا سُوْۤءَ الْعَذَابِ بِمَا كَانُوْا يَصْدِفُوْنَ Au taqūlū lau annā unzila alainal-kitābu lakunnā ahdā minhum, faqad jā'akum bayyinatum mir rabbikum wa hudaw wa raḥmahtun, faman aẓlamu mimman każżaba bi'āyātillāhi wa ṣadafa anhā, sanajzil-lażīna yaṣdifūna an āyātinā sū'al-ażābi bimā kānū yaṣdifūna. atau supaya kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya jikalau Kitab itu diturunkan kepada kami, tentulah kami lebih mendapat petunjuk daripada mereka.” Sungguh, telah datang kepadamu penjelasan yang nyata, petunjuk, dan rahmat dari Tuhanmu. Maka, siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan berpaling darinya? Kelak, Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang berpaling dari ayat-ayat Kami dengan siksaan yang buruk karena mereka selalu berpaling. هَلْ يَنْظُرُوْنَ اِلَّآ اَنْ تَأْتِيَهُمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ اَوْ يَأْتِيَ رَبُّكَ اَوْ يَأْتِيَ بَعْضُ اٰيٰتِ رَبِّكَ ۗيَوْمَ يَأْتِيْ بَعْضُ اٰيٰتِ رَبِّكَ لَا يَنْفَعُ نَفْسًا اِيْمَانُهَا لَمْ تَكُنْ اٰمَنَتْ مِنْ قَبْلُ اَوْ كَسَبَتْ فِيْٓ اِيْمَانِهَا خَيْرًاۗ قُلِ انْتَظِرُوْٓا اِنَّا مُنْتَظِرُوْنَ Hal yanẓurūna illā an ta'tiyahumul-malā'ikatu au ya'tiya rabbuka au ya'tiya baḍu āyāti rabbika, yauma ya'tī baḍu āyāti rabbika lā yanfau nafsan īmānuhā lam takun āmanat min qablu au kasabat fī īmānihā khairān, qulintaẓirū innā muntaẓirūna. Yang mereka nanti-nantikan hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka, kedatangan Tuhanmu, atau sebagian tanda-tanda dari Tuhanmu. Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu tidak bermanfaat lagi iman seseorang yang belum beriman sebelum itu atau belum berusaha berbuat kebajikan dalam masa imannya itu. Katakanlah, “Tunggulah! Sesungguhnya Kami pun menunggu.” اِنَّ الَّذِيْنَ فَرَّقُوْا دِيْنَهُمْ وَكَانُوْا شِيَعًا لَّسْتَ مِنْهُمْ فِيْ شَيْءٍۗ اِنَّمَآ اَمْرُهُمْ اِلَى اللّٰهِ ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَفْعَلُوْنَ Innal-lażīna farraqū dīnahum wa kānū syiyaal lasta minhum fī syai'in, innamā amruhum ilallāhi ṡumma yunabbi'uhum bimā kānū yafalūna. Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka menjadi terpecah dalam golongan-golongan, sedikit pun engkau Nabi Muhammad tidak bertanggung jawab terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka terserah hanya kepada Allah. Kemudian, Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat. مَنْ جَاۤءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهٗ عَشْرُ اَمْثَالِهَا ۚوَمَنْ جَاۤءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزٰٓى اِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ Man jā'a bil-ḥasanati fa lahū asyru amṡālihā, wa man jā'a bis-sayyi'ati falā yujzā illā miṡlahā wa hum lā yuẓlamūna. Siapa yang berbuat kebaikan, dia akan mendapat balasan sepuluh kali lipatnya. Siapa yang berbuat keburukan, dia tidak akan diberi balasan melainkan yang seimbang dengannya. Mereka sedikit pun tidak dizalimi dirugikan. قُلْ اِنَّنِيْ هَدٰىنِيْ رَبِّيْٓ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ ەۚ دِيْنًا قِيَمًا مِّلَّةَ اِبْرٰهِيْمَ حَنِيْفًاۚ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ Qul innanī hadānī rabbī ilā ṣirāṭim mustaqīmin, dīnan qiyamam millata ibrāhīma ḥanīfān, wa mā kāna minal-musyrikīna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Sesungguhnya Tuhanku telah membimbingku ke jalan yang lurus, agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus, dan dia Ibrahim tidak termasuk orang-orang musyrik.” قُلْ اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ Qul inna ṣalātī wa nusukī wa maḥyāya wa mamātī lillāhi rabbil-ālamīna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. لَا شَرِيْكَ لَهٗ ۚوَبِذٰلِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا۠ اَوَّلُ الْمُسْلِمِيْنَ Lā syarīka lahū, wa biżālika umirtu wa ana awwalul-muslimīna. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Itulah yang diperintahkan kepadaku. Aku adalah orang yang pertama dalam kelompok orang muslim.” قُلْ اَغَيْرَ اللّٰهِ اَبْغِيْ رَبًّا وَّهُوَ رَبُّ كُلِّ شَيْءٍۗ وَلَا تَكْسِبُ كُلُّ نَفْسٍ اِلَّا عَلَيْهَاۚ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِّزْرَ اُخْرٰىۚ ثُمَّ اِلٰى رَبِّكُمْ مَّرْجِعُكُمْ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيْهِ تَخْتَلِفُوْنَ Qul agairallāhi abgī rabbaw wa huwa rabbu kulli syai'in, wa lā taksibu kullu nafsin illā alaihā, wa lā taziru wāziratuw wizra ukhrā, ṡumma ilā rabbikum marjiukum fa yunabbi'ukum bimā kuntum fīhi takhtalifūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Apakah aku pantas mencari tuhan selain Allah, padahal Dialah Tuhan bagi segala sesuatu. Setiap orang yang berbuat dosa, dirinya sendirilah yang akan bertanggung jawab. Seseorang tidak akan memikul beban dosa orang lain. Kemudian, kepada Tuhanmulah kamu kembali, lalu Dia akan memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan.” وَهُوَ الَّذِيْ جَعَلَكُمْ خَلٰۤىِٕفَ الْاَرْضِ وَرَفَعَ بَعْضَكُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجٰتٍ لِّيَبْلُوَكُمْ فِيْ مَآ اٰتٰىكُمْۗ اِنَّ رَبَّكَ سَرِيْعُ الْعِقَابِۖ وَاِنَّهٗ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ࣖ Wa huwal-lażī jaalakum khalā'ifal-arḍi wa rafaa baḍakum fauqa baḍin darajātil liyabluwakum fī mā ātākum, inna rabbaka sarīul-iqābi, wa innahū lagafūrur raḥīmun. Dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi dan Dia meninggikan sebagian kamu beberapa derajat atas sebagian yang lain untuk menguji kamu atas apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat hukuman-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Untuklebih menguatkan uraian sifat-sifat Allah seperti yang disebut sebelumnya, Allah lalu menyatakan bahwa dia tidak dapat dicapai dalam bentuk apa pun oleh penglihatan mata, sedang dia dapat menjangkau dan melihat dengan sejelas-jelasnya segala penglihatan itu, dan dialah yang mahahalus sehingga tidak dapat dilihat oleh makhluk, lagi mahateliti sehingga dapat melihat segala sesuatukemampuan penglihatan manusia amat terbatas seperti diisyaratkan oleh ayat sebelum ini.
Sebagai umat Islam hendaklah mengutamakan persatuan dan menghindari perpecahan. Seperti halnya dalam Alquran surat Ali Imran Ali Imran merupakan surat ke-3 dalam ayat dalam surat Ali Imran berjumlah 200 ini termasuk dalam kategori surat surat Madaniyah adalah wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam setelah berhijrah ke banyak faedah yang terdapat dalam surat Ali Imran, salah satunya dibahas pada ayat ayat tersebut mengajak agar hendaklah bersatu di atas kebenaran Alquran dan Sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa Juga Kandungan Surat Luqman, Salah Satunya tentang Pendidikan!Bacaan Surat Ali Imran Ayat 103 dalam Tulisan Arab, Latin, dan ArtinyaFoto Foto Ilustrasi Membaca Alquran Orami Photo StockSebelum memahami artinya, berikut bacaan surat Ali Imran 103 dalam tulisan Arab dan latinnya agar mudah dibacaوَٱعْتَصِمُوا۟ بِحَبْلِ ٱللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا۟ ۚ وَٱذْكُرُوا۟ نِعْمَتَ ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِۦٓ إِخْوَٰنًا وَكُنتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ ٱلنَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمْ ءَايَٰتِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَwa’taṣimụ biḥablillāhi jamī’aw wa lā tafarraqụ ważkurụ ni’matallāhi alaikum iż kuntum a’dā`an fa allafa baina qulụbikum fa aṣbaḥtum bini’matihī ikhwānā, wa kuntum alā syafā ḥufratim minan-nāri fa angqażakum min-hā, każālika yubayyinullāhu lakum āyātihī la’allakum tahtadụnArtinya "Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali agama Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu masa Jahiliyah bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadikan kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk." QS. Ali Imran 103Baca Juga Kandungan dan Fadilah Surat Hud, Masya Allah!Tafsir Surat Ali Imran 103Foto Foto Alquran dan Tasbih Orami Photo StockIbnu Jarir Ath Thabari berkata tentang tafsir surat Ali Imran 103 ini"Allah Ta’ala menghendaki dengan ayat ini, dan berpeganglah kamu semuanya kepada agama Allah yang telah Dia perintahkan, dan berpeganglah kamu semuanya kepada janjiNya yang Dia Allah telah mengadakan perjanjian atas kamu di dalam kitabNya, yang berupa persatuan dan kesepakatan di atas kalimat yang haq dan berserah diri terhadap perintah Allah." Tafsir Jami'ul Bayan 4/30Dari penjabaran tersebut, menunjukkan landasan pentingnya mengenai itu, dijelaskan pula pentingnya kesepakatan di atas kebenaran sesuai apa yang terdapat di dalam Alquran dan sunnah nabi, serta berserah diri terhadap perintah yang dikehendaki oleh Allah adalah persatuan berdasarkan akidah dan بِحَبْلِ ٱللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا۟Artinya "Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali agama Allah, dan janganlah kamu bercerai berai."Pada potongan awal dari surat Ali Imran 103 tersebut, ungkapan "kepada tali Allah" artinya berpegang kepada tersebut juga melarang adanya bercerai berai atau berpecah belah yang terjadi dalam umat Juga Kandungan Surat Muhammad dan Keutamaannya, Yuk Pelajari!Faedah Surat Ali Imran Ayat 103Foto Ilustrasi Berdoa kepada Allah Orami Photo StockAlquran merupakan pedoman hidup bagi umat itu, terdapat banyak faedah yang menjadi landasan dalam menjalankan kehidupan di dunia satunya adalah yang terdapat dalam surat Ali Imran ayat surat Ali Imran 103 mengajarkan kepada umat Islam untuk tidak lebih mementingkan golongan tertentu daripada kesatuan hendaknya berlandasan pada Alquran dan tersebut juga memerintahkan larangan berpecah belah, yang dipertegas dalam banyak hadist Rasulullah shallallahu 'alaihi wa satu sebagaimana disebutkan dalam Shahih Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabdaإِنَّ اللهَ يَرْضَى لَكُمْ ثَلَاثًا وَيَسْخَطُ لَكُمْ ثَلَاثًا يَرْضَى لَكُمْ أَنْ تَعْبُدُوْهُ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهِ شَيْئًا، وَأَنْ تَعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعًا وَلَا تَفَرَّقُوْا، وَأَنْ تُنَاصِحُوْا مَنْ وَلَّاهُ اللهُ أَمْرَكُمْ، وَيَسْخَطُ لَكُمْ قِيلَ وَقَالَ، وَإِضَاعَةَ الْمَالِ، وَكَثْرَةَ "Sesungguhnya Allah meridhai kalian dalam tiga perkara dan membenci kalian dalam tiga perkara. Dia meridhai kalian jika kalian beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, berpegang teguh pada tali Allah dan tidak bercerai berai dan memberi nasehat kepada ulil amri pemimpin yang mengurus urusan kalian. Dan Allah membenci kalian dalam tiga perkara, yaitu banyak bicara menyampaikan perkataan tanpa mengetahui kebenarannya, menyia-nyiakan harta boros dan banyak bertanya yang tidak penting." HR Muslim dan AhmadBaca Juga Kandungan dan Keutamaan Surat Al Isra, Masya Allah!Namun, saat ini sering kali terjadi perbedaan pendapat yang menjurus pada hal itu terjadi, maka kembalilah pada landasan Alquran dan Fauzan berkata, “Perbedaan memang sudah jadi tabiat. Namun Allah sudah menunjuki dalam Al Qur’an dan As Sunnah bahwa jika terjadi perselisihan dan tidak diketahui manakah yang benar di antara yang ada, maka dikembalikan kepada kedua sumber rujukan tersebut. Jika didapati dalam dua sumber tersebut, itulah yang benar, maka itulah yang diikuti. Jika tidak benar, maka tentu ditinggalkan. Karena tujuan kita adalah mengikuti kebenaran, bukan sekedar mengikuti logika, tradisi atau guru. Sifat seorang muslim bukanlah demikian, namun kebenaran yang selalu ia cari. Di mana saja ia dapati kebenaran tersebut, itulah yang ia ambil.” Syarh Masail Al Jahiliyyah, hal. 26Baca Juga Surah Al Insan, Pengingat Tentang Hakikat Penciptaan ManusiaItulah penjelasan mengenai surat Ali Imran 103 yang bisa menjadi renungan bagi umat Islam untuk menghindari terjadi pertengkaran atau adanya surat Ali Imran 103 ini, kita kembali diingatkan bahwa sesama muslim adalah bersaudara.
\n surat al an am ayat 103 latin dan artinya
.

surat al an am ayat 103 latin dan artinya